webnovel

brother and sister

Zappelin bar

"apa yang kakak lakukan ditahun ini?"tanya Nakutsu sekali lagi kepada Minori yang nampak sedang menikmati koktail yang dibuat sang bartender,

"kakak kemari karena ada misi sekaligus menjenguk adik kesayangan kaka"ucap Minori

"huh... adik kesayangan"ejek Alan dari jauh,mereka lalu tertawa terbahak-bahak melihat Minori yang memperlakukan Nakutsu seperti anak kecil,Nakutsu yang awalnya pendiam dan cerdas sekarang malah terlihat seperti anak kecil yang sebal terhadap sesuatu,

"kak umurku bukan 10 tahun lagi aku sudah hampir 30 kau sudah tidak pantas memperlakukan ku seperti itu,kakak harusnya juga sudah menikah"Nakutsu lalu meneguk segelas air mineral,"kau tidak laku ya?"

"apa yang kau bilang barusan?"aura Minori yang awalnya ceria tiba-tiba berubah menjadi suram,ia lalu menghampiri Nakutsu,

"kenapa? aku benar kan?"

tanpa basa basi sebuah tamparan mengenai pipi Nakutsu hingga membuatnya terpental dan tak sadarkan diri,

Alan yang melihat itu segera menghampiri Nakutsu yang tak sadarkan diri"dia pingsan"ucapnya

dia lalu menahan tawa ketika melihat sebuah bekas merah akibat tamparan Minori terjiplak di pipi Nakutsu,

tak berselang lama masuklah Hyori dengan membawa 2 kotak berisi bir dan minuman di tanganya dari pintu depan,

"perlu bantuan?"tanya Roku yang menawarkan bantuan kepada Hyori yang nampak kesusahan,

"tidak perlu"ucap Hyori sambil berjalan meninggalkan Roku ia lalu berjalan masuk ke gudang dan menaruh 2 kotak itu ia lalu berbalik badan dan berjalan kembali untuk mengambil kotak minuman itu namun ketika dia mau membuka pintu nampak Roku yang membuka pintu terlbih dahulu dengan 6 kotak minuman ditanganya,

"sisa 3 dibelakang"ucap Roku sambil berjalan masuk dan meninggalkan Hyori dengan 3 kotak yang tersisa,Roku lalu menaruh kotak itu dan berjalan kembali ke meja bar,

"yo.... tolong buatkan aku onigiri dengan tuna"ucap Roku

"baiklah mohon ditunggu"jawab sang bartender,

Roku lalu kembali melihat-lihat jari tanganya,

"Laskar Mahara telah hancur,hanya kita yang tersisa"ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul di dalam pikiranya"kita harus terus berjuang,jangan sampai para teroris itu meguasai semenanjung Mahera"

Roku lalu tersenyum"ingatan itu terulang lagi"ucapnya

"ingatan apa?"

"huh!?"ia yang mendengar hal itu langsung berpaling dan melihat Hyori sedang berdiri dibalik meja bar,

"oh maaf apa aku mengganggumu?"tanya Hyori

"tidak, hanya saja aku tidak menyadari kedatanganmu"jawab Roku

Hyori lalu melihat beberapa jari Roku"apa yang terjadi dengan mu?"

"maksudmu?"

"maksudku jarimu itu,seperti cyborg"

"oh ini"ucap Roku ia lalu meletakan tanganya diatas meja agar Hyori dapat melihatnya dengan jelas,nampak ada 3 jari robot ditanganya,"aku kehilangan ketiganya akibat perang"

"perang? perang teluk? kau ikut perang? jadi... kau dulu seorang tentara"

Roku lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya"aku hanyalah seorang Bounty hunter"

"Bounty hun~ter aku baru dengar pekerjaan itu"

"ya.... itu tidak ada di tahun ini"ucap Roku pelan

"hah apa maksudmu?"tanya Hyori yang kebingungan

"ah... tidak ada"jawab Roku

"sudah berapa lama kalian berkerja disini?"

"kau tahu darimana?"

"paman memberitahuku"ucap Hyori sambil berjalan menjauh dan mengelap beberapa gelas,

tak lama berselang lama datanglah bartender sambil membawa makanan pesanan Roku,ia lalu menaruhnya di meja tepat didepan Roku,

"kau bilang ke dia kami berkerja disini?"

"ya... tuan maafkan aku"

"karenamu ruang gerak kami tidak bisa bebas,kami jadi harus berkerja disini"Roku lalu menyantap Onigirinya,sementara sang bartender terlihat khawatir bahwa keponakanya akan dibunuh oleh para Clokers,

hari esok rumah sakit 12:00

terlihat Mutsuki yang masih tidak sadarkan diri terbaring diranjang rumah sakit dengan tangan kananya yang penuh dengan perban,

"dimana ini?"ucap Mutsuki yang perlahan terbangun dari pingsanya,"aku masih hidup?"Mutsuki lalu melihat lihat seisi ruanganya"eh? aku dirumah sakit? tunggu sebentar aku masih hidup"ucap Mutsuki

ia lalu melihat tanganya yang diperban"oh ini pasti akibat semalam"ia lalu mencoba menggapai sebuah telepon didekatnya,ia lalu mencoba menghubungi dokter dan Kandou,

Kantor polisi pusat

"kita adakan rapat besok malam"ucap sang perwira

"baik aku mengerti"jawab Kandou

"paman!!!"teriak seorang bocah lelaki yang berlari kearah Kandou

Kandou lalu menoleh ke arah bocah itu,ternyata itu adalah anak sang perwira yang saat itu sedang bermain ke kantor polisi,"oh!? Tetsuya kau ikut ayahmu lagi"

Tetsuya lalu mengangguk,

Kandou lalu menatap sang perwira"Really? membawa anak ke tempat kerja?"

"ya aku terpaksa istriku sedang tidak enak badan"bisik sang perwira ia lalu menoleh kearah anakny"ayo main diruangan ayah saja,takutnya kau mengganggu teman teman ayah"ucapnya sambil berjalan menggandeng tangan Tetsuya,

Tetsuya lalu hanya mengagguk mereka berdua lalu berjalan meninggalkan Kandou

"dada paman!"ucap nya

Kandou hanya melambaikan tanganya"memangnya dia mau kemana sampai dada seperti itu"ucapnya

Kandou lalu berjalan ke report center,disana banyak orang orang yang datang akibat kasus kejahatan yang mereka alami,namun Kandou terus berjalan sampai dia berada diparkiran mobil dia mengeluarkan sebatang rokok dan membakarnya,

"permisi tuan.."ucap seorang pria berjas yang nampak kebingungan

"ya ada yang bisa saya bantu"jawab Kandou spontan ketika dia menyadari pria itu,

"apa disini kantor polisi pusat?"

"ya benar anda tinggal lurus saja kedepa,ngomong-ngomong bapak ada keperluan apa?"tanya Kandou yang melihat pria itu nampak membawa sebuah koper,

"saya mau melaporkan kasus perampokan,rumah saya kemarin malam dirampok"ucapnya dengan santai

"oh ya silahkan anda tinggal ke report service didalam sana"ucap Kandou sambil menunjuk menggunakan ibu jarinya,

pria itu lalu membungkuk dan berjalan pergi meninggalkan Kandou,

"jari yang aneh"ucap Kandou sambil menghisap rokoknya kembali,

"kita lakukan malam ini?"tanya Minori yang nampak mengawasi dari atas bukit bersama Nakutsu,

"ya nanti malam,dia akan dibunuh sekitar jam 21:00 kau bunuh yang ada didaftar saja"ucap Nakutsu sambil memberikan secarik kertas dengan wajah setiap target dan identitas mereka,

"uhm..... baiklah aku mengerti,"ia lalu melihat Nakutsu dengan wajah sebal disertai sebuah jiplakan tangan di pipinya yang berwarna merah"kau masih kesal dengan kaka?"

"kapan target client kakak akan mati?"tanya Nakutsu yang tidak memperdulikan omongan kakanya itu

"2 hari lagi"jawab Minori

"baguslah"jawab Nakutsu pelan,mereka lalu kembali mengawasi kantor polisi itu,

Minori yang mendengar hal itu merasa bersalah menampar adiknya semalam,walaupun mereka hanyalah saudara tiri hubungan mereka layaknya saudara kandung,

"kaka minta maaf"ucap Minori

"untuk apa?"

"untuk menamparmu malam tadi,"

Nakutsu lalu memalingkan wajahnya "baiklah permintaan maaf diterima namun kakak harus memberikan ku kapak tomahawk keluaran 1901"

"nah gitu dong..... iya nanti ku berikan namun bukan sekarang"ucap Minori yangs ecara tba-tiba mencium pipi Nakutsu dan membuat Nakutsu kaget,

"kakak! aku bukan anak kecil lagi!....."ucap Nakutsu

"dimata kakak kamu hanyalah bocah berumur 6 tahun kesayangan ayah"ucapnya

"ayah sudah pergi kak.... jangan membahas dia lagi"jawab Nakutsu lalu meneropong kembali kantor polisi itu,

Minori lalu mengagguk,"ngomong-ngomong dimana Alan?"

"dia sedang mengecek sesuatu"

"sesuatu?"tanya Minori bingung

sementara di rumah sakit,

nampak rumah sakit yang ramai akan pasien yang berdatangan,dokter dokter dibuat sibuk membuat keamanan sedikit lengah,tanpa semua sadari nampak seorang perawat yang berjalan dengan membawa sebotol cairan infus keruang

Mutsuki,

"selamat siang infusnya harus diganti ya"ucap sang perawat sambil mengganti infusnya

Mutsuki yang mendengar hal itu hanya mengagguk sambil memainkan smartphonenya menggunakan tangan kirinya,

"oke infusnya sudah saya pasang jika ada keperluan sesuatu tekan tombol diatas sini ya"perawat itu lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan itu saat dia sudah diluar nampak dia memandangi jam tanganya,

"harusnya akan bereaksi jam 8 malam"ucap Alan

"kau siapa?"tanya sang perawat yang asli

Alan lalu menoleh dan membuat suasana menjadi awkward"ehm...."

"panggil kea-"

"oh tidak secepat itu"Alan lalu dengan cepat melempar beberapa dartnya hingga menancap dibadan sang perawat dan membuatnya seketika pingsan,

"hampir saja"ia lalu menyeret tubuh sang perawat yang asli ke arah gudang.