Dari jendela yang tinggi, cahaya matahari yang hangat menembus, menciptakan sebuah gambaran yang hangat dan harmonis.
Haikal memandang wajah Ella dengan tatapan terpana.
Saat ini telapak tangannya sedang menggenggam tangan yang mungil dan hangat.
"Isabella, seharusnya aku tidak meninggalkanmu saat itu," Haikal menggelengkan kepalanya dengan penuh penyesalan. "Semua ini salah Indri karena terlalu kejam."
Ella mengerutkan keningnya saat Haikal tiba-tiba saja mengubah topik pembicaraan. Dengan rasa jijik, ia berkata, "Kamu belum mengatakan apa yang kamu minta. Kamu tahu aku tidak sesabar itu."
Ella tersenyum.
Haikal hanya bisa memandangnya dengan penuh kekaguman. Matanya menatap Ella seperti orang yang sedang mabuk. "Aku ingin kamu kembali kepadaku dan menjadi wanitaku."
Haikal memikirkan kembali kejadian kemarin dan berkata. "Aku bisa melihat bahwa Christian sama sekali tidak peduli padamu. Bersama dengannya tidak akan menguntungkanmu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com