webnovel

45. Saatnya Berpihak Kepada Ye Shang

Chen sedikit banyak mengetahui tentang Wanita bermabut putih ini. Dalam kehidupan lamanya ada 3 orang yang pernah mengalahkannya.

Pertama Han Song ketika dirinya berumur 32 tahun. Saat itu dia dan Han Song Sama sama di peringkat Emperor. Kekuatan Beast Spirit Belut Listrik melawan Kekuatan Beast Spirit White Panther miliknya.

Setelah dua hari pertarungan akhirnya Chen mengalami kekalahan dengan kerusakan yang parah di tubuhnya mengakibatkan kelumpuhan. Meskipun tidak di bunuh oleh Han Song tapi ini hal yang sangat memalukan dalam hidupnya.

Membutuhkan pemulihan sampai satu tahun barulah kemudian Chen menantang kembali Han Song. Pertarungan ke dua dapat dimenangkan Chen namun tetap tubuhnya kembali menderita parah. Membutuhkan Satu tahun lagi untuk masa pemulihan. Tapi saat itu Chen tidak mengampuni lawannya, Han Song tewas di tangannya saat umurnya 34 tahun. Eel Spirit Pearl milik Han Song pun lenyap berubah menjadi debu.

Han Song menjadi semakin kuat karena keberadaan Eel Spirit Pearl. Satria Judi itu sering berlatih dengan memasuki ke dalam Dunia Eel Spirit Pearl. Kemampuannya dapat meningkat cepat.

Kekalahan Kedua adalah saat bertarung melawan Malaikat Pembunuh yang saat itu menghendaki Empedu Ular Piton Selaksa Racun milik Chen. Hanya membutuhkan tiga jurus saja untuk menaklukkan Chen. Dengan sangat terpaksa Chen memberikan Empedu Ular Piton itu demi nyawanya. Semenjak saat itu Wanita penyakitan itu tidak pernah lagi mengganggunya.

Kekalahan ketiga adalah ketika melawan manusia bertopeng dari pihak kerajaan Zhu yang menyebabkan dirinya disiksa sampai mati.

"Baik. Dari Nona Malaikat 1.000.000 yang menyatakan bahwa batu itu bukan Besi Emas Hitam. Siapa lagi yang akan bertaruh? Aku masih memberikan kesempatan satu menit sebelum di tutup." Han Song menutup tawaran si Pencabut Nyawa.

"(Apakah dia memiliki kemampuan Teleport bagai Dewa?)" Youmei hanya bertanya kepada dirinya sendiri.

Tapi bisikan itu di dengar oleh Yuan Chen. "Tidak. Tapi benar dia bagaikan dewa berlari sangat cepat. Sebelum masuk ruangan, Pasir salju sudah berhembus kedalam ruangan lalu wanita itu berlari dengan cepat diatas pasir salju. Sebuah peringan tubuh yang menakutkan."

Buat Chen untuk mengetahui hal itu bukanlah hal yang sulit. Karena dia memiliki mata Dewa yang dapat melihat gerakan Malaikat Pembunuh seperti dalam gerakan lambat. [ melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang biasa].

Wanita yang di panggil Malaikat Pembunuh langsung berdiri dari duduknya. Matanya menyorot tajam ke arah Chen. Diatas kepala wanita itu seakan berkumpul butiran salju yang melayang di udara. Semakin lama butiran salju itu semakin banyak. Hingga akhirnya butiran salju itu membentuk dua mata panah.

Dengan kekuatan Telekinetic kedua mata panah yang terbuat dari es melesat cepat ke arah Chen.

Youmei yang melihat bahaya akan datang ke arah adiknya segera bertindak. Dipukulnya baru besar Bahan Mentah yang ada di tangan Chen untuk melambung di udara menahan serangan Mata Panah itu.

Sesuatu yang luar biasa terjadi. Mata panah itu bagai memiliki mata dapat berputar menghindari batu yang akan menghalang kemudian melanjutkan serangannya ke arah mata Chen. Tepat 3 cm didepan bola mata Yuan Chen, mata panah itu berhenti.

Suatu pengendalian Telekinetic yang luar biasa. Chen hanya menarik nafas panjang. Hidupnya sudah di ujung tanduk. Sedikit gerakan saja maka kedua matanya akan buta tertusuk mata panah itu.

Bunyi suara benturan akibat batu yang dipegang Chen jatuh kelantai. Setelah itu tidak ada lagi suara yang terdengar dalam ruangan. Jarum jatuh pun dapat terdengar.

"Hentikan Nona Malaikat Pembunuh." Youmei tidak tahan untuk melindungi adik angkatnya ini.

