webnovel

Oh Ternyata (Riko)

#Riko Pov

---

Tidak tahu entah mengapa aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, aku tahu bahwa memang terasa asyik saat mengobrol bersama dengan Adam. Namun di sisi lain aku juga tidak mau terlalu dalam dan larut akan sebuah hubungan.

Semakin dekat aku dengannya, aku juga semakin takut akan terjadi sesuatu hal yang lain.

Jujur aku dari dulu adalah orang yang paling takut akan tersakiti dan di kecewakan oleh orang.

Aku takut jikalau harus merasakan hal tersebut. Apalagi hal tersebut di berikan oleh orang yang aku sayangi, jadi aku putuskan untuk tetap menjaga agar hubungan ini tidak terlalu jauh. Meskipun aku tau sebenarnya bahwa dari awal aku sudah tertarik dengannya.

Bisa di bilang aku sebenarnya tidak langsung pulang, melainkan aku bersembunyi di tempat lain tanpa sepengetahuan oleh Adam.

Ya alih-alih hanya sekedar ingin tahu aja dimana dia tinggal.

Aku juga sengaja menunda pengambilan Id Card perpustakaan karena itu memang aku sengaja. Dan untuk Novel, aku juga sengaja agar dia membacanya. Karena dengan cara dia memahami novel boys love terlebih dahulu, pasti suatu hari dia juga akan bisa mengerti dan memahami ku.

Aku melihatnya bangkit dari kursi di tengah alun-alun setelah beberapa saat aku meninggalkan nya seorang diri.

Ya memang agak tidak sopan, karena sebelumnya aku yang memintanya untuk menemaniku, tapi ya sudahlah ya sudah terjadi kok.

Aku melihat nya berjalan menuju ke jalan Merah Delima.

Hmmm okay aku ikutin saja dia dulu meskipun harus diam-diam.

Loh kok beneran lewat ke Gang Kuning Layu. Ini kan jalan yang sama yang aku lewati jikalau pulang.

Hmmm

Aku terus membuntuti Adam tanpa sepengetahuan nya. Dan aku melihat nya berhenti.

Merogoh sesuatu di saku belakangnya dan kemudian membuka pintu dan di tutupnya kembali.

Aku langsung terkejut dan diam sejenak pada saat mengetahui bahwa ternyata Adam adalah tetanggaku sendiri.

Lah kok bisa sih, aku yang sejak kecil tinggal disini, tapi kok aku nggak kenal sama dia?

Baru ketemu aja juga di perpustakaan!

Hmmm memang dia agak aneh sih dari awal. Duh serah deh ngapain juga diurusin, mendingan aku baca novel aja biar kelar.

Akun putuskan untuk langsung pulang kerumah, bisa di bilang rumah Adam dan rumahku bersebelahan.

Karena Rumah Adam ada sebelah kananku.

Alamat miliknya adalah Gang Kuning Layu No. 34 dan sedangkan milikku adalah Gang Kuning Layu No. 35.

Huahhhhhh padahal udah sejak lama dia menjadi tetangga ku, tetapi aku tidak tahu sama sekali akan keberadaan nya.

Di luar lumayan dingin, jadi setelah membuka pintu aku langsung menutupnya dengan perlahan.

Orang di rumahku pasti sudah tidur sejak dari jam sembilan an tadi. Ya aku tinggal di rumah ini hanya bersama dengan Mama ku saja.

Sedangkan untuk Papa beliau sudah almarhum sejak aku duduk di sekolah dasar, karena sebuah penyakit tumor yang berada di kepalanya.

Aku tidak tahu mengapa Mama tidak memutuskan untuk menikah lagi, karena setiap aku bertanya padanya, dia hanya menjawab.

"Mama masih pengen sendiri hehe nanti kalau ada papa baru, mama ndak bisa manjain Riko lagi dong hehe"

Hampir setiap aku menanyakan tentang hal yang sama, jawaban dari Mama juga selalu sama, seperti itu.

Karena di rumah ini hanya ada aku dan mama jadi ya bisa di bilang tidak terlalu ramai, biasa-biasa saja.

Aku menaruh barang bawaan ku di meja yang berada di kamarku. Sebelum aku bersiap untuk tidur hal yang selalu aku lakukan adalah pergi berjalan secara perlahan menuju ke kamar dimana mama sedang istirahat.

Aku membuka pintu kamar mama dengan perlahan, dan orangnya sudah terlelap tidur.

Aku langsung bergegas untuk ke kamar mandi dan langsung mencuci kaki dan wajahku sebelum aku bersiap untuk tidur. Dan jangan lupa untuk gosok gigi hehe.

Dan pada saat aku berkaca dan menyadari bahwa rumah Adam berhadapan dengan rumahku, dengan cepat aku langsung menuju ke jendela dan melihat ke arah luar jendela. Hmmm tapi aku rasa dia sudah tidur, karena ruangannya gelap semua.

Aku beranjak untuk mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu khusus saat aku hendak tidur. Tidak terlalu besar dan terang, ya ukuran kecil di sebelah ranjang ku sih hehe, cukup menerangi ku saat aku terlelap.

Aku merebahkan diri terdiam sejenak dan kemudian melihat HP ku, yang sekarang sudah menunjukkan waktu tengah malam. Tapi mengapa aku belum ngantuk dan masih terjaga.

Tak lama kemudian aku melihat lampu kamar Adam menyala.

Hmmm anak ini ternyata belum tidur, lantas mengapa kok tiba-tiba menyala?

Aku berpikir sejenak dan hanya mondar-mandir di depan jendela.

Apakah aku ke sana saja dan mengatakan bahwa sebenarnya aku adalah tetanggamu?

Aduh bukan...

Atau aku ke sana, mengetuk pintu dan menyapanya.

Terus kalau dia tanya?

Aduh kan bingung lagi.

Aku menggigit jariku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya juga tidak gatal sama sekali.

Hmmm aku harus ngapain yah, atu aku biarkan saja dulu ya. Atau apa?

Aduh Riko kamu ini kenapa sih kok tiba-tiba jadi sok care ke dia, udah stop gue harus fokus ke diri gue sendiri terlebih dahulu.

Aku putuskan untuk langsung menutup gorden jendelaku dan kemudian aku langsung merebahkan diri ke ranjang.

Aku rasa besok aku harus ke perpustakaan dan mengambil Id Card ku yang seharusnya sudah jadi itu.

Dan besok aku ngapain lagi yah?

Aduh kok aku jadi bingung sih.

Okay mendingan sekarang aku tidur saja dan besok pagi agar lebih fresh bangunnya.

Dan ku putuskan untuk aku langsung melelapkan diri dan terbenam semakin dalam.

***

'Kringggg'

Aku terbangun dengan cepat pada saat alarm Mama yang berada di ruang tengah berbunyi.

Sengaja sih memang alarm di taruh situ oleh Mama, agar waktu bunyi dia harus berjalan terlebih dahulu untuk mematikannya.

Namun setiap harinya selalu aku yang harus mondar-mandir untuk mematikan alarm tersebut.

Sedangkan Mama masih dalam kondisi wenak nya.

Gak papa lah itung-itung namanya berbakti kepada orang tua. Cieww wkkwkw.

Setelah mematikan alarm aku langsung berjalan menuju ke balkon kamarku. Jadi kebanyakan tempat perumahan yang berada gang Kuning layu ini memang berlantai dua dan setiap lantai dua nya memiliki balkon untuk bersantai.

Aku berjalan dengan malas, memakai piyama bermotif awan biru. Yah awan biru!

"Ahhhh!"

Aku langsung menutup kembali pintu menuju balkon dari kamarku.

Karena aku terkejut akan sebuah pemandangan yang sangat amat membuatku shock pada saat melihatnya.

Yang benar saja masa pagi-pagi gini si Adam udah bugil aja di balkon nya.

Aku mendekat ke jendela dan mengintip ke arah keluar.

Dan ternyata mataku yang memang agak bermasalah.

Ternyata si Adam memakai kolor pendek saja, dan pagi-pagi begini dia sudah menjemur selimut?

Hmmm mungkin selimut nya sudah kotor.

Aduh anjir body nya bagus banget nih anak.

Ya meskipun kemarin aku sudah melihat asetnya yang bisa di bilang gede itu, pantesan badan juga atletik banget.

Anjir nih anak buat aku sange pagi-pagi begini! ...

.

.

.

Nächstes Kapitel