webnovel

Tongue of Fire

Monster core yang sudah berupa serbuk, Cien ambil sekitar sepertiganya saja. Untuk membuat sepasang sarung tangan tidak membutuhkan semuanya. Sepertiga serbuk itu dia campurkan dengan darah Inferno Bear yang sudah di simpannya dalam ruang penyimpanan.

Setelah tercampur, Cien ambil sarung tangan yang telah kering. Lalu merendam sarung tangan tersebut ke darah yang telah digabung dengan serbuk monster core Inferno Bear. Dia aduk sarung tangan di dalam cairan darah tersebut sembari mengalirkan mana dari dalam dirinya. Lama peremdaman sekitar satu jam sebelum akhirnya dia angkat dan kembali dia gantung untuk dikeringkan.

Sore harinya, ketika sarung tangan telah kering. Cien awalnya mengira kalau sarung tangan itu akan terasa kaku, berbau amis serta besi karena telah meresap darah. Tapi nyatanya tidak sama sekali. Walau sarung tangan itu tetap agak terasa kaku, tapi tidak sekaku yang dia pikirkan. Baunya pun masihlah bau kain kulit biasa. Tidak tercium bau darah sama sekali.

'Aneh tapi nyata…'

Cien bawa sarung tangan yang telah siap ke workhouse. Dia ambil lima keping inti mana yang telah dibuatnya, dan memasangnya di satu sarung tangan. Dia memangsangnya dengan cara membordirnya dengan benang. Menyelimuti seluruh permukaan inti mana tersebut dengan benang sehingga ketika selesai, kepingan inti mana itu tidak terlihat. Yang tampak hanyalah bordiran berbentuk kotak intan.

Masing-masing sarung tangan memiliki lima keping inti mana.

Setelah semua keping inti mana tertempel dengan rapi. Cien mengambil satu pena celup dari laci dan semangkok darah Inferno Bear.

Cien menyelupkan pena ke darah, lalu dia mengalirkan mana ke pena. Seketika pena dan mata Cien menyala biru terang.

Dia fokus melihat bagian belakang sarung tangan, lalu mulai menggambar lingkaran magis pada permukaannya. Pada lingkaran magis tersebut, dia juga menuliskan beberapa huruf yang terlihat seperti cacing kepanasan dan simbol-simbol yang tidak dapat dimengerti oleh khalayak umum.

Cien sendiri bahkan tidak tahu apa arti dari huruf dan simbol yang dia tulis. Huruf dan simbol tersebut bukan dari Bumi maupun Benua Kastia. Cien hanya menirukan sebisanya huruf dan simbol yang harus dituliskan sesuai dengan resep yang ada di ponselnya.

'Mungkin selain Kastia dan Bumi, masih ada dunia parallel lain. Bahasa ini mungkin berasal dari sana.' Pikir Cien yang tetap berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Sekitar dua jam dia membuat lingkaran magis misterius tersebut. Lama pengerjaan dikarenakan banyaknya kesalahan yang dilakukan. Dia bisa mengetahui kesalahannya ketika melihat detail sarung tangan dengan kamera.

Jadi untuk beberapa kali dia mengecek resep dan mengulang, cek terus ulang. Dua jam berlalu, kedua sarung tangan pun selesai. Cien tersenyum puas.

Dia kembali melihat detail dengan kameranya.

__________

[Fire Glove]

Kualitas : Baik

Kelangkaan : Unik

Sarung tangan magis yang dapat menyemburkan sihir api [Tongue of Fire]. Setiap satu potongan inti mana dapat menghasilkan serangan [Tongue of Fire] sekuat serangan kelas rank 1. Bila dua inti mana digunakan sekaligus, maka serangan akan bertambah menjadi rank 2 dan seterusnya.

Lama pengisian satu keping inti mana hingga penuh dari kondisi kosong adalah tiga jam.

Dibuat oleh Cien Millard

__________

"…"

Mulut dan mata Cien terbuka lebar membaca deskripsi tentang sarung tangan yang dibuatnya.

"I-ini… apa artinya kalau aku memakai seluruh energi inti mana di kedua sarung tangan, berarti serangannya akan sekuat serangan rank 10? Uwaa~ itu gila abis…"

Cien menjadi sangat bersemangat. Dia pakai kedua sarung tangan tersebut, merasakan walau terasa kasar namun masih cukup nyaman untuk dipakai. Lingkaran magis yang tadi di gambarnya kini telah tiada, tampaknya telah menyerap ke dalam sarung tangan.

Cien keluar toko untuk mencoba kreasi barunya. Walau matahari telah tenggelam, dan keadaan luar telah gelap gulita. Karena tempatnya dilindungi oleh lapisan pelindung, dia tidak perlu takut akan adanya serangan kejutan.

Cien berjalan mencari sebuah pohon yang bisa dijadikan sasaran tembak.

Setelah menemukan, dia rentangkan tangan lalu mulai mengkonsentrasikan diri untuk menggunakan Fire Glove.

"Mari coba kekuatan satu inti mana dulu."

Satu inti mana menyala, cahayanya menembus jahitan benang yang menyelimuti. Di depan rentangan tangannya tiba-tiba muncul lingkaran magis yang sama persis dengan yang digambarnya tadi.

Cien menyeringai, "[Tongue of Fire]!"

Api seketika menyembur dari lingkaran magis di udara. Menjalar membakar pohon yang menjadi target serangan.

Setelah serangan selesai. Cien mendekati pohon tersebut untuk melihat seberapa besar kerusakan yang dihasilkan.

Hanya terdapat bekas bakaran sebesar bola basket yang terlihat. Dia pikir kalau serangan tadi cukup intens tapi nyatanya tidak.

Cien mengangkat bahunya.

"Serangan sekelas rank 1. Apa yang bisa diharapkan?"

Serangan bola air miliknya saja tidak terlalu berguna. Jadi Cien sudah sedikit menduga hasilnya akan seperti itu.

"Mari tingkatkan kekuatannya."

Kali ini Cien tidak segan menggunakan seluruh energi inti mana yang terdapat di sarung tangan kanannya. Empat inti mana menyala. Kalau sesuai deskripsi, maka serangan ini akan setara dengan serangan sekelas rank 4.

Lingkaran magis kembali muncul di udara. Kini jelas terlihat lebih besar dari sebelumnya.

"[Tongue of Fire]!"

Swooosh!

Lidah api besar seketika muncul membakar segala hal di jalurnya. Pohon yang tadinya hanya terbakar sedikit kini bagian tengahnya itu terbakar habis seketika. Dan api terus melahap pohon-pohon serta tanaman yang ada di belakangnya.

"!!!"

Cien serta merta panik. Api yang dikeluarkannya terlalu besar. Dia takut malah membuat kebakaran hutan. Dengan segera dia merapal mantra sihir airnya. Setengah mana dalam dirinya telah terkuras habis ketika membuat Fire Glove. Dan tampaknya setengah lagi harus dikerahkan untuk menghentikan api yang membara.

Sebuah lingkaran magis berwarna biru muda bersinar terang di atas tempat yang terbakar menutupi segalanya.

"[Water Spray]!"

Rintik air seketika turun bagai hujan, memadamkan api yang tercipta karena serangannya tadi.

"Sigh… mengagetkan saja."

Setelah padam Cien melihat situasi di depan matanya.

Panjang serangan sekitar dua puluh meter dengan lebar sekitar lima meter. Menyisakan abu gosong di jalurnya. Pohon yang terbakar tumbang saling bertumpukan.

Cien semakin takjub dengan serangan yang dibuatnya.

"Itu hanya memakai empat inti mana. Kalau dipakai seluruhnya? Kekuatan rank 10… aku ingin melihatnya!"

Sayangnya keinginan itu harus dia urungkan. Pertama-tama, lima inti mana di sarung tangan kanannya telah habis. Dia harus membiarkannya dulu menyerap mana di atsmosfer untuk mengisi kembali energi di dalamnya.

Satu potongan inti mana itu membutuhkan waktu tiga jam untuk terisi penuh. Jadi kelimanya membutuhkan waktu lima belas jam.

Belum lagi, serangan rank 10 akan terlalu berbahaya dilakukan di dekat tokonya. Dia takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi, sebaiknya hanya menggunakan serangan itu bila dalam keadaan darurat saja.

"Hehe… hehehe… hehehehe!"

Cien tertawa histeris membayangkan dirinya yang sekarang bisa mengeluarkan serangan setara mereka yang berada di rank 10. Berapa banyak orang yang berada di rank 10? Sedikit! Bila pada sistem guild, mereka yang berada di rank 10 merupakan adventurer kelas A.

Cien mengingat di Kerajaan Westya dulu, adventurer kelas A hanya ada dua puluh lima orang. Entah apakah jumlah itu saat ini berkurang atau bertambah, yang terpenting orang yang mempunyai kekuatan seperti ini sangat jarang ditemui.

Sekarang walau cuma bisa sekali menggunakannya, Cien bisa mengeluarkan serangan setara mereka yang berada di atas.

Membayangkan hal ini membuat tawanya semakin lebar. Setidaknya hingga beberapa menit kemudian sebelum realitas kembali menghantamnya.

"… sigh, buat apa punya kekuatan besar kalau masih belum bisa keluar dari sini?"

Semangatnya tadi semerta menghilang. Cien kembali tenang seperti biasa. Dia lirik sarung tangan yang menutupi kedua tangannya.

"Hmm, mempunyai Fire Glove lain tidak akan rugi. Mari buat satu lagi."

Masih ada dua pertiga serbuk monster core, sepuluh kepingan inti mana, dan potongan kain kulit dari jubahnya. Dia bisa membuat sepasang atau dua pasang Fire Glove lagi. Dia masih bisa membuat kepingan inti mana dari keempat inti mana yang masih utuh. Dan jubah usangnya, dia rasa cukup untuk membuat dua pasang.

"Lagipula aku gak punya kerjaan lain. Sarung tangan itu selain bisa dipakai, bisa juga jadi pajangan di toko. Hehe, walau entah siapa yang bakal datang untuk membelinya? Benar-benar bakal jadi sekadar pajangan saja."

Dengan begitu, Cien pun kembali ke toko dengan langkah yang ringan.

"Sebelum kerja lagi, mari santap daging bakar dulu!"

Nächstes Kapitel