~ Sebelumnya ~
"Maaf?" Gumam Morgan, seolah-seolah meminta maaf atas kelancangannya barusan, atau mungkin kepada manusia yang keras kepala yang tidak pernah sekali pun memohon ampun di bawah penyiksaannya waktu dulu.
Rey kembali ke kenyataan setelah melamun selama beberapa saat. Dia memiringkan kepalanya dalam keadaan keheranan saat dia menatap ke arah Morgan. Untuk beberapa alasan, dia menyadari kalau tatapan Morgan dengan kepalanya yang menunduk mirip dengan seorang anak kecil yang menantikan hukuman setelah melakukan suatu kesalahan besar. Kedua matanya yang memerah secara mengejutkan terlihat begitu menggemaskan.
"Ahem..." Rey berpikir, 'Meskipun sifatnya sedikit jelek, dia bukanlah anak yang nakal.' Dia merentangkan tangannya untuk membelai kepala Morgan sambil berpikir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com