"Aku tidak masalah, Zio. Aku tidak pernah memusingkan keberadaan Amanda."
Zio duduk di samping ranjang Cyzarine. Seperti biasa, pria itu selalu menemani tunangannya pergi tidur.
"Kau memang tidak masalah, tetapi aku sangat masalah, Cyza."
Zio mengusap-usap lembut pipi Cyzarine.
"Aku selalu memikirkan keselamatanmu saat kau tidak ada di sisiku."
Zio memegang kepala Cyzarine yang berada di pahanya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Cyzarine. Napas mereka pun menyatu.
"Boleh kah?"
Cyzarine menatap mata coklat Zio dalam-dalam.
"Mmmpphh ...."
Cyzarine membiarkan Zio menempelkan bibir di bibirnya. Ia memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembut yang Zio berikan.
Astaga! Rasanya seperti tidak ada bibir semanis milik Cyza. Aku benar-benar merindukannya.
Zio berkata di dalam hatinya. Ia tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa bibir mungil Cyzarine memang membuatnya candu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com