Bai tiba-tiba berhenti dan menyuruh Ozon untuk menunggu, disebelah tiang lampu jalan yang penutup lampunya pecah. Ozon mematuhi tanpa banyak bertanya, dia menunggu diam layaknya sebuah patung perunggu. Bahkan ransel kotak misteriusnya yang super berat tidak diletakkan, tetap berada di punggungnya.
Bai berjalan menjauh untuk memenuhi seseorang.
"Bagaimana?" Tanya seseorang yang mengenakan topi pengemis. Dia sedikit menunduk sehingga bayangan topi gelap menutupi setengah mukanya bagian atas. Hanya telihat bibir mulutnya yang kering.
Perawakannya tidak lebih besar daripada Bai dan tingginya hanya pada sampai telinga Bai. Kulitnya coklat kusam yang secara tidak langsung jelas menunjukkan kastanya.
"Maaf terjadi kecelakaan, namun tenang aku memiliki ide untuk mendapatkannya lebih banyak" jawab Bai dengan santai dan ada rasa kepercayaandiri pada kata-katanya.
"Hm... baiklah, siapa dia?" anak bertopi pengemis itu melirik Horizon.
Bai menoleh dan memberikan lemparan dada dengan tangan kanannya. "Hai- sayang." Mengarah kepada Ozon.
Ozon melihat itu diam tak acuh. Seakan itu adalah suara mahluk halus tak kasat mata. gay itu terlalu menjijikan.
"Dia adalah teman baru kita. Namun aku akan melihat dulu dimana batasnya. Dia sangat kuat." jawab bai pada anak dengan topi pengemis.
"Hm.. baiklah kalau begitu. Aku pergi."
Bai membalas dengan anggukan.
.
Ozon dan Bai kembali berjalan. Ozon sedikitpun tidak bertanya urusan pribadi Bai dan itu membuat bai merasa cukup senang.
Setiap manusia memiliki rahasia masing-masing. Jika kamu menghargai privasi orang tersebut tentu saja dia akan menghargaimu balik. Semakin sedikit kamu tahu, sedikit pula masalahmu, semakin banyak kamu tau semakin banyak pula masalahmu. Setidaknya itulah yang aku percaya.
Tapi... yah kau tau sendiri. Disisi lain manusia tidak akan pernah berkembang tanpa sebuah masalah. Jadi disini aku hanya ingin bilang ketahuilah batasanmu.
Bai menoleh pada Horizon. Dia cukup suka dengan katakter Ozon.
Pada saat itu juga Bai juga sangat penasaran dengan kotak persegi misterius yang dibawa Ozon. Terkadang rasa jahilnya menggelitik.
Sebenarnya dia telah menemukan beberapa cara dan itu seolah-olah tidak disengaja. Namun tiba-tiba dia teringat latihan yang diakukan oleh Ozon semalam, dia menggeleng mengurungkan niatnya.
"Kita akan kemana?" Tanya Ozon yang sedari tadi diam akhirnya berbicara.
Tentu saja bai dengan senang hati menjawab. Pasalnya sedaritadi dia berusaha mengajak ngobrol Ozon dia hanya mengangguk saja.
"Kita akan mencari tempat tinggal tapi sebelum itu.."
Tiba tiba bai menggambar sesuatu dibalik baju dadanya dengan sepidol Horizon melihat hal itu. Bai berbalik untuk menatap Ozon dan jawaban ozon hanya menggeleng ringan. Baipun tidak memaksanya.
Mereka berjalan kembali dan berbelok. Jalanan itu perlahan memiliki banyak orang dan mereka telah sampai
.
Ini seperti sebuah pasar.
Horizon sedkit ragu untuk keluar dari gang, dia sadar penampilannya cukup mencolok. Naumun bai dengan santai menarik tangannya yang besar. "Tenang saja kakakmu ini adalah bos ditempat ini." dengan sedikit tawa. Omongan bai sangat meragukan.
Mereka berjalan cukup lama. Benar saja tidak ada yang mengenal Ozon. Entah merka terlalu sibuk dengan transaksi masing masing atau mempromosikan barangnya yang jelas didaerah sini sangat ramai bising hiruk piruk.
Bai mengenalkan bahwa ini adalah salah satu pasar yang ada dikota Tarba. Dia juga mengenalkan beberapa toko. "jika kamu ingin mencari onderdil mesin kamu dapat mencarinya disitu. Ingat jangan disana orangnya sangat pelit tidak dapat ditawar. Juga toko itu jagan tertipu dengan harga murahnya semua barang yang ada disitu adalah sampah. Cih... bahkan dia sangat pintar dalam mengelabuhi pelanggannya." Bai satu persatu menjelaskan seluk beluk pasar.
Dalam perjalanan bai juga sedikit memainkan trik mencuri beberapa buah pada toko yang dia lewati. Ozon melihat itu dan dia menolak buah itu. Horizon sangat tidak senang namun Bai tetap enjoy dan terus memakan buah tersebut sambil lanjut menjelaskan.
Mata Bai mengunci sesuatu dan dia tesenyum melengkung. Tatapannya sangat tersembunyi bahakan Ozon tidak menyadarinya.
Tatapan itu mengarah pada orang-orang tertentu. Dan mereka berkelompok. Ketika kelompok itu berjalan jelas mereka sangat dihormati oleh beberapa orang. Namun ada juga yang mengalihkan tatapan ketika kelompok itu melewati tokonya.
Bai berusaha mendekat. Namun mulutnya terus saja menjelaskan pada Horizon sehingga Horizon kurang dalam memperhatikan sekitar. Bai melemparkan buah sisa yang barusaja dia makan. Lemparan itu tersebumi dan mengenai kaki dari salah satu kelompok tersebut.
Salah satu dari mereka sedikit kehilangan keseimbangan lanjut dengan kaki Baii dengan sengaja menjegal sehingga salah seorang kelompok itu tersungkur.
"ANJ!! Apa yang kau lakukan dasar bodoh!"
Orang tersebut bangkit dan meilihat Bai. Kemudian tatapannya beralih pada sesosok besar yang berada dibelakang bai yaitu Ozon.
Kerena badannya yang besar dan tatapannya yang seram seakan membuat ancaman secara tidak langsung.
Seluruh kelompok itu menatap Ozon dan memakinya. Mereka semua mulai mendekat. Sedangkan Bai mulai berjalan santai keluar kerumunan meinggalkan Horizon seakan tidak peduli.
Bai meninggalkan horizon sendiri dengan sedikit tersenyum kecil.
Horizon tetap diam dengan makaian tersebut matanya tetap saja sengit memandang kelompok itu seakan meremehkan kelompok kecil tersebut.
"Bagus!! Rupanya kamu adalah orang bisu."
Salah seorang dari kelompok tersebut bertepuk tangan kecil dan mendekati Ozon.
"Bagus sangat bagus, keliatannya anda membutuhkan sedikit salam olah raga."
Beng!! Orang tersebut memukul pipi kiri Ozon.
Plak\\ Secara Reflek dibalas dengan tamparan kuat Ozon dan orang itu secara instan terjatuh tergeletak. Tamparan itu terdengan keras.
"Serang!"
Seluruh kelompok itu menyerang Horizon.
Seluruh pasar menjadi panik pergi ada juga sebagian besar yang datang kepusat pertikaian karena mereka juga bagian dari kelompok itu. banyak orang yang datang untuk bergabung menyerang Horizon
.
Bang! Bang! Bang! Pukulan Horizon terlalu kuat untuk mereka semua. Namun semakin banyak orang yang datang.
"HIYAA!! SERANG!"
Pukulan tendangan menghujani Horizon. Dia tetap berdiri kokoh. Ozon sama sekali tidak menangkis dia menyerang dan menyerang. Namun disisi lawan juga bukan sembarang mental. Mereka terus saja menyerang Horizon membabi buta tanpa rasa takut.
Bai tetap berjalan santai melewati orang-orang yang datang untuk membantu kelompok meraka. Namun ada salah seorang yang menghentikan Bai, karena tadi dia melihat bahwa bai bersama dengan Horizon.
"Hei bukankan tadi kau tadi bersamanya? Apakah kau temannya?" seketika cukup banyak orang yang menoleh kearah Bai.
Bai tidak panik sedikitpun bahkan dia menatap rendah sinis pada orang yang memberikan pertanyaannya. Bai menyeplak kepala orang tesebut dan berkata "Buka mata anjingmu itu!"
Bai melepas beberapa kancing baian atas dan menunjukkan gambar Monyet di bagian dadanya.
"Oh maafkan aku, tapi jika kamu bagian dari kami kenapa kamu tidak ikut memberi pelajaran pada orang yang mencoba menentang kelompok kita?"
"Apakah posisiku terlihat rendah seperti kalian? Liat baik-baik dasar bodoh. Apa yang dibelakang punggungnya. Kamu pikir siapa yang menemukannya dan membawa kemari!"
Bai kembali mengeplak kepala orang tersebut.
"Dia- dia bukankan dia adalah orang yang kelompok 8 cari. Baiklah maafkan aku. Ayo kita beri pelajaran orang tersebut." Orang itu mengajak orang sekitar untuk menyerang Horizon.
Bai tersenyum dan mulai mecari tempat untuk menonton pertunjukkan Horizon melawan Anggota Great Ape. Bai tiduran pada box box kotak yang cukup tinggi ditemani dengan beberapa buah segar yang berada didekatnya sambil menonton Horizon dikeroyok satu pasar.