"Benar. Ternyata pagi juga memiliki bahagia. Pagi adalah awal dari segala bahagia yang akan kita reguk hingga sore tiba." Motornya melaju lebih cepat.
Wulan tersenyum. Lagi-lagi ia dibuat kagum oleh lelaki itu. Tanpa ia sadar disandarkan pipinya ke pundak Boby. Ada rasa nyaman yang di rasakannya di sana. Angin berembus menerpa wajah Wulan.
Rambutnya bergerai membuat Wulan terlihat memesona. Tangannya melingkar ke pinggang Boby.
Pukul empat sore, Wulan keluar kelas. Hari ini Zahra lebih cepat pulang karena ada urusan yang harus ia selesaikan. Terpaksa Wulan pulang sendiri.
Ia berjalan turun dari lantai tiga gedung kuliahnya. Melalui tangga yang diduduki oleh beberapa lelaki yang sibuk menggoda perempuan yang lalu lalang di tangga itu. Wulan hanya tersenyum saat mereka juga menggoda dirinya. Kemudian, berlalu meninggalkan sekelompok anak lelaki yang terus menggoda setiap perempuan yang lalu lalang di tangga.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com