webnovel

Perkos*

Pandangan Naura tertuju pada setiap nomor pintu kamar gedung apartemen yang akan dia tempati.

"503....."

"504..." Ucap Naura membacakan nomor pintu kamar yang sudah dia lewati.

"505... Nah... akhirnya ketemu juga, dari tadi kek." Ucap Naura setelah berhasil menemukan kamar apartemen yang bertuliskan angka 506 tersebut.

Naura menempelkan kartu yang ada di tangannya untuk membuka pintu kamar tersebut.

"Yeiyyy akhirnya kebuka juga." Ucap Naura sambil bergegas masuk ke dalam apartemen, tak lupa dengan koper yang selalu menempel dalam genggamannya.

Naura mengarahkan pandangannya ke setiap inci ruangan yang ada di dalam apartemen itu.

"Gila, seriusan gue di suruh tinggal di sini sendirian? Padahal gue cuman kerja biasa aja di kasih apartemen sebagus ini, gila sih."

Naura mulai beralih ke dalam kamar utama apartemen itu.

Begitu Naura membuka pintu kamar, dia langsung di suguhkan dengan ranjang berukuran besar di hadapannya.

"Kok tuh kasur kayak manggil manggil gue buat ke sana ya? Kangen kali ya dia sama gue hehhehe" Ucap Naura bermonolog sendiri.

Naura melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah ranjang dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Empuk bangetttt. Ngak ada salahnya kali ya gue kasih istirahat otot otot gue dulu, kasian pada capek." Naura kembali tertawa sendiri mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri.

Tak memakan waktu lama, Naura langsung terlelap dalam tidurnya.

***

Krekkkk.....

Terdengar suara pintu terbuka.

Seorang laki laki terlihat berjalan dengan keadaan sempoyongan. Tubunya oleng entah kemana.

Laki laki itu berusaha untuk meraih ranjang yang ada di dalam kamarnya.

Bugh....

Laki laki itu langsung menjatuhkan tubunya begitu dia sudah berada di dalam kamarnya.

"Arhhhhhhh pusing buang.... huekkkkk."

Hampir saja laki laki itu memuntahkan seluruh makanan yang ada di dalam perutnya.

Sedangkan Naura yang tadinya sudah tertidur lelap harus merelakan tidurnya karena terganggu dengan goyangan yang ada di kasur yang sama dengannya.

"Ihhhh kok goyang sih? Atau ada gempa?" Ucap Naura yang belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

Saat Naura sudah mulai membuka matanya, dia langsung melonjak kaget saat melihat seorang yang ada di sampingnya.

"Aaaaaaaa." Teriak Naura sambil menendang laki laki yang ada di sampingnya hingga terjatuh ke lantai.

"Auuuuuuuu, sakit njir." Ucap laki laki itu sambil mengelus elus bokongnya yang terbentur ke lantai.

"Alex!!!!!" Ucap Naura sesaat setelah melihat laki laki yang beberapa detik lalu berada di sampingnya adalah Alex.

"Huahhhhhhh ngantuk banget." Ucap Alex yang masih belum sadar dan kembali beranjak ke kasur miliknya.

Alex terus berjalan dan kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang yang sama dengan Naura.

Naura berusaha menjauh dan tap....

Alex langsung menangkap tubuh Naura dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Ehhhhhh le.... lepasin gue Lex. Lo mau apa njir." Ucap Naura sambil berusaha melepas lengan Alex yang mengunci badannya.

"Diem... gue mau tidur."

"Ya lo kalo mau tidur tidur aja kali, tapi sono di kamar lo. Jangan di kamar gua njir, udah lepasin njir, ngapain lo meluk meluk gue."

"Gue pengen meluk lo aja. Udah diem atau ngak gue perkosa lo sekarang juga di sini."

Mendengar ancaman dari Alex tak membuat Naura takut, dia terus memukul dada Alex berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari kekangan laki laki itu.

"Sekali lagi lo berontak, gue bakal bener bener perkosa lo di sini sekarang juga. Mending sekarang lo diem, trus tidur. Gue ngak pernah main main sama kata kata gue."

Ancaman Alex kali ini sedikit membuat Naura takut.

"Gimana kalau ini anak serius sama kata katanya njir." Ucap Naura

Naura mulai menatap dekat ke arah Alex, dan mencium aroma alkohol yang sangat menyengat dari tubuh Alex.

"Njir, lo mabuk ya?" Ucap Naura sambil menutup hidungnya saat mencium aroma alkohol dari tubuh Alex.

"Gue ngak mabuk sayang, gue ngantuk." Jawab Alex setengah sadar.

"Njir, ini anak kayaknya bener bener mabuk dah."

Naura berpikir sejanak dan langsung menarik tubuhnya agar menjauh dari Alex, naumun usahanya gagal, Alex kembali menarik tubuh Naura hingga membuat tubuh ke dua manusia itu kembali menempel.

"Alex!!!! lepasin gue njir, lo lagi mabuk."

"Trus kalau gue mabuk emang kenapa? Gue tetep ganteng kok."

"Ya... ya gu... gue juga tau kalau lo tetep ganteng, tapi gue ngak mau di apa apain sama lo njir. Nanti kalau lo apa apain gue gimana? Lo kan ngak sadar."

"Justru itu gue suruh lo diem, supaya gue ngak perkosa lo sekarang juga di sini."

"Nji..... umphhhhh" Ucapan Naura langsung terhenti ketika sebuah benda kenyal menempel di bibirnya.

"Bibir Alex!!!" Ucap Naura dalam hati.

Beberapa detik bibir mereka menyatu, Naura langsung menarik bibirnya dari bibir Alex.

"ALEX!!!! ITU FIRST KISS GUA BANGSAT." Ucap Naura sambil memukul dada Alex lebih keras dari sebelumnya.

"Itu gue baru nyium lo, sekali lagi lo ngomong gue pastiin lo bakal menikmati malam ini." Ucap Alex lalu kembali menarik tubuh Naura agar kembali ke dalam pelukannya.

Naura kali ini tidak melawan lagi, dia benar benar takut dengan ancaman dari Alex.

"Lo bisa tidur, gue ngak akan ngapa ngapain lo kalo lo ngak berotak, lo cuman perlu diem dan tidur di pelukan gue."

"Diem anj*ng!" Ucap Naura kesal.

Sudah lebih dari setengah jam sejak percakapan terakhir antara Naura dan Alex.

Naura mengangkat sedikit kepalanya melirik ke wajah Alex.

"Udah tidur aja nih anak, santai banget lo ya." Ucap Naura pelan.

Sejak tadi Naura sudah menahan rasa kantuknya. Naura melirik jam dinding yang ada di atas pintu kamar itu, dan Naura langsung kaget begitu melihat arah jarum jam sudah menujukkan jam 3.45 pagi.

"Pantes gue ngantuk, udah subu..... huaaaahhhhhhhhhh."

"Tapi nyaman juga sih di peluk sama Alex hihihi!!!!!' Ucap Naura sambil terikikik kecil.

Naura terus menggelangkan kepalanya untuk menghilangkan rasa kantuk di matanya.

"Ngak..... lo ngak boleh tidur Ra. Lo harus bisa jaga diri, jangan percaya sama manusia dakjal ini. Jangan tidur oke... jangannnnn tidurrr..... jangan....."

"Astagfirullah, ini mata kok ngak bisa di ajak kerja sama ya. Jangan tutup dulu dong, tolong deh... demi martabat gue sebagai tuan lo woi. Kerja sama dikit kek." Ucap Naura yang sudah mulai aneh.

Naura kembali melirik ke arah jam dinding. Kali ini, jarum jam sudah berada di angkat 4.00 pagi.

"Whatttt, baru lima belas menit? Njir.... itu jam rusak kali ya, masa ngak gerak gerak sih anjir. Perasaan ngak ada razia deh di sana, ya kali mereka kenal tilang makanya ngak jalan jalan. Sue emang."

Tidak memakan waktu lama setelah itu, rasa kantuk sudah tidak tertahankan lagi hingga membuat Naura masuk ke dalam alam mimpi yang indah bersama Alex.

Nächstes Kapitel