"Rupanya Si tua Hong Yinseng telah melatihmu dengan baik." Wanita itu melambai tangannya dan seketika itu juga ke dua mata panah yang terbuat dari es itu pecah menjadi debu es.

Wanita itu kembali duduk di tangga. "Han Song. Aku berubah pikiran."

"Apa maksud Nona?" Han Song mendekati.

"Aku berpihak kepada pemuda itu."

"Maksud Nona, bahwa batu itu adalah Baja Emas Hitam?"

Si wanita hanya mengangguk.

"Kalau boleh saya tahu Nona, apa alasan Nona bertaruh di pihak Tuan Ye Shang."

"Tidak ada alasan. Uhuk... Bertaruh Itu sama seperti membunuh yang datangnya sesuai dengan moot."

Sebenarnya, alasan wanita ini mengubah persepsi nya karena dia sempat mendengar kalau Chen dapat melihat kedatangannya, sementara yang lain tidak ada yang memperhatikan. Itu membuktikan kalau anak muda ini memiliki kemampuan akan pengamatan. Tidak seperti orang di dalam ruangan ini yang dianggap seperti kaleng kosong.

"Yeahhh... 1.000.000 untuk Ye Shang." Han Song juga tidak berani menekan lebih jauh. "Kalau tidak ada lagi yang bertaruh maka akan kita mulai mengupas batu."

"Saya ikut bertaruh." Sing Poa yang tadi hanya menyaksikan kini ikut terlibat. "Saya hanya memiliki 500.000 Duan."

"Baik. Tuan Sing Poa 500.000 untuk..."

"Tuan Ye Shang." Sing Poa meneruskan perkataan Han Song.

"Apa? Kau juga percaya kalau batu itu adalah Baja Emas Hitam?"

Sing Poa mengangguk.

"Apakah aku boleh tahu apa alasannya Tuan?" Han Song penasaran.

"Alasan? Hmm... Aku hanya berpikir kalau aku hebat karena dapat menebak batu itu. Tapi ternyata ada yang lebih hebat lagi. Bukan hanya cara pengamatan Tuan Ye Shang yang hebat tapi juga hidupnya juga sangat hebat."

"Maksudnya, hidupnya sangat hebat?"

"Perhatikan Tuan Ye Shang dan Nona Hong Youmei, Putri cantik dari Istana Rumah Lelang. Mereka baru bertemu beberapa hari tapi hubungannya seperti kakak dan adik. Nona Youmei bahkan bersedia korban jiwa demi menolong orang yang baru di temuinya beberapa hari ini. Apakah itu tidak hebat. Berarti ada sesuatu yang hebat dari pria itu yang kita tidak tahu..."

"Yeahhh... Luar biasa. 500.000 Untuk Tuan Hebat."

"(Dari mana orang tua itu tahu kalau kita seperti kakak adik? Dia juga tahu kalau kita baru bertemu beberapa hari?)" Chen berbisik.

Sepertinya Youmei tidak fokus dan tidak mendengar lagi bisikan Chen.

"Aku juga 1.000.000 Untuk Ye Shang." Youmei juga ikut terlibat dari taruhan.

"Nona Youmei. Pikirkan baik baik. Sebaiknya Nona Rumah Lelang tidak usah terlibat dengan pertaruhan ini." Bujuk Han Song.

"2.000.000." Youmei tidak menjawab tapi justru menaikan taruhannya.

"Nona. Jangan main main. Aku bermaksud membantumu sebelum kau nanti ketagihan."

"3.000.000" Youmei menaikan taruhannya. "Ajaklah berbicara terus maka aku akan menaikan taruhanku untuk adikku ini."

"Apa?"

"3.000.000?"

"Ini Gila."

"Adik? Apa aku tidak salah dengar?"

Berbagai ungkapan ke terkejutan mulai membahana dalam ruangan. Sebagian terkejut dengan jumlah besar yang di pertaruhkan dan sebagian lagi dengan ungkapan Puteri Rumah Lelang yang menganggap Chen adalah adiknya.

Youmei menjadi berani mengorbankan hartanya setelah melihat akhir drama tadi. Malaikat Pembunuh berani bertaruh untuk Ye Shang. Sing Poa juga menuturkan akan hubungannya dengan Chen yang cukup dekat dengan dirinya. Hatinya sangat senang ketika orang lain mengetahui hubungannya dengan Chen. Jadi tidak ada yang perlu dirahasiakan lagi mengenai hubungannya dengan Chen. Jika nyawa saja hampir dikorbankan demi pria ini apa lagi cuman harta. Mengapa dirinya ragu sementara yang lain tidak.

Nächstes Kapitel