webnovel

BAB212

"Dek, mau telur asin nggak?" Suara itu adalah suara penjual makanan keliling kampus, makanannya ditaruh di bakul.

"Oh iya, Bu." Aku mengeluarkan uang dari saku, membeli dua telur asin dan dua gelas air mineral.

"Apa, sih, yang diributkan?" tanya ibu penjual telur asin sambil memberikan jualannya.

"Nggak apa-apa, Bu," jawabku, "Biasa, perempuan, emang mau diperhatiin terus."

"Dih, apaan sih," pintas Dina, "Nggak gitu, Bu. Nih, dua cowok nggak mau modal."

"Nggak apa-apa, Nak. Laki-laki zaman sekaran emang suka gitu, cuman modal gombalan dan tampang doang:

"Hahaha ... benar, Bu. Sepakat saya!"

Aku meresa dipojokkan oleh mereka berdua. "Ya Nggak semua laki-laki juga kali, Bu."

"Nggak semua memang, tapi kebanyakan," balas si ibu.

"Saya mah enggak termasuk, Bu."

"Iya, enggak," jawab Dina, "Enggak termasuk yang mau, modal."

Dina tertawa, si Ibu penjual telur asin malah ikut tertawa. Tapi, tertawanya sedikit saja.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel