webnovel

Ibukota Earlshide

Karavan Tom beserta Elena, Naruto, dan Anko akhirnya sampai ke ibukota kerajaan Earlshide setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari. Sebelum sampai ke ibukota kerajaan ini, mereka juga mendarat di beberapa kota, namun tidak ada kejadian yang benar-benar sampai author perlu menuliskan itu ke novel ini. Paling-paling, mereka hanya diserang bandit, ditangkap bandit, ditawan bandit, dan disandera bandit. Yah, tidak ada yang benar-benar penting.

Selain melakukan perjalanan, mereka juga beberapa kali mempelajarinya sihir melalui panduan Eriza pada awalnya. Namun karena itu tidak berguna, Elena mengembangkan cara sendiri untuk menggunakan sihir dengan teknik dasar berupa cara Sēnjutsu yang diberikan oleh Rikudou Sēnnin.

Pada dasarnya, Sēnjutsu milik Rikudou Sēnnin tidak jauh berbeda dengan milik Naruto di animenya, karena pada awalnya Rikudou Sēnnin mempelajari Sēnjutsu dari gunung Myōboku yang mana Naruto juga belajar di sana.

Elena tidak membocorkan teknik sihirnya pada siapapun, selain Eriza dan kedua anggota squadnya. Jujur saja, Elena tidak ingin mengajarkan metode ini pada Eriza karena dia bukan bagian dari mereka. Namun karena Naruto sudah mengatakan akan membantu Eriza, maka Elena sebagai kakak perempuan yang baik juga ikut terlibat dalam masalah ini. Lagian, dia akan merasa bersalah kalau Naruto sampai memberikan metode yang aneh pada Eriza.

Yang diajarkan Elena pada Eriza hanya beberapa pelatihan sederhana. Dia membuka inti chakra Eriza yang ternyata orang di dunia ini memilikinya, namun tidak pernah terbuka sepenuhnya, juga Elena memberikan metode latihan kontrol chakra yang biasa dia lakukan.

"Woah! Ini benar-benar ibukota! Di sini sangat ramai dan megah!" kata Eriza dengan mata yang berbinar.

Selama beberapa hari ini, Eriza telah lebih percaya diri saat menggunakan pakaian anehnya yang banyak cosplay itu. Dia dibantu oleh Naruto menggunakan Jutsu rahasia, yaitu Talk no Jutsu yang memungkinkan dirinya untuk mengubah kepribadian seseorang melalui argumen dan berbagai pernyataan.

"Tempat ini sungguh berbeda dengan Konoha. Tidak ada kabel listrik atau ninja yang lari dari atap ke atap. Selain itu, kota ini juga sangat bersih dan asri karena tertinggal." Naruto mengamati pada kerumunan orang yang sangat ramai.

Masing-masing dari orang-orang yang diperhatikan Naruto memiliki kesibukannya masing-masing. Di antara mereka adalah tentara bayaran, pedagang, kurir, dan banyak lagi mereka berempat tidak diperhatikan oleh orang-orang yang sibuk itu. Lagi pula mereka menganggap mereka berempat hanya anak-anak yang pergi berlibur ditemani oleh bibi mereka.

Naruto berusia sekitar 12-13 tahun, Elena memiliki usia yang sama sebagai saudara kembar, Eriza memiliki usia 13 tahun, dan Anko berada di umur 20-an yang mungkin ada di angka 24 tahun. Kesimpulannya, hanya Anko saja orang dewasa di antara mereka.

"Tentu saja tidak ada ninja di sini. Kalaupun ada, itu adalah penyihir yang beterbangan," kata Anko yang memberikan penjelasan yang sudah jelas pada Naruto.

"Sihir di dunia ini tidak terlalu maju, aku ragu ada seseorang yang berhasil menciptakan sebuah sihir terbang. Yah, aku rasa Sage, Pahlawan, atau orang yang dianggap guru itu mungkin bisa menggunakan sihir terbang ini. Tapi mengabaikan semua itu, kenapa kamu ada di sini, Eriza?" Elena menatap datar pada Eriza yang ada di sampingnya, meminta penjelasan darinya.

"Tidak apa-apa, 'kan? Aku rasa aku akan menjadi lebih kuat dengan cepat jika mengikuti kalian!" jawab Eriza dengan ngegas.

Tentu saja Elena sangat kuat di dunia ini. Bukan hanya karena dia memiliki ingatan dari dunia yang lebih modern dan metode latihan yang berbeda dari lainnya, Elena juga memiliki kekuatan mental yang sangat kuat yang memungkinkan dirinya mengendalikan energi alam dalam kwantitas yang banyak. Selama di dunia ini, mungkin Elena sudah menjadi manusia terkuat di sini.

"Hah, apa ini tidak masalah untukmu? Kamu meninggal party petualangmu, lho?" tanya Elena dengan helaan napas yang lelah.

"Itu bukan masalah. Lagian, sejak awal hubunganku dengan mereka tidak terlalu dekat dan aku bukan tentara bayaran dari awal." Eriza berdiri tegak sambil melipat kedua tangannya.

"Bukan tentara bayaran? Aku dengar dari Naruto, kamu memang mengembara sejak kecil bersama orang tuamu, tapi apa kamu mendapatkan pemasukan dari ini karena kamu bukan tentara bayaran?" tanya tegas Elena.

Anko dan Naruto melihat percakapan keduanya dari samping dalam diam. Elena tidak salah menggunakan nada tegas pada Eriza karena uang memang penting untuk membeli kebutuhan hidup. Namun karena Eriza tidak terdaftar sebagai tentara bayaran, maka pekerjaannya ini tidak resmi dan dia tidak akan mendapatkan kompensasi apapun jika terjadi kecelakaan kerja, serta tidak mendapatkan bayaran.

'Di dunia ini, orang baru dianggap sebagai dewasa saat mereka mencapai usia 15 tahun. Dengan kata lain, Eriza yang masih 13 tahun masih sangat muda dan belum saatnya bekerja. Jujur saja, aku cukup terkejut dengan dia yang sudah menjalani kehidupan keras di dunia yang damai ini.'

Tidak seperti di dunia Naruto, dunia Kenja no Mago memiliki latar yang lebih damai dan kehidupan di sana lebih mudah. Ancaman yang ada di sana adalah iblis manusia yang diciptakan oleh seorang penyihir dengan latar belakang 11 12 dengan Joker, yang mana setiap iblis manusia itu mungkin bisa menghancurkan sebuah kota.

Konsep dari sihir di dunia ini hanya menuntut seseorang membayangkan sesuatu, lalu energi sihir akan mulai menciptakan fenomena magis. Jumlah energi sihir juga perlu diatur, supaya sihir menjadi lebih kuat dan merusak. Kesalahan dari orang di dunia Kenja no Mago dalam sihir adalah mereka yang terpaku pada rapalan dan pembayangan, mengabaikan tentang jumlah energi sihir yang digunakannya, padahal itu diperlukan untuk bahan bakar.

Protagonis dari dunia Kenja no Mago adalah seorang pekerja kantoran biasa yang mati kena shinigami yang sering melakukan reinkarnasi pada orang yang ditabraknya (truk-kun). Protagonis tersebut terlalu kuat, sampai-sampai dia bisa menghancurkan negara sendirian, namun tentunya dia tidak melalaikan itu.

Untuk alurnya, Kenja no Mago sangat damai. Protagonis yang sangat kuat, membuat konflik menjadi tidak terlalu berasa. Walaupun iblis-iblis kuat yang dapat menghancurkan sebuah kota, protagonis masih jauh lebih kuat dan bisa mengalahkan mereka semua. Kekuatannya memang cukup untuk menghancurkan markas musuh sendirian, jadi teman-temannya tidak memiliki peran yang benar-benar penting di sini. Dia selalu disorot, serta sering menunjukkan sisi hebatnya yang membuat seseorang kagum. Mungkin menunjukkan kekaguman dan kehebatan protagonis memang tujuan utama dari anime ini.

"Walaupun orang tuaku telah tiada, tapi teman-teman seperjuangan dari orang tuaku masih ada. Mereka adalah tentara bayaran yang ikut bersama kita tadi. Mereka biasanya membagi bayaran mereka denganku sampai taraf aku bisa memenuhi kebutuhan pokokku sendiri," jelas Eriza.

"Oke, terserah kau saja. Pokoknya, mari kita mencari penginapan. Untung saja Tom sudah memberikanku beberapa koin emas karena ikut andil dalam melindungi karavan saat diserang bandit. Yah, selain itu aku juga mendapat jarahan dari bandit, sih." Elena berjalan menjauh dari mereka bertiga.

"Kamu adalah gadis kecil yang kejam, ya. Kamu cukup berani untuk mencuri uang." Anko mengikuti Elena dari belakangnya.

"Mencuri adalah kejahatan dan bandit adalah penjahat. Maka dari itu kita bisa menyimbolkan keduanya menggunakan simbol negatif (-), dan jika kita mengalikan negatif dengan negatif maka akan menjadi positif (+). Dengan kata lain, ini merupakan tindakan yang baik," jawab Elena dengan wajah percaya diri.

Mereka bertiga yang mengikuti Elena dari belakang menggeleng kepala terhadap konsep berpikir Elena. Bagaimanapun juga, melakukan kejahatan adalah sebuah tindakan yang buruk dan jangan pernah melakukannya, sekalipun kejahatan itu dilakukan pada penjahat.

Nächstes Kapitel