webnovel

Pacar?

Naura mengeluarkan sedikit kepalanya dari balik dinding untuk melihat siapa orang yang baru saja datang dan langsung membuat Alex seperti emosi.

"Lex..."

"Jangan pernah lo berani manggil nama gue bangsat."

"Lex, gue mohon lo jangan emosi dulu, lo biarin gue ngomong dulu oke!"

"Gue ngak sudi nama gue di sebut sama orang munafik kayak lo, bahkan asal lo tau telinga gue aja geli denger lo ngomong anji"g."

Naura semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Alex dan orang tersebut.

"Kok Alex emosi banget ya? Siapa sih tu orang?" Tanya Naura pada dirinya sendiri sambil mengeluarkan kepalanya untuk melihat lebih jelas orang yang ada di balik tubuh Alex tersebut.

brakk.....

Naura langsung kaget saat tidak sengaja menabrak sebuah bingkai foto yang ada di meja di sampingnya.

Alex dan tamunya juga reflex berbalik ke arah Naura untuk melihat apa yang terjadi.

Merasa aneh saat Alex dan tamunya memandang dirinya dengan tatapan datar, Naura langsung membersihkan pecahan bingkai foto itu dengan merasa penuh bersalah.

"Ma... maaf Lex, gue ngak sengaja. Ta..... auuuuu" Jerit Naura saat pecahan bingkai itu merobek sedikit jarinya.

Melihat darah yang keluar dari tangan Naura, Alex langsung berlari kecil ke arah gadis itu.

Alex langsung meraih tangan Naura yang berdarah dan langsung menghisap darah di tangannya.

"Le..... lexxxx!!! Gue.. gue ngak papa kok. Itu cuman luka kecil doang." Ucap Naura saat melihat Alex yang masih menghisap darah di tangannya.

"Lo kenapa ceroboh banget sih?"

"Ma.. maaf Lex. Gue bener bener ngak sengaja, tadi gue... gue cuman lewat doang dan ngak sengaja kesenggol bingkai lo." Ucap Naura mencari alasan.

Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa sejak tadi ia berada di sana hanya untuk mendengarkan obrolan Alex dan tamunya itu.

"Maksud gue bukan itu Naura!!!!!"

Deg....

Jantung Naura seakan akan berhenti saat Alex menyebut namanya. Ini pertama kali Alex menyebut namanya dengan nada seperti itu.

Biasanya Alex hanya membentaknya dan bahkan tidak pernah menyebut namanya sejak mereka bertemu.

"Lo ngapain benerin itu? Biarin aja, nanti juga bakal ada yang benerin kok." Sambung Alex.

"Ta...."

"Nga ada tapi tapian. Lo ikut gua sekarang, kita bersihin luka lo dulu." Ucap Alex dan langsung mengangkat tubuh Naura ke menggunakan kedua tangannya.

Jantung Naura seakan akan berhenti berdetak untuk kesekian kalinya.

"Whatttt!!! Alex gendong gue? Malaikat maut, tolong bangunin gue sekarang. Gue ngak lagi mimpi kan, masyaAllah, nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan Naura." Ucap Naura dalam hati.

"Emmmm Lex, yang luka itu cuman jari gue kok, bukan kaki jadi gue masih bisa jalan. Lo ngak perlu gendong gue kayak gini." Ucap Naura dengan wajah memerah.

Alex menghentikan langkahnya, lalu menatap Naura.

Alex menatap ke arah laki laki yang masih ada di pintu itu, dan sedang menatap ke arah mereka berdua.

Alex kembali mengarahkan pandangannya pada Naura, dan semakin mendekatkan wajahnya dengan Naura.

Kini jarak antara wajah Naura dengan Alex hanya sekitar 5 cm.

Wajah Naura semakin merah dan panas, entah apa yang harus dia lakukan sekarang.

Bernafas pun dia seakan akan tidak mampu.

Baru kali ini Naura melihat wajah Alex dengan jarak sedekat ini.

"Siapa pun tolong gue!!!!" Teriak Naura dalam hati.

"Lex!!! turunin gue dong. Malu diliatin sama temen lo itu." Ucap Naura lalu menutup wajahnya karena malu dengan tamu Alex.

"Dia bukan temen gue, dan satu lagi ngapain lo harus malu saat lo di gendong sama pacar lo sendiri, biasanya juga lo ngak pernah coment kalau gue gendong kayak gini." Ucap Alex yang kembali membuat jantung Naura semakin tak tenang.

Bukan hanya Naura, tamu Alex pun sama kagetnya dengan apa yang di dingarnya dari Alex tadi.

"Pacar?" ucap laki laki itu.

"Maksud lo apa Lex? Pa....."

cuppp...

Naura langsung menghentikan ucapannya saat Alex tiba tiba mengecup singkat bibirnya.

"Kamu diem dulu ya sayang, ngak usah banyak omong." Ucap Alex dan langsung menurunkan Naura di salah satu sofa di ruangan itu.

"Kamu duduk di sini dulu, aku mau ambil kotak P3K dulu." Ucap Alex lalu pergi meninggalkan Naura tanpa memperdulikan tamunya.

Naura menatap ke arah tamu Alex dan menghampiri laki laki itu.

"Halo kak! Kakak temennya Alex ya?" Ucap Naura sopan.

Laki laki itu mengangguk lalu tersenyum kecil ke arah Naura.

"Lo ngak usah manggil gue kakak, gue seumuran sama Alex kok." ucap laki laki itu.

"Ohhhh sorry sorry, ohh ya kenalin nama gue Naura, Naura Adelia. Tapi lo bisa manggil gue Naura aja." Ucap Naura sambil memngulurkan tanganya pada laki laki itu.

"Halo Naura, nama gue Brandon Harris. Lo bisa manggil gue Brandon aja." balas laki laki bernama Brandon itu sambil menerima uluran tangan Naura.

"Ehhh masuk yuk Brandon, dari tadi kaki lo ngak pegel mulu emang diri di situ terus?" Ucap Naura lalu meraih tangan Brandon dan membawa laki laki itu masuk ke dalam apartement milik Alex.

Saat Naura dan Brandon berjalan ke arah sofa yang sama ketika Alex menyuruhnya duduk tadi, tiba tiba Alex datang dengan sebuah kotak bertuliskan P3K ditangannya.

Tatapan Alex tertuju ke arah tangan Naura yang sedang menggandeng tangan Brandon.

Mengerti arah tatapan Alex, Brandon langsung menarik tangannya dari gandengan Naura.

"Kenapa Brandon?" Tanya Naura yang kaget saat Braandon langsung menarik tangannya.

"Nga.... gue ngak papa kok Ra." Ucap Brandon lalu menatap Alex.

"Ra?"

"Lex! ini ngak seperti yang lo bayangin, gue sama Naura tadi..."

"Sejak kapan lo berdua kenal sampai panggilannya udah akrab gitu. Gue yang kenal lebih dulu sama Naura aja ngak pernah manggil dia pake sebutan itu." Ucap Alex lalu berjalan ke arah sofa di hadapannya.

"Maksud lo apa sih Lex? Emang kenapa kalo Brandon manggil gue gitu?"

"Udah ngak usah di bahas, sekarang lo ke sini aja." Ucap Alex lalu menarik tangan Naura dan mendudukkan gadis itu tepat di sampingnya.

"Mana tadi tangan lo yang luka itu." Ucap Alex

"Tangan gue udah ngak papa kok, ngak usah pake itu segala Lex."

"Ngak usah banya bacot Naura, siniin aja tangan lo. Ngak usah susah susah deh jadi orang." ucap Alex lalu meraih tangan Naura.

Dengan perlahan Alex mulai mengoleskan salep putih ke jari Naura.

"Ehhh lo kenapa diri di situ Brandon? Lo duduk aja kali." Ucap Naura yang melihat Brandon masih berdiri di sampingnya seakan akan tidak berani untuk duduk.

"Ini rumah gue, kenapa lo nyuruh dia buat duduk?" Ucap Alex yang masih fokus mengobati luka Naura.

"Dia kan temen lo Lex, ya kali lo biarin dia diri di situ terus."

"Ngak ada yang nyuruh dia buat dateng ke sini."

"Uda Ra, gue ngak papa kok."

"Ehhh ngak boleh gitu dong Brandon, lo kan tamu di rumah ini jadi lo harus di layani kayak raja."

"Raja? Cihhhhhh, jangankan raja, jadi budak pun dia ngak pantes kali." Ucap Alex sambil berdecih pelan.

"Lex, kok lo ngomongnya gitu sih? Lo berdua ada masalah ya?" Tanya Naura sambil menatap Alex dan Brandon bergantian.

"Emmm ngak ada kok Ra. Ohhh ya gue pulang dulu ya, dan gue doain hubungan lo sama Alex baik baik terus ya."

"Selama lo ngak ada di hidup gue dan Naura, hubungan gue sama dia akan terus baik baik aja."

"Lex, lo kenapa sih sinis banget sama temen lo sendiri."

Alex langsung menatap Naura tajam saat mendengar Naura menyebut kata teman.

"Gue udah bilang kalau dia bukan temen gue Naura, lo ngerti kan apa maksud gue?" Tanya Alex dengan tatapan tajam.

"Udah Ra, ngak usah di bahas lagi. Gue balik dulu deh ya, thanks Ra."

"Gue balik dulu Lex." Ucap Brandon kepada Alex dengan suara kecil.

Alex sama sekali tidak membalas atau pun melihat kepergian Brandon.

Naura semakin bingung dengan apa yang terjadi, entah apa yang merasuki dua orang ini sehingga mereka terlihat sangat canggung. Di tambah dengan sikap Alex yang sangat sinis kepada Brandon.

Merasa Brandon sudah tidak berada di rumahnya, Alex pun bangkit dan hendak meninggalkan Naura sendirian.

"Lo mau kemana Lex?" tanya Naura

"Ngapain lo nanya nanya gue mau kemana?"

"Lah, kok lo jadi ikutan sinis sama gue sih?"

"Bodo amat, ohh dan satu lagi apapun yang gue bilang sama lo tadi ngak usah di pikirin, lupain aja semua." Ucap Alex lalu pergi tanpa mendengar jawaban dari Naura.

"Dasar ngak jelas banget lo anjir. Dasar manusia gaje." Teriak Naura yang masih bisa di dengar oleh Alex namun tidak di perdulikan oleh Alex sama sekali.

Nächstes Kapitel