webnovel

1. Danau Permaisuri

Di wilayah timur benua desolate terdapat sebuah wilayah yang disebut danau permaisuri.

Itu adalah wilayah yang sangat luas, namun yang disebut danau permaisuri sebenarnya hanyalah sebuah danau kecil. Itu memiliki luas sekitar 200 meter persegi.

Mengelilingi danau itu adalah sebuah kota kuno yang tampaknya sudah ada sejak era yang tak terhitung jumlahnya.

Kota itu penuh dengan orang-orang yang datang dan pergi.

Setiap hari, ada ribuan orang yang datang ke kota itu.

Tentu saja, mereka tidak datang untuk kota itu, tapi untuk danau permaisuri yang berada di tengah-tengah kota itu.

Mereka yang datang ke kota itu pada akhirnya berkumpul di sekitar danau itu.

Danau itu sendiri penuh dengan orang yang sedang mandi, tapi tidak satupun dari orang-orang yang mandi di danau itu berjenis kelamin pria, mereka semua adalah wanita.

Tentu saja, ada alasan mengapa danau itu disebut danau permaisuri. Itu karena tidak ada pria yang bisa masuk ke danau itu.

Menurut legenda, ada seorang immortal yang jatuh dari surga ke danau itu.

Immortal itu dikatakan sedang berkultivasi di bawah danau itu. Karena dia bosan berkultivasi terlalu lama, dia akhirnya membiarkan para wanita mandi di danau itu.

Dari bawah danau, dia menonton para wanita mandi sambil mengangumi kecantikan mereka.

Itu adalah legenda yang paling populer, beberapa orang tidak setuju dengan legenda itu dan mengatakan bahwa immortal di bawah danau itu adalah seorang wanita. Immortal wanita itu tidak ingin merasa kesepian, jadi dia membiarkan para wanita masuk ke danau untuk menemaninya.

Tidak ada yang tahu legenda mana yang benar, tapi legenda bahwa ada seorang immortal di bawah danau itu dipercaya oleh kebanyakan orang.

Alasan untuk itu adalah karena beberapa wanita yang mandi di danau itu mengklaim telah menerima bimbingan dari sang immortal.

Hanya sebuah klaim belaka mungkin tidak meyakinkan sama sekali, tapi setiap wanita yang membuat klaim itu pada akhirnya berhasil menciptakan dao mereka sendiri, menerobos ke ranah supreme, dan menjadi sosok tak terkalahkan di era mereka.

Kata-kata seorang supreme sama sucinya dengan surga, siapa yang berani meragukan kata-kata sekelompok supreme.

Bahkan para paragon yang perkasa tidak berani melakukan itu.

Pada akhirnya, wanita-wanita yang berpikir mereka memiliki kualifikasi untuk mendapatkan bimbingan sang immortal datang ke danau itu untuk mencari keberuntungan.

Hari ini adalah awal dari musim semi, area di sekitar danau itu dipenuhi oleh lebih banyak orang daripada hari-hari biasa.

Alasan untuk itu adalah karena Fairy Moon, wanita yang paling berbakat dan paling cantik di sekte bulan ungu datang untuk mandi di danau itu.

Di timur danau itu, kerumunan membuka jalan saat sebuah gerbong yang ditarik oleh sepasang kuda putih bersayap emas lewat.

Di belakang gerbong itu, ada sekelompok pria dan wanita muda yang mengikuti.

Mereka tampan dan cantik, pakaian mereka mewah seperti pakaian anggota kerajaan.

Jika ada yang kurang dari mereka adalah ekspresi sombong yang terlihat jelas di wajah mereka.

Tentu saja, itu bukan hal aneh untuk para murid sekte perkasa seperti sekte bulan ungu.

Ekspresi sombong mereka mungkin membuat rakyat jelata merasa tidak nyaman, tapi dalam hati mereka juga ingin berada di posisi mereka.

Saat gerbong berhenti di depan danau, salah satu dari wanita muda itu maju ke depan. Dia melangkah dengan hati-hati saat dia mendekati gerbong itu. Begitu dia tiba di sisi pintu gerbong, dia membukanya dengan tangannya yang halus.

Orang-orang tidak bisa melihat ke dalam gerbong itu karena ada semacam penghalang ilusi yang menghalangi pandangan mereka.

Tapi dengan cepat mereka menahan nafas mereka saat mereka melihat sebuah kaki panjang dan langsing dengan kulit seperti salju keluar dari gerbong itu.

Semua murid di belakang gerbong itu langsung menyembunyikan ekspresi arogan mereka dan menggantinya dengan senyum yang paling ramah yang pernah ada.

Jika mereka tidak melihat mereka secara pribadi, orang-orang pasti tidak akan percaya kalau murid-murid sekte bulan ungu bisa tersenyum begitu ramah. Faktanya, mereka sendiri tidak pernah menunjukkan senyum seperti itu bahkan ketika mereka bertemu dengan leluhur mereka.

Mereka semakin mengantisipasi si pemilik kaki itu.

Setelah kaki pertama, kaki berikutnya akhirnya keluar dari gerbong itu.

Segera setelah itu mereka melihat sosok wanita muda yang kecantikannya di luar tinta dan kuas fana untuk menggambarkannya.

Tubuhnya yang tinggi dan langsing dibalut oleh gaun hitam dengan renda ungu melilit pinggangnya sementara rambutnya yang berwarna ungu mencapai pahanya dan mereka halus seperti sutra.

Dia memiliki mata biru yang tenang seperti lautan.

Orang akan merasa seolah-olah mereka sedang melihat lautan yang tak berujung saat mereka melihat matanya.

"Tenang seperti bulan purnama, dan misterius seperti samudera, apakah ada wanita yang lebih cantik darinya di benua desolate ini?"

"Mungkin ada yang secantik dia di masa lalu, tapi di era ini, tidak ada keraguan bahwa dia yang paling cantik."

"Dia juga memiliki bakat yang tak tertandingi, dia sudah mencapai ranah sovereign di usia yang begitu muda, jika hanya ada satu orang yang menjadi supreme di era ini, itu pasti dia."

"Oh, jika immortal di bawah danau itu adalah pria, aku yakin dia pasti akan memberinya bimbingan."

"Ya, bahkan seorang immortal tidak akan sanggup menolak wanita yang begitu cantik dan anggun."

"Ku dengar sang singa muda dari klan singa ilahi, tuan muda sekte awan merah, dan sang murid Master Asal Pedang sedang menuju ke sini setelah mereka mendengar bahwa Fairy Moon datang ke sini."

"Yah, mereka seharusnya tiba sebentar lagi, tapi siapa Fairy Moon, bahkan jika mereka semua bergabung, status mereka masih tidak bisa dibandingkan dengan Fairy Moon."

Tidak ada fluktuasi di wajah Fairy Moon meskipun banyak mata sedang menatapnya.

Sejak dia turun dari gerbongnya, tatapannya hanya tertuju pada danau di depan.

Banyak wanita yang sedang mandi di danau itu, tapi karena kedatangan Fairy Moon, mereka dengan cepat pergi.

Apakah itu bakat, kecantikan, atau latar belakang, Fairy Moon jauh di atas mereka semua, mereka semua merasa tidak memenuhi syarat mandi bersamanya.

Dia tidak langsung pergi ke danau setelah dia turun. Setelah beberapa saat menatap danau itu, dia kemudian menatap pinggiran utara danau itu.

Di sana, ada sebuah patung seorang pemuda yang berdiri dengan satu tangan di punggung sementara tangan yang lain terulur ke langit.

Postur patung itu sangat mendominasi, dia tampaknya ingin menarik langit ke bawah dengan tangannya itu.

Sayangnya, patung itu sudah rusak, wajah patung itu tidak dapat dikenali lagi.

Meski begitu, orang-orang masih membungkuk untuk memberi hormat saat mereka melewati patung itu.

Di samping patung itu, ada sebuah monumen batu kecil.

Sebuah kalimat mutiara tertulis di monumen batu itu.

(Bermimpi lah setinggi langit, bahkan jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang!)

Fairy Moon yang menatap patung itu meletakkan salah satu tangannya di dadanya, kemudian membungkuk kepadanya.

"Jika anda adalah leluhur saya, saya harap anda memberkahi saya," ucapnya dengan suara pelan.

Tidak ada yang mendengar kata-katanya, orang-orang juga tidak menganggap aneh tindakannya.

Meski kebanyakan orang tidak tahu asal-usul patung itu, tapi setiap supreme yang datang ke kota itu akan memberi hormat kepada patung itu.

Dikatakan kalau itu sudah ada bahkan sebelum danau permaisuri populer.

Kata-kata yang tertulis di monumen batu itu kemudian menjadi kata-kata pertama yang diajarkan oleh para tetua sekte kepada murid-murid baru.

Setelah membungkuk pada patung itu, Fairy Moon segera melangkah menuju danau.

Langkah kakinya sangat anggun seperti peri, dia seolah-olah tidak menginjak tanah saat kakinya mendarat di tanah. Orang lain setidaknya butuh latihan 30 tahun untuk memiliki langkah kaki seperti itu.

Meski langkah kakinya luar biasa, kakinya masih tenggelam saat mereka menginjak air di danau itu. Kultivator dapat berjalan di atas air, tapi tidak ada yang dapat berjalan di danau itu. Orang-orang hanya dapat berenang.

Dikatakan bahwa bahkan supreme akan dipaksa berenang saat mereka memasuki danau itu.

Fairy Moon dengan cepat tiba di tengah danau, dia berhenti di sana, seluruh tubuhnya tenggelam, sekarang hanya kepalanya yang masih bisa dilihat. Tapi orang-orang tidak bisa melihatnya terlalu lama karena kabut tiba-tiba muncul di sekelilingnya dan menghalangi pandangan mereka.

Fairy Moon yang berada di dalam kabut itu tidak melakukan apa-apa selain berendam di dalam air. Dia hanya melamun dan memandangi awan di langit.

Untuk wanita seperti dia, dia tentu saja tidak akan melakukan hal-hal aneh di danau itu.

Tapi hal aneh yang belum pernah terjadi tiba-tiba terjadi di danau itu.

Dia tiba-tiba mendengar suara percikan air di bawah danau itu, dan itu terdengar cukup keras.

Dia hendak menyelamkan kepalanya ke dalam air untuk melihat apa yang terjadi, tapi sebelum dia bisa melakukannya, seorang pemuda yang tampaknya baru berusia 17 tahun tiba-tiba keluar dari bawah air dan dia meluncur ke arahnya.

Pada akhirnya, pemuda itu mendarat di tubuhnya. Meski matanya tertutup, tapi tangan pemuda itu langsung memeluk tubuhnya saat dia mendarat di tubuhnya.

Segera setelah itu mata pemuda itu terbuka.

Pemuda itu memiliki rambut putih panjang tapi matanya hitam pekat seperti langit malam.

Samar-samar, Fairy Moon merasa seolah-olah melihat bintang-bintang di dalam mata pemuda itu.

Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi wajahnya tiba-tiba tersipu.

Pemuda itu menatapnya, awalnya pemuda itu masih terlihat bingung seperti orang yang baru saja bangun tidur, tapi dengan cepat dia tersenyum.

"Bangun tidur di pelukan seorang kecantikan, sepertinya keberuntungan ku masih luar biasa seperti biasanya," ucapnya.

"Ahhhh..." Fairy Moon tiba-tiba sadar posisi mereka saat ini.

Dia mungkin wanita yang tenang, tapi dia bahkan tidak pernah berpegangan tangan dengan pria, belum lagi berpelukan.

Dia mencoba mendorongnya, tapi dia menemukan dia tidak dapat mendorongnya tidak peduli berapa banyak kekuatan yang dia lepaskan. Tidak, masalahnya dia menemukan kekuatan di tubuhnya tiba-tiba berada di luar kendalinya, kekuatannya tampaknya tidak ingin mengikuti perintahnya.

Pada akhirnya, dia hanya bisa melompat keluar dari dalam danau itu.

Anehnya, dia dapat menggunakan kekuatannya saat dia melompat.

Nächstes Kapitel