webnovel

Ceramahin Sasuke

"Halo, halo, ada yang bisa menjawab ku di sana?" Elena mendekatkan bibirnya di dekat telinga Sasuke. Dia tidak berbisik, melainkan tetap bicara normal seperti biasanya.

"Ke-Kenapa? Kenapa … hiks … semua ini … hiks … terjadi?" ucap Sasuke sambil menahan Sarah di bahunya dan masih menangis.

"Entahlah. Mungkin kamu akan menemukan jawabannya dari dia yang melakukannya. Aku sendiri tidak tahu cerita sepenuhnya, sih," jawab Elena santai.

'Aku tadi hanya bertanya siapa yang menyuruhnya, aku masih belum bertanya kenapa dia melakukannya. Jadi, yah, jawabanku ini masih bisa dikatakan jujur,' dalam benak Elena.

"Di-Dia bilang, dia hanya ingin menjadi kuat. Ta-tapi, kenapa dia sampai melakukan ini? Apa ti-tidak ada cara lain?" Sasuke masih menangis sedih dan tidak melihat pada Elena.

'Lha, itu! Kamu tahu sendiri, tuh! Kenapa masih banyak tanya? Saya di sini hanya untuk melakukan beberapa hal, lho,' dalam benak Elena yang gagal paham mengapa Sasuke bertanya padahal tahu jawabannya.

"Yah, kamu bisa langsung bertanya pada pelakunya jika ingin tahu mengapa dia melakukan ini untuk menjadi kuat dan tidak memilih cara lain. Dan selain itu …." Elena mendekatkan tangan ke bahu Sasuke yang terluka.

Menggunakan Vitakinesis, Elena menyembuhkan luka pada bahu Sasuke. Dalam waktu yang sangat-sangat singkat, luka pada bahu Sasuke berhasil menutup tanpa bekas.

Kemampuan Vitakinesis Elena jauh lebih tinggi dibandingkan Ninjutsu Media biasa, yang mungkin mendekati kemampuan pemulihan Sel Hashirama. Keuntungan dari kemampuan ini, yaitu bisa diterapkan pada banyak orang sekaligus, bukan hanya pemiliknya.

"Te-Terimakasih." Sasuke mulai berdiri dari tempatnya dan menghadap Elena.

Masih terlihat jika dia sedih dan mengeluarkan banyak air mata. Namun dia menutupinya menggunakan lengannya, berusaha menutupinya dari Elena.

"Sangat wajar jika kamu bersedih ketika kehilangan orang yang kamu sayangi. Tapi jika kamu terlalu lama bersedih, maka kamu hanya akan membuat kepergian mereka sia-sia saja tanpa hasil apapun. Tidak apa bersedih untuk sekarang, tapi aku harap kamu segera pulih," suara riang Elena tidak ada simpatinya sama sekali.

'Mata kau. Dia itu baru saja menangis beberapa menit yang lalu. Jika dia masih menangis selama berhari-hari, baru katakan itu padanya. Waktu kamu mengatakan itu, dan waktu dia memulai tangisannya terlalu singkat,' Kurama mengingatkan.

'Oke, oke, aku salah karena terlalu cepat mengatakan ini padanya. Tapi sekarang sedang malam hari dan aku hanya menggunakan piyama. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu di tempat ini,' jawab Elena.

Mungkin hal ini kejam ditujukan pada mereka yang sedang menangis, sayangnya memang seperti ini kepribadian yang dimiliki Elena. Daripada ikut menangis bersamanya, dia lebih memilih menunjukkan kebahagiaan pada orang yang menangis itu.

"Saranmu sa-sangat bagus." Sasuke menunjukkan wajahnya kepada Elena.

Masih terlihat bekas air mata di sana, tetapi dia telah berubah menjadi marah dengan mata yang memerah. Sharingan 1 tomoe milik Sasuke berhasil dibangkitkan karena amarahnya pada kakaknya.

"Aku pasti, pasti akan menemukannya dan membunuhnya! Entah di man—," ucapan Sasuke dipenuhi dengan amarah dan kebencian yang mendalam.

"Anu. Jika kamu membunuhnya, maka kamu tidak akan bisa bertanya padanya. Jadi daripada membunuhnya, lebih baik jika kamu melumpuhkannya," Elena menyela dialog Sasuke yang seharusnya mendalam dan menyentuh hati.

"Namamu, siapa?" tanya Sasuke dengan dengan amarah yang masih tersisa.

'Wah, kejam sekali. Padahal aku ini teman sekelasmu, lho. Kamu sungguh jahat karena tidak sadar namaku.'

"Uzumaki Elena, panggil saja Elena," mengabaikan kekejaman Sasuke yang tidak hafal nama teman sekelasnya, Elena memilih untuk menjawab.

"Terimakasih karena sudah menolongku. Lain kali aku akan membalas hal ini." Sasuke berjalan melewati Elena tanpa berbalik.

'Terserah.'

Elena berniat kembali ke kontrakannya menggunakan Teleportasi, namun sebelum itu dia mengamati bekas darah Sasuke yang berada di tangannya. Bekas darah itu didapatkan saat menyembuhkan Sasuke menggunakan Vitakinesis.

'Benar juga. Klan Uchiha memiliki Doujutsu yang bernama Sharingan. Sebaiknya aku mengumpulkan sampel darah dan memodifikasi tubuhku berdasarkan sampel yang aku dapatkan.'

'Apa kamu ini manusia?'

'Aku pada dasarnya adalah manusia. Namun karena aku memiliki kemampuan Biokinesis dan mampu memodifikasi DNA-ku sendiri, aku ini juga dapat dianggap sebagai mutan.'

*Cring…

Elena berteleportasi pergi dari sana. Dia mencari salah satu mayat anggota klan Uchiha, mengambil darahnya, kemudian kembali pulang ke kontrakannya menggunakan Teleportasi.

.

. Flashback end

.

Kembali lagi ke masa sekarang. Saat ini waktu belajar di akademi telah usai. Seperti yang dijanjikan Elena pada Naruto sebelumnya, mereka berdua pergi ke kedai ramen Ichiraku yang merupakan tempat penjualan ramen terfavorit pada animenya.

Mereka tidak hanya berdua saat makan ramai, melainkan mereka berempat. Entah ada acara apa, Sasuke dan Iruka ikut mengikuti mereka berdua dan berakhir ikut makan ramen.

"Aku tidak menyangka kamu masih bisa sesantai ini, Elena. Nilai ujianmu ini pas-pasan, sebaiknya kamu lebih giat dalam belajar karena sebentar lagi ujian kelulusan akan dimulai," Iruka memberikan sedikit nasehat pada Elena.

Di depan Iruka terdapat semangkuk ramen yang telah dipesannya. Ini dibayar menggunakan uang Elena karena dia merupakan anggota terkaya di antara mereka berempat.

"Tenang saja, Iruka-sensei. Nilaiku memang pas-pasan, namun itu masih cukup untuk membuatku lulus daru akademi. Yah, kau pasti sudah meluas jika rata-rata pendapatan ujianku mendapatkan nilai 78, 'kan, Sensei," jawab Elena santai tanpa terlalu mempedulikan nasehat Iruka.

Di depan Elena terdapat semangkuk ramen yang telah dipesannya. Ini dibayar menggunakan uang Elena karena dia merupakan anggota terkaya di antara mereka berempat.

"Kenapa kami di sini, Sasuke!" teriak Naruto yang tampaknya tidak senang atas kehadiran Sasuke.

Di depan Naruto terdapat semangkuk ramen yang telah dipesannya. Ini dibayar menggunakan uang Elena karena dia merupakan anggota terkaya di antara mereka berempat.

"Aku kembalikan pertanyaan itu padamu, kenapa kamu ada di sini, Naruto!" Sasuke memberikan tatapan tajam yang menandakan ketidaksenangannya.

Di depan Sasuke terdapat semangkuk ramen yang telah dipesannya. Ini dibayar menggunakan uang Elena karena dia merupakan anggota terkaya di antara mereka berempat.

"Normal-normal saja jika aku di sini, lagipula Elena adalah Nee-san ku. Sekarang kenapa kamu ada di sini?" Naruto balik menatap tajam pada Sasuke.

"Hmph! Orang sepatah dirimu merupakan adiknya? Mana mungkin aku percaya!" Sasuke tidak menerima perkataan Naruto begitu saja.

Dalam peringkat akademi, nilai Naruto lebih tinggi dibandingkan Elena. Namun di sini Sasuke dapat menyadari keahlian Elena dalam bidang menggunakan senjata ninja, menyebabkan Sasuke menganggap Elena lebih hebat dibandingkan Naruto.

"Apa! Mari kita buktikan dengan makan ramen!" Naruto mulai memberikan tantangan.

"Aku terima!" ucap Sasuke tanpa pikir panjang.

Mengabaikan oercajau di antara mereka berdua yang tampaknya memperebutkan Elena, mari kita kembali pada percakapan antara Iruka dan Elena sendiri. Topik yang mereka bahas kali ini, adalah tentang ujian kelulusan.

"Aku tahu jika nilaimu cukup untuk lulus. Tapi, apa kamu tidak ingin menjadi seorang ninja yang hebat?" Iruka masih mencoba memberikan nasehat pada Elena.

"Tidak juga. Bahkan jika aku gagal, aku masih bisa mencari nafkahnya dengan menjadi penulis. Menjadi ninja bukan cita-cita utamaku," jawab Elena santai.

"Benarkah seperti itu? Maksudku, bukankah kebanyakan orang ingin menjadi ninja yang hebat?" Iruka berharap jika Elena lebih sadar pada karir ninja.

"Aku tidak akan menganggapnya seperti itu. Menjadi ninja itu adalah profesi yang cukup berbahaya. Misi peringkat D dan dibawahnya memang masih aman, namun jika kamu mulai meninggalkan desa, maka kamu tidak akan tahu apa yang menunggumu di luar sana."

"Sigh. Mau bagaimana lagi kalau kamu mengatakan seperti itu. Aku sebagai gurumu hajyabisa menghormati apa yang kamu inginkan." Iruka menghela nafasnya, lelah karena gagal menyakinkan Elena.

"Nee-san! Apa kamu melihat, aku lebih banyak makan dibandingkan dia, 'kan!" Naruto mengarahkankan sumpitnya pada Sasuke.

"Tidak! Aku makan sedikit lebih banyak darimu! Setidaknya porsi kuahku sedikit lebih banyak darimu!" balas Sasuke tidak terima.

"Apa!" Naruto menatap tajam pada Sasuke.

"Aku tidak kalah!" Sasuke balik melakukan hal yang sama.

"Nee-san / Elena!" Keduanya memutuskan untuk menanyakan pendapat Elena sebagai penengah.

"Ya-Yah, 'gimana ya. Aku lebih memilih Iruka-sensei jika dibandingkan kalian berdua," jawab Elena yang membuat keduanya terkejut.

"Ap-Apa!" Keduanya tertegun karena tidak percaya terhadap kata-kata Elena.

"Aku adalah orang yang membayar semua ramen di sini. Jadi, bukankah wajar jika aku memilih yang makan ramen paling sedikit, 'kan?" Elena memberikan senyuman manis pada mereka berdua.

"Ti-Tidak. Aku akan membayar ramenku sendiri. Aku adalah guru yang tidak pantas jika membiarkan muridku mentraktirku makan," Iruka menghentikan Elena.

"Tidak apa-apa, Sensei. Uangku juga sedang menumpuk di tabungan," Elena menyakinkannya.

Nächstes Kapitel