webnovel

Sahabat

Di bangunan utama, Yudha perlahan melangkahkan kakinya. Meski hari masih pagi, tapi suasana di dalam masih terbilang gelap. Seluruh jendela dan pintu tertutup rapat. Pintu utama yang baru saja Yudha lewati juga tertutup secara misterius seperti sebelumnya.

Yudha menggunakan senter dari ponselnya sebagai penerangan. Tempat yang ia tuju pertama adalah kamar, tempat ia tersadar dari pingsan waktu itu.

Yudha mengarahkan senter ponselnya ke seluruh sudut ruangan. Kamar ini tetap pengap dan berdebu seperti sebelumnya. Untung saja, Yudha sudah mempersiapkannya sejak awal.

Yudha memakai maskernya dan berjalan ke arah jendela. Dengan susah payah, ia membuka jendela yang kuncinya sudah berkarat itu. Ia mencongkel jendela menggunakan besi kecil yang ia bawah dari rumah. Sepertinya, ia bakat juga jadi maling. Yudha akan menurunkan bakatnya ini pada anak-anaknya kelak.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel