webnovel

Hari itu tiba

"Hoek... hoek... hoek...!!"

Napas Tristant tersengal, remaja itu terlihat kelelahan setelah berjuang memuntahkan sesuatu yang akan keluar dari dalam mulutnya. Namun seperti biasa, tidak ada apapun yang keluar, tiap kali Tristant berusaha memuntahkan nya.

Melalui pantulan cermin, Tristant melihat wajahnya yang pucat, sambil memijat pelipis, menggunakan kedua telapak tangan nya. Rasa mula itu juga membuat kepalanya menjadi pusing.

Tristant kembali merunduk, hampir menenggelamkan wajahnya pada wastafel, ketika rasa mual itu, kembali melanda perutnya.

"Hoek... hoek... hoek...!! Cuuh!"

Sama seperti tadi, tidak ada apapun, hanya air liur atau ludah saja yang keluar.

Tristant kembali mengangkat kepala, melihat pantulan wajah melaui cermin bulat, yang menempel di dinding kamar mandi. Memutar kran wastafel, telapak tangannya menadah air yang keluar dari sana. Menggunakan air itu, ia membasuh mulut imutnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel