Bima melirik kepada Rahel yang terlelap sejak perjalanan dari Serang menuju Bandung. Gadis yang duduk pada bangku samping kemudi itu nampak sangat nyenyak sekali. Sesuai dengan permintaan Rahel, Bima tidak mengantarkan Rahel ke rumah Tuan Angga yang berada di pucuk bukit tertinggi di daerah puncak. Bima membawa Rahel ke arah berlawanan dari rumah Tuan Angga. Ia membawa Rahel ke sebuah villa milik keluarga Hatara yang sudah lama tidak dikunjungi. Namun masih terletak di daerah pegunungan yang sama dengan kediaman Tuan Angga.
Bima memberanikan diri menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Rahel yang masih terlelap, bersandar pada bangku mobil. Tatapan lelaki itu nampak sangat teduh sekali dan penuh kasih sayang pada Rahel.
"Coba saja kamu mau menerimaku, mungkin semua tidak akan sesulit ini!" tutur Bima mengakhiri kalimatnya dengan lengkungan pada kedua sudut bibirnya. Lalu kembali mengarahkan tatapannya pada jalanan yang berada di luar mobil.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com