webnovel

Jantung Berdebar

Hari sebelum keberangkatan.

Saat makan malam, Reiji yang masih berwujud kucing mendekam di sudut ruang makan. Sangat jauh dari Tuan Yudha berada.

"Lalu, apa yang kita lakukan setelah ini, Pa?" Reii bertanya. Ia sambil menjilati kaki depannya. Baiklah, itu sudah menjadi kebiasaan baginya akhi-akhir ini. Ia seperti memiliki insting hewan.

"Papa tidak punya rencana apa pun, Dede. Bang Siji sudah melakukan segalanya untuk papa. Jadi, yang harus papa lakukan hanyalah menganalisa peta dan Bang Siji yang akan mulai menyiapkan peralatannya. Papa pikir jika Bang Siji pasti sudah mengatur semuanya sebelumnya." Tuan Yudha menyahut.

Sejak tadi sore, Siji sibuk bolak-balik ke kamarnya dan ke kamar Tuan Yudha. Entah apa saja yang dilakukan anaknya itu.

"Papa, Abang sudah memasukkan segala yang kita butuhkan untuk perjalanan besok ke dalam tas kita masing-masing." Suara Siji menyapa indera pendengaran Tuan Yudha dan Reiji, yang berada di ruang makan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel