webnovel

Farewell Moment

"Permintaan terakhir kali?"

Cyzarine mengerutkan kening. Ia sama sekali tidak mengerti arti ucapan Anastasia.

Apa yang ada di pikiran Mama saat ini? tanya wanita 19 tahun tersebut.

"David, urusanmu sudah selesai, bukan? Bisakah kau meninggalkan restoran ini sekarang juga?"

Anastasia tidak menginginkan orang lain bersama dengannya juga Cyzarine, sebab ia membutuhkan waktu private bersama sang menantu.

"Baーbaik, Nyonya. Saya undur diri."

David buru-buru berdiri. Setelah pamit di hadapan Anastasia dan Cyzarine, ia pun pergi dengan langkah cepat.

"Terima kasih, Tuan David."

Cyzarine mendengar Vasili mengucapkan terima kasih kepada David. Sebuah tangan lembut meraih pipi Cyzarine dan mengelusnya.

"Cyza? Apakah kau akan mewujudkan keinginan Mama yang terakhir?"

Anastasia bertanya kepada menantunya dengan lesu. Ya, ia akan kehilangan sosok Cyzarine yang lembut dan berhati baik sebentar lagi.

"Apa keinginan Mama? Jika bisa, aku pasti akan mewujudkannya."

Anastasia membiarkan air matanya meluncur bebas untuk yang kesekian kali. Wanita itu menggeser kursinya mendekati Cyzarine yang menatapnya cemas.

"Berikan Mama pelukan terakhir sebagai tanda perpisahan!"

Anastasia merentangkan kedua tangannya seraya tersenyum lebar.

"MaーMama ...."

Tanpa membiarkan waktu mempermainkannya, Cyzarine segera masuk ke dekapan Anastasia.

"Cyza, pastikan kau menggunakan semua pemberian Papa dan Mama dengan baik! Dan, yang tidak kalah penting adalah ...."

Anastasia mengusap lembut punggung Cyzarine seraya mencoba mengatur napasnya.

"Hmm?"

Cyzarine berusaha melepaskan diri dari dekapan sang ibu mertua, tetapi Anastasia justru mendekapnya semakin erat.

"Biarkan Mama memelukmu sejenak, Cyza!"

Anastasia memejamkan kedua matanya seraya merasakan kedamaian yang kini ia rasakan.

Nyonya Anna benar-benar menyayangi Nona Cyza selayaknya seorang Ibu kandung kepada anaknya sendiri, batin Vasili seraya berpacu menahan perasaannya yang hambar.

Aku sejak kecil tidak pernah menerima kasih sayang seorang Ibu. Itulah mengapa, aku tidak tahu rasanya bagaimana disayang dan dicintai seperti Nona Cyza, lanjut Vasili di dalam hatinya.

Vasili terus menatap kedua wanita yang sedang berpelukan tersebut hingga Anastasia melepaskan Cyza.

"Yang terpenting bagi Mama dan Papa adalah kebahagiaan mu, Cyza! Hubungi kami kapan saja!"

Anastasia mengusap air mata yang tidak berhenti mengalir. Sesekali wanita itu menahan diri untuk tidak bersedia hati karena telah dipermainkan oleh anak kandungnya sendiri. Namun, nasi telah menjadi bubur.

Cyzarine memaksakan senyum agar Anastasia tahu bahwa ia baik-baik saja.

"Terima kasih, Ma. Tolong sampaikan salam hormat saya untuk Papa Alexei! Saya sangat beruntung memiliki orang tua sebaik Mama dan Papa!"

**

Usai mengucapkan salam perpisahan kepada Anastasia, Cyzarine memilih untuk membiarkan kakinya melangkah sesukanya tanpa arah dan tujuan.

"Oh? Ke mana aku?"

Cyzarine menoleh ke kanan dan kirinya mencoba untuk mengingat di mana ia berdiri saat ini.

"Oh, tempat apa ini?"

Cyzarine memandangi taman luas yang berada tepat di Four Seasons Hotel bagian barat.

"Aーaku, aku tidak pernah tahu jika di dekat hotel tempatku bermalam memiliki taman indah seperti ini!"

Cyzarine berseru sambil berjalan memasuki area taman yang di dominasi oleh anak-anak.

"Central Garden."

Cyzarine mengeja nama taman yang ia datangi seorang diri.

"Aku berani bertaruh bahwa taman Central Garden ini sangat indah ketika musim gugur!"

Cyzarine memperhatikan beberapa anak usia 5 tahun sedang bermain bola salju di bawah pengawasan orang dewasa yang mungkin saja adalah orang tua mereka. Ia tersenyum dan membayangkan wajah bayi mungil sehat dan lucu yang akan dimilikinya suatu saat nanti.

"Aku selalu berpikir dan menginginkan memiliki sepasang buah hati yang mungil darimu, Vyach! Namun faktanya, kau tidak pernah menyentuhku sejak pertama kali kita menikah hingga saat ini!"

Cyzarine berseru dengan penuh penyesalan. Matanya berkaca-kaca.

Buk!

Cyzarine terkejut hingga ia melompat.

"Aaarghhh!"

Ia melihat arah bola salju yang mengenainya barusan.

"Ah?! AnーAnda ... AnーAnda adalah ...."

Cyzarine mencoba mengingat di mana dirinya bertemu dengan seorang pria aneh yang melemparkannya bola salju.

"Hai, Nona! Kita bertemu lagi."

Seorang pria berseru kepada Cyzarine seraya berjalan ke arahnya.

"Bukankah Anda ...."

Cyzarine tidak tahu harus berkata apa kepada pria asing yang ia temui di lift Four Seasons Hotel pagi tadi.

"Nona, jika Anda murung seperti itu matahari di kota Moskow sepertinya akan tenggelam lebih awal."

Hah?! Apa-apaan pria ini?! Bukankah musim dingin seperti ini matahari tidak akan bersinar lama?!

Cyzarine bertanya di dalam hati. Ia sangat risih berbicara dengan orang asing.

"Maーmaaf. Saya harus pergi."

Cyzarine berbalik dan menundukkan kepalanya. Ia berjalan tergesa-gesa meninggalkan taman dengan hati bergetar.

Deg! Deg! Deg!

"Oh, ada apa dengan hati ini? Sudah lama sekali aku tidak merasa canggung seperti ini!"

Cyzarine tidak tahu bahwa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

Tak! Tak! Tak!

Cyzarine terus menerus membentuk kalimat tanya di benaknya hingga tidak menyadari bahwa kini dirinya telah sampai di hotel tempatnya menginap.

"Oh astaga! Aku belum makan apapun sejak pagi."

Cyzarine celingukan mencari tempat makan di sekitarnya hingga ia menemukan restoran pizza.

Brak!

Cyzarine membuka pintu restoran Pizzaria. Ia memilih untuk duduk di dekat kaca agar leluasa menikmati pemandangan di luar.

"Wanita itu semakin membuatku penasaran!"

Seseorang yang mengikuti Cyzarine sejak tadi memilih untuk duduk di sudut seraya berseru.

"Tuan Zio, mengapa Anda menjadi seorang penguntit seperti ini?!"

Sang asisten bertanya dengan nada kesal.

"Bisakah kau diam, Sam?!"

Pria bernama Zio tersenyum lebar seraya menyandarkan punggungnya di kursi restoran Pizzaria.

"Namun Tuan, itu bukanlah bagian dari diri Anda!"

Sam berseru sambil mengikuti arah pandangan kedua mata tuannya.

"Dan, banyak bertanya seperti ini pun bukan bagian dari pekerjaanmu!"

Glek!

Sial! Apa yang dikatakan oleh Tuan Zio memang benar, batin Sam.

"Anda tidak menghadiri meeting dengan Tuan Vyacheslav, dan Anda tidak membiarkan saya mengikuti meeting juga. Apa yang sebenarnya Anda pikirkan, Tuan Zio? Saya benar-benar tidak mengerti."

Zio tidak mengindahkan ucapan asistennya. Ia menikmati makanan yang baru saja diantarkan oleh seorang pramusaji. Pandangan mata Zio tertuju pada wanita kuno yang sama sekali tidak menarik.

"Cari tahu siapa wanita itu, Sam! Cari tahu hingga sedetail mungkin!"

Sam mengangguk. Ia tersenyum tipis.

"Untuk apa, Tuan?"

"Hmm?! Kau bertanya untuk apa?!"

Zio balik bertanya kepada asistennya. Ia menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Buーbukan begitu, Tuan!"

Sam buru-buru memperbaiki kalimatnya.

"Banyak wanita yang lebih cantik di sekeliling Anda. Lalu, untuk apa Anda mengejar wanita yang tidak menarik seperti itu?"

"Ha ha ha ...."

Seketika itu juga, tawa Zio pecah dan tentunya membuat Sam terheran-heran.

"Justru wanita seperti itulah yang saya cari! Mengapa?! Kau ingin tahu, mengapa?!"

Zio membulatkan matanya menatap Sam lekat-lekat.

"Wanita seperti itu sedang menutupi jati dirinya!"

Menutupi jati dirinya?! Apa maksud Tuan Zio sebenarnya?! Karena sepanjang pengetahuanku, Tuan selalu bergonta-ganti pasangan kencan!

Sam berdebat dengan pikirannya. Ia memperhatikan sang tuan yang tidak pernah memalingkan wajahnya dari sosok Cyzarine yang berhasil menarik perhatiannya.

Holla, Zoyalicious!

Jangan lupa tap love and give me power stone, yes!

Happy Reading Happy Readers!

Zoya_Dmitrovkacreators' thoughts
Nächstes Kapitel