webnovel

Holland van Devries : Hilangnya Keceriaan Marysa

"Aku sudah mengerti kenapa Marysa menangis seperti tadi. Rasanya pasti sangat menyakitkan. Aku berjanji untuk selalu membuat Marysa tertawa. Aku akan selalu menghiburnya. Aku tak akan membiarkan Marysa mengingat Mamanya lagi. Aku tahu memang tak mudah, sama seperti saat aku kehilangan Heleen. Sungguh aku tak bisa berhenti memikirkannya, mungkin saat ini Marysa dan Tuan Albert merasakan hal yang sama," ujarku panjang lebar. Mama dan Papa tersenyum ke arahku.

"Kau memang anak yang hebat, Anakku. Aku bangga memiliki anak sepertimu," puji Papa membuat aku tersenyum senang.

"Tetapi aku bisa kembali ceria setelah memiliki teman baru, apakah Mama dan Papa bisa mencarikan Mama baru untuk Marysa?" tanyaku dengan wajah polos. Aku berpikir mungkin saja dengan hal itu, Marysa akan kembali ceria.

Mama dan Papa terlihat terkejut dengan apa yang aku ucapkan, bahkan mereka saling berpandangan dan tak lama mereka tertawa. Aku tak tahu apa yang lucu dari ucapanku tadi.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel