webnovel

Bicara

Setelah sehari mereka tidak masuk sekolah, mereka hari ini kembali bersekolah. Rencananya hari ini mereka ingin menemui kepala sekolah untuk menanyakan alamat pemilik sekolah Kyunghee ini.

Sekarang tanggal 30 September. Itu artinya tinggal 15 hari lagi untuk mencegah terbunuhnya kakak kelas mereka. Mereka ingin menyelesaikan ini semua dengan cepat agar tidak ada lagi korban yang terbunuh setiap bulannya. Mereka juga sudah bicara sama kepala polisi Park dan menyerahkan semua bukti-bukti yang mereka temukan. Kepala polisi Park sangat terkejut saat mengetahui kalau orang kepercayaannyalah dalang dari semua ini. Mereka meminta kalau komadan polisi Han jangan dipenjara tapi hanya dilepas jabatannya. Mereka meminta itu dilakukan setelah mereka berhasil membuat pemilik sekolah Kyunghee mau menutup sekolah paling lama sekitar 2 tahun.

"Tinggal selangkah lagi semuanya akan berakhir." Ucap Joon Oh

"Aku benar-benar tidak menyangka kalau kita sudah sampai ketitik ini. Awalnya aku ragu untuk melanjutkan misi kita, mengingat Jiwon yang katanya mati karena bunuh diri karena diteror. Aku takut kita semua akan mati. Tapi ternyata aku salah. Kita semua sudah berhasil melewati teror yang kita terima. Kini kita hanya tinggal meyakinkan pemilik sekolah ini untuk menutup sekolah sementara lalu menghapus dendam komandan polisi Han." Sahut Min Gi

"Kalian semua memang luar biasa. Kalian bisa memecahkan misteri pembunuhan yang terjadi dikelas 3A. Padahal polisi pun tidak bisa memecahkan misteri ini." Sahut Jong Min

"Bagaimana kalau nanti kita adain pesta setelah berhasil meyakinkan pemilik sekolah buat menutup sekolah ini plus membuat komandan polisi Han menghapus dendamnya? Yah itung-itung untuk perayaan keberhasilan kalian karena telah berhasil mengungkap misteri pembunuhan yang terjadi disekolah ini." Usul Jun Myeon

"Kalo dirumah kamu sih aku setuju." Sahut In Seok

"Deal." Sahut Jun Myeon

"Yesss! Pestaaa!" Sorak mereka semua senang

"Jangan mikirin pesta dulu kalian semua, mending kalian belajar." Sahut Jung Hyeon

"Belajar buat apa?" Tanya Jin Gu

"Hari ini uts matematika, kalian lupa?" Sahut Jung Hyeong

Mata mereka langsung melotot mendengarnya.

"Serius kamu?" Tanya Tae Oh kaget

"Jangan bilang kalian tidak melihat grup chat?" Tanya Jung Hyeon dan mereka langsung menggelengkan kepala

"Bodoh. Makanya kalau ada pesan masuk digrup itu dibaca bukan pesan gebetan doang yang kalian baca. Jadi tidak tahu kan kalo hari ini ada uts? Padalah aku sudah koar-koar disana buat memberitahu besok ada uts matematika. Tapi kalian tidak ada yang menanggapi." Sahut Jung Hyeon

Mereka hanya cengengesan doang. Iya, mereka emang nggak ngebaca obrolan digrup. Mereka hanya mengabaikannya, karena mereka pikir isinya paling nggak penting. Kan biasanya gitu, makanya mereka males buka grup.

"Nyontek dong, Hyeon. Kamu kan pinter. Ya ya ya ya~" Pinta In Seok dan mereka semua juga menatap Jung Hyeon penuh harap

Karena memang mereka sama sekali tidak belajar dan Joon Oh yang biasanya paling anti sama menyontek pun ikut menatap Jung Hyeon penuh harap, bagi Joon Oh belajar matematika dalam waktu kurang dari satu jam itu sulit. Namjoon tidak bisa menghafal rumus dalam waktu singkat. Makanya mereka berharap banyak sama Jung Hyeon.

"Ogah. Kerjain aja sendiri." Sahut Jung Hyeon cuek lalu kembali membalikkan tubuhnya menghadap depan

"Tega kamu, Hyeon. Pelit banget sama teman sendiri juga." Sahut Jin Gun kesal

"Aku tidak peduli tuh." Sahut Jung Hyeon

"Aku traktir deh. Kamu boleh makan sepuasnya dikantin. bagaimana?" Tawar Joon Oh

Jung Hyeon mengerutkan keningnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap belakang.

"Kamu bukannya paling anti yah sama menyontek, Joon?" Tanya Jung Hyeon bingung

"Aku tidak belajar, Hyeon. Makanya aku nyontek sama kamu." Sahut Joon Oh sambil cengengesan

Jung Hyeon kelihatan berpikir. "Eumm... oke deh. Tapi aku tidak mau traktiranmu. Aku cuman mau kamu mengajariku kimia. Aku sama sekali tidak bisa pelajaran itu." Uap Jung Hyeon

"Deal." Sahut Joon Oh

"Yesss." Sorak mereka begitu Jung Hyeon setuju buat menyontekkan mereka

Tidak lama kemudian guru Kim memasuki ruang kelas. Guru Kim langsung membagikan kertas soal plus satu kertas kosong buat corat-coret. Setelah selesai membagikannya, guru Kim minta muridnya untuk mengerjakan soal itu dengan tenang.

Sesuai janjinya setelah beres mengerjakan soal, dia langsung menyalin jawabannya dikertas kosong lalu mengoper jawabannya kebelakang tanpa ketahuan guru Kim. Karena saat ini guru Kim sibuk memeriksa soal dari kelas lain.

Jung Hyeo mengoper jawabannya ke Jong Min lalu Jong Min meneruskannya sama Chan Bin begitu seterusnya sampai jawaban itu berada di tangan Jung In dan In Seok yang duduk paling belakang. Setelah beres menyalin jawaban, Jung In langsung memasukkan kertas contekkan dari Jung Hyeon ke dalam tasnya agar guru Kim tidak curiga saat melakukan pemeriksaan.

Bener aja, setelah Jung In memasukkan kertas contekkan itu ke dalam tas guru Kim berjalan-jalan untuk memeriksa muridnya dan memastikan tidak ada yang menyontek.

"Kamu mengambil apa di dalam tas?" Tanya guru Kim

"Sa-saya cuman mau ngambil tipe x kok." Sahut Jung In sambil memperlihatkan tipe x ditangannya

Guru Kim hanya mengangguk lalu kembali berjalan ke tempat duduk dan melanjutkan tugasnya untuk memeriksa jawaban kelas lain.

Mereka menghembuskan nafas legah. Untung Jungkook pinter, jadi mereka tidak ketahuan kalau menyontek.

Bel pun berbunyi, yang artinya jam pertama sudah selesai. Mereka langsung mengumpulkan jawabannya ke depan dan jam pelajaran pun berganti.

Setelah mereka belajar selama beberapa jam, akhirnya bel istirahat berbunyi. Sesuai janjinya, Joon Oh bakalan mengajarkan Jung Hyeon kimia diperpustakaan.

"Kamu mau nitip sesuatu nggak, Joon?" Tanya Jin Gu

"Aku nitip susu coklat sama roti aja." Sahut Joo Oh

"Kamu, Hyeon?" Tanya Jin Gu

"Samain aja seperti Joon Oh." Sahut Jung Hyeon

"Ya udah kalo gitu. Kita pergi ke kantin dulu. Bye." Ucap mereka

"Bye." Sahut Joon Oh dan Jung Hyeon bersamaan

Mereka langsung membawa buku latihan plus buku kimia ke perpustakaan. Sekalian Joon Oh belajar kimia, karena kata Jung Hyeon minggu depan sudah uts.

Ketika sudah sampai diperpus, mereka langsung duduk di meja yang kosong. Mereka langsung membuka buku dan Joon Oh mulai mengajarkan kimia pada Jung Hyeon. Joon Oh ini yang paling pintar dikelas dan dia menguasai semua mata pelajaran. Tapi dia juga manusia biasa yang kadang suka lupa. Makanya saat ulangan matematika, dia lebih memilih mencontek ketimbang nilainya turun. Joon Oh kalau tidak belajar kadang dia suka lupa apalagi kalau mau ulangan, Joon Oh pasti belajar dulu.

Setelah selesai mengajarkan Jung Hyeon mata pelajaran kimia, mereka langsung kembali ke kelas. Tidak butuh waktu lama buat mengajarkan Jung Hyeon, karena memang dia anak yang mudah memahami dan mencerna penjelasan dengan baik.

Setibanya mereka di sana, mereka langsung meminum susu dan roti yang sudah dibelikan oleh Jin Gu. Mereka memakannya dengan cepat sebelum jam istirahat berakhir.

*****

Hari ini sekolah berakhir lebih awal yaitu jam 5 sore. Sebelumnya mereka sudah menemui kepala sekolah buat meminta alamat pemilik sekolah. Awalnya, kepala sekolah tidak mau memberikan alamat pemilik sekolah kepada mereka, tapi mereka meyakinkan kepala sekolah kalau ini keadaan darurat dan harus menemui pemilik sekolah dengan cepat. Akhirnya, kepala sekolah memberikan alamat pemilik sekolah itu kepada mereka.

Setelah berganti baju, kini mereka sudah berada di depan rumah pemilik sekolah yang sekarang. Mereka memasuki halaman rumah yang besar itu lalu membunyikan bel.

Tidak lama kemudian pintu rumah terbuka secara otomatis.

"Kalian ingin bertemu siapa?" Tanya sang maid

"Kami ingin menemui tuan Kang. Apakah ada?" Tanya Yoon Jae

"Silahkan masuk." Ucap sang maid itu

Mereka memasuki rumah itu.

"Silahkan duduk dulu. Saya akan panggilkan tuan Kang." Ujar sang maid sopan

Mereka langsung duduk di sofa begitu sang maid pergi. Tidak lama kemudian, ada seseorang yang menghampiri mereka dengan senyuman diwajahnya.

"Kalian mencari saya?" Tanyanya ramah

"I-iya, pak." Sahut Joon Oh

"Ada apa yah?" Tanya tuan Kang

"Jadi maksud kedatangan kami kemari itu ingin meminta tolong pada tuan. Sebelumnya, perkenalkan saya Kim Joon Oh dan mereka adalah teman-teman saya. Kami bersekolah di Kyunghee Senior High School dan lima lainnya bersekolah Kyunghee Junior High School. Saat kami pertama masuk, kami sudah penasaran dengan apa yang terjadi disekolah itu. Misteri apa yang ada disekolah itu. Itulah yang mendorong kami menyelidikinya secara diam-diam. Kami menemukan beberapa bukti serta alasan dibalik pembunuhan siswa kelas 3A." Ucap Joon Oh

"Dari bukti itu kami menemukan bahwa pembunuhan yang terjadi secara misterius setiap bulannya itu ada hubungannya dengan kejadian masa lalu. Apakah anda mengenal Han tae Won? Dia adalah salah satu orang yang mau mendaftar disekolah Kyunghee tapi diperlakukan tidak adil hanya karena dia orang miskin. Pihak sekolah menjanjikan dia akan bersekolah di Kyunghee School asalkan kedua orang tuanya mati bunuh diri, tapi setelah kedua orang tuanya bunuh diri mereka mengingkari janji mereka." Lanjutnya

"Hal itu membuat hidup mereka gelandangan. Bahkan adiknya mati karena kelaparan. Dia menjadi dendam dan adiknya berubah menjadi hantu jahat. Dia menggunakan adiknya untuk balas dendam dengan cara merasuki tubuh adik dari teman kami untuk membunuh setiap murid yang ada dikelas 3A. Jadi kami meminta agar anda menutup sekolah paling lama sekitar 2 tahun dan meminta maaf dengan Han Tae Won untuk menghapus dendamnya serta menghentikan terjadinya pembunuhan lagi." Jelas Joon OH panjang lebar

"Jadi maksud kalian hantu yang melakukannya? Dia menggunakan tubuh adik teman kalian lalu membunuh murid kelas 3A?" Tanya tuan Kang

"Benar." Sahut Joon Oh

"Mohon maaf, saya tidak percaya. Kalau kalian bilang adik teman kalian yang membunuh mereka, mungkin saya percaya. Tapi kalian bilang hantu adik dari Tae Won itu menggunakan tubuh adik teman kalian untuk membunuh mereka. Saya tidak percaya dengan adanya hantu. Karena hantu itu tidak ada. Mungkin itu hanya imajinasi kalian saja." Ucap tuan Kang

"Tapi kami mengatakan yang sebenarnya. Pembunuh mereka itu adalah bayangan hitam besar dengan mata merah. Itu adalah jelmaan hantu dari adik Tae Won. Dia menjadi arwah jahat untuk membantu kakaknya balas dendam. Hanya dengan anda meminta maaf terus menutup sekolah akan menghapus dendamnya dan pembunuhan yang terjadi setiap bulannya bisa dihentikan." Sahut Yoon Jae

"Bayangan hitam besar? Arwah jahat? Apa kalian sedang bermain-main sama saya? Hal seperti itu tidak ada didunia ini. Kalian jangan main-main sama saya. Saya tidak percaya dengan ucapan kalian. Sebaiknya kalian pergi dari sini." Usir tuan Kang yang merasa ucapan anak remaja di depannya tidak masuk akal

"Tapi kami berbicara yang sebenarnya." Ucap Jun Myeon

"Sebaiknya kalian pergi. Jangan ganggu saya. Saya sangat sibuk." Usir tuan Kang lagi

"Kalau kita bisa membuktikan ucapan kita, apa anda akan percaya?" Tanya Chan Bin

Tuan Kang memberikan senyum mengejek pada remaja di depannya. "Silahkan kalian buktikan ucapan kalian. Setelah kalian buktikan ucapan kalian, baru saya akan percaya." Ucap tuan Kang

"Baiklah. Kami akan berusaha membuktikan ucapan kami. Tapi setelah kami membuktikan ucapan kami, tolong anda penuhi permintaan kami." Ucap Hyuna

"Tentu." Sahutnya

Mereka langsung pergi dari kediaman keluarga Kang. Mereka sudah mengira akan sulit meyakinkan pemilik sekolah karena ketidak percayaannya dengan adanya hantu. Tapi mereka akan berusaha membuktikan ucapan mereka untuk menghentikan pembunuhan yang terjadi setiap bulannya dan yang jadi korbannya selalu murid kelas 3A.

Mereka kini sedang berada di dalam mobil. Jun Myeon dari tadi mengomel dengan ide bodohnya Chan Bi.

"Kamu benar-benar gila, Bin. Bagaimana caranya kita membuktikannya hah?!" Marah Jun Myeon

"Tapi hanya itu yang bisa kita lakukan. Memangnya kamu punya ide lain agar tuan Kang percaya, apa?" Sahut Chan Bin

"Tapi gimana caranya kita membuktikannya, bodoh?!" Kesal Jun Myeon

"Kamu tenang dulu, Myeon. Sebaiknya kita pikirkan caranya agar bisa membuktikan ucapan kita pada tuan Kang. Menurutku ide Chan Bin tidak buruk juga." Sahut In Seok

"Tuh dengerin, Myeon." Sahut Chan Bin dan Jun Myeon hanya menatapnya tajam

"Apa kita buka aja yah mata batin tuan Kang?" Celetuk Daniel

"Aku dulu bisa membuka mata batin seseorang, tapi sekarang aku sudah lupa caranya." Sahut Beom Gi

"Kamu serius bisa membuka mata batin seseorang?" Tanya Yoon Jae

"Iya, kak. Tapi aku sudah lupa caranya." Sahut Beom Gi

"Coba kamu ingat-ingat lagi caranya." Sahut Tae Oh

"Mending kita jalan dulu. Nggak enak soalnya bicara di depan rumah orang." Celetuk Jin Gu

"Benar juga. Kita bicara dimana?" Tanya Min Gi

"Rumah Jun Myeon." Sahut mereka semua serentak

Chan Bin langsung mengemudikan mobilnya menuju rumahnya Jun Myeon. Setibanya mereka di sana mereka langsung menuju ruang tengah. Beberapa maid menyediakan banyak cemilan dan minuman untuk tamu tuan mereka.

"Myeon tv kamu kita pake buat memutar video yah." Izin Joon OH

"Silahkan. Aku mau ke atas dulu ganti baju. Kalo kalian mau minjam baju minta aja sama kepala pelayanku. Dia akan menyediakan baju yang pas untuk ukuran tubuh kalian." Sahut Jun Myeon

"Oke." Sahut Joon Oh

Suho langsung meninggalkan teman-temannya dibawah untuk ganti baju. Sementara Joon Oh langsung memutar video dari dvd yang pernah mereka temukan di ruangan kepala sekolah yang lama.

Di detik pertama mereka melihat ada seorang laki-laki berperawakan tinggi sedang berjalan menuju koridor berdarah dengan sebuah kamera ditangannya yang menghadap kearah dirinya. Laki-laki itu terus berjalan dan berhenti di depan ruang kepala sekolah yang lama. Dia memasuki ruang kepala sekolah itu dan terkejut melihat adegan pembunuhan terjadi di depan matanya. Laki-laki itu mengarahkan kamera yang tengah merekam itu kearah orang yang melakukan pembunuhan.

Menyadari ada seseorang yang datang, orang yang tengah melakukan adegan pembunuhan itu berbalik kebelakang lalu melihat seorang laki-laki tengah merekam dirinya yang melakukan pembunuhan.

Laki-laki yang merekam itu tampak ketakutan. Itu terlihat dari kamera yang dia pegang bergetar.

Orang itu mendekat kearah laki-laki yang tengah mereka itu dan selanjutnya layar televisinya berubah menjadi warna hitam.

"Segini doang isi videonya?" Tanya Dae Hyun

"Kalau menurutku laki-laki itu sudah dibunuh. Makanya layarnya tiba-tiba blank gitu." Sahut Joon Oh

"Aku pikir hanya kak Jiwon yang melihat langsung, ternyata kakak itu juga." Gumam Beom Gi

"Aku pikir juga begitu. Tapi siapa kakak itu? Apa dia sudah mati?" Tanya Hwang Bin

"Aku tidak tahu. Kalau dia belum mati, kita bisa menemui pemuda itu lalu meminta keterangan langsung padanya." Sahut Hyun Gi

"Hyun Gi, benar. Kalau pemuda dalam video itu belum mati, kita bisa menemui pemuda itu lalu meminta keterangan langsung padanya dan membawa namja itu pada tuan Kang sebagai bukti kalau kita tidak berbohong." Sahut Yoon Jae

Tidak lama kemudian Jun Myeon datang dan ikut bergabung. "Kalian lagi bahas apa?" Tanya Jun Myeon

"Pemuda dalam video yang kita tonton barusan merupakan salah satu saksi mata terjadinya pembunuhan di ruang kepala sekolah yang lama. Tapi kita tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati." Sahut Min Gi

"Coba aku hubungin orang kepercayaan Papiku dulu. Kalian tenang aja. Kita pasti bantuin kok. Karena kita sudah terlibat." Sahut Jun Myeon

Jun Myeon menelepon orang kepercayaan Papinya untuk membantunya menemukan informasi mengenai pemuda yang ada dalam video yang mereka tonton. Jun Myeon juga memberikan foto pemuda itu lewat foto yang tadi dia ambil dengan ponselnya. Jun Myeon meminta data pemuda itu sudah diberikan padanya dalam waktu 10 menit.

Benar saja, dalam waktu 10 menit. Pemuda yang dia minta sudah diberikan. Jun Myeon memberikan ponselnya pada Joon Oh.

"Kim Jae Kyung. Lulusan Kyunghee Senior High School pada tahun xxxx. Dia sempat mengalami depresi dan dibawa kerumah sakit jiwa untuk penyembuhan selama 2 tahun. Setelah sembuh, dia meninggalkan Korea dan pindah ke Kanada lalu melanjutkan pendidikannya di sana dan menetap." Ucap Joon Oh

"Itu artinya dia masih hidup. Berarti kita bisa menemuinya." Sahut Tae Oh

"Tapi dia di Kanada. Bagaimana caranya kita pergi ke sana?" Sahut Yoon Jae

"Kalau dia di Kanada, kita tidak bisa menemuinya." Sahut Jung In

"Sebenarnya bisa aja kita ke sana malam ini juga. Tapi aku tidak tahu pesawat pribadi milik Mamiku dia pake atau tidak." Sahut Jun Myeon

"Milik Papi kamu?" Tanya Yoon Jae

"Milik Papiku dia gunakan untuk perjalanan bisnis ke Jepang." Jawab Jun Myeon

"Mami kamu emang dimana sekarang?" Tanya Jin Gu

"Terakhir kali Mamiku bilang habis dari butik mau nyusulin Papiku. Tapi aku tidak tahu jadi apa tidaknya." Jawab Jun Myeon

"Telepon dulu aja, Myeon. Siapa tahu Mami kamu batal pergi." Sahut Jung In

"Oke." Sahut Jun Myeon

Jun Myeon menelepon Maminya untuk menanyakan apakah malam ini jadi pergi atau tidak, dan ternyata Maminya menunda keberangkatannya minggu depan. Jun Myeon langsung minta izin untuk menggunakan pesawat pribadi milik Maminya.

"Mamiku batal pergi. Mending sekarang kalian siap-siap. Kita berangkat malam ini juga ke Kanada. Kebetulan orang kepercayaan Papiku sudah mengirim alamat pemuda itu." Sahut Jun Myeon

"Serius kamu, Myeon?" Tanya Joon Oh

"Iya. Makanya buruan, kalian siap-siap. Jam 9 malam kita sudah berangkat. Aku sudah chat Jung Hyeon untuk bilang pada guru kalau kita izin selama 3 hari dan dia bilang oke." Sahut Jun Myeon

"Kalau begitu kita pulang dulu baru ke sini lagi." Sahut Yoon Jae

"Kita pinjem mobil kamu yah, Myeon." Ucap In Seok

"Sip. Pake aja." Sahut Jun Myeon

Mereka semua langsung kembali ke Apartement untuk mengambil barang-barang penting serta baju untuk di sana.

Sebelum berangkat ke rumah Jun Myeon, mereka juga makan malam bersama dulu. Baru setelah itu mereka berangkat kerumah Jun Myeon. Tidak banyak bawaan yang mereka bawa. Karena memang di sana mereka hanya 3 hari.

"Mana Daniel dan Hwang Bin?" Tanya Jung In

"Katanya sebentar lagi nyusul." Sahut Andrew

Tidak lama kemudian Daniel dan Hwang Bin datang secara bersamaan. Mereka langsung melajukan mobilnya kerumah Jun Myeon. Sampai di sana, mereka sudah ditunggu oleh teman-temannya.

"Ayo berangkat." Sahut Joon Oh saat semuanya sudah lengkap

Mereka langsung ke bandara lalu memasuki pesawat pribadi milik Maminya Jun Myeon. Setibanya mereka di Kanada, mereka langsung menuju hotel yang merupakan salah satu cabang milik ayahnya Yoon Jae. Mereka beristirahat sebentar di hotel itu sebelum mencari alamat pemuda yang ada di dalam video.

Saat malam tiba, mereka mencari alamat namja yang mereka lihat divideo. Setelah menemukan rumah yang mereka cari, mereka keluar dari mobil.

Sangat kebetulan mereka melihat ada mobil yang baru datang dan memasuki garasi. Seorang pemuda keluar dari mobilnya dan menatap bingung sekelompok pemuda dan satu orang perempuan yang tidak dia kenal menghampirinya.

"Ada apa yah?" Tanya orang itu

"Maaf sebelumnya. Apa anda yang bernama Kim Jae Kyung?" Tanya Joon Oh

"Iya. Ada apa kalian mencari saya?" Tanyanya lagi

"Bolehkan kita bicara sebentar?" Tanya Jin Gu

"Tentu saja. Ayo masuk." Ajak orang itu

Mereka memasuki rumah Jae Kyung.

"Jadi begini. Maksud kedatangan kami kemari adalah ingin meminta bantuan sama anda. Sebelumnya perkenalkan nama saya Kim Joon Oh dan merekaadalah teman-teman saya. Kami sekolah di Kyunghee Senior High School. Waktu kami memasuki ruangan kepala sekolah yang lama, kami menemukan sebuah dvd dalam lemari. Di dalam dvd itu kami melihat anda sedang merekam kejadian yang ada di ruangan itu. Apa itu benar?" Tanya Joon Oh

"Ah... itu. Iya, benar. Saya memang merekam dan sengaja menyimpan dvd itu di dalam lemari. Saya berharap agar ada yang menemukan dan melihat dvd saya agar semua orang tahu jika sebenarnya yang membunuh itu adalah manusia bukan hantu." Sahutnya

"Maaf sebelumnya, kalau menurut saya berita yang beredar itu memang benar kalau hantu yang membunuh dan manusia itu sebagai medianya saja. Dia membunuh manusia menggunkan tubuh adik teman saya. Maka dari itu matanya berwarna merah. Itu karena hantu yang merasukinya matanya berwarna merah." Jelas Yoon Jae

"Begitukah? Pantas saja saya melihat matanya yang berbeda dan pandangannya menatap penuh kebencian terhadap saya." Sahutnya

"Tapi bagaimana bisa anda selamat dari kejadian itu?" Tanya In Seok

bersambung...

Nächstes Kapitel