"Semangat,"
"Glen di mana?" tanya Bintang menatap sekitarnya.
"Masih stay jagain Feli,"
"Udah makan belum dia?"
"Belum, tadi waktu di tanyain eh jawabnya udah, laper nih gue,"
Nancy tertawa kecil, "Haha, makan dulu, tuh yang banyak, biar nggak kerempeng badan lo kek lidi,"
"Gini gini gue selalu ngegym kalo habis gereja ya,"
"Gue juga tau, udah sering ngajak lo Lix,"
"Terus? Kenapa ngatain gue kerempeng?"
"Kan lo emang kerempeng,"
"Dih nggak tau aja lo perut gue kotak-kotak macem dadu ular tangga," sombong sang pemuda.
"Nggak percaya gue,"
"Mau gue buka atau gimana?"
"Nggak nggak perlu, aurat," Yeri buru-buru menggeleng, "Makan aja sana,"
"Siapa? Kok baru liat," Felix menatap Yeri aneh.
"Gue Yeri, ini Yuda, sampingnya Bima, temennya Arjun,"
"Oh salken Felix, satu kelompok sama Kak Arjun,"
"Iya, salken juga,"
"Udah sana makan," Nancy berdecak, "Ntar maag lo kambuh,"
"Cie perhatian," goda Felix lalu segera beranjak untuk mengambil makan siangnya.
***
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com