"Emang kamu sakit apa, Trist? Udah berobat belum?" Cetus Aden yang membuat Tristant terpaksa menoleh ke arahnya.
"Gue udah berobat sih kak, tapi dokter nggak ngasih tau gue sakit apa. Gue cuma dikasih obat, trus disuruh istirahat."
"Oh.." Aden mengangguk- anggukan kepala.
Tristant menoleh kembali ke arah buah mangga. Remaja itu tersenyum nyengir saat melihat Pandu yang sudah selesai mengupas kulitnya, sedang mengirisnnya, tipis.
"Udah belum, kak." Ucap Tristant sudah tidak sabar.
"Bentar."
Setelah meletakan irisan terakhir di atas piring, Pandu beranjak dari tempat ia duduk. Mengambil piring berisi irisan mangga tersebut, kemudian ia berjalan ke tempat tidur.
Senyum Tristant mengembang, menyambut buah mangganya dengan suka cita.
"Nih, abisin tuh." Setelah melatakan sepiring irisan mangga di hadapan Tristant, kemudian Pandu mendudukkan dirinya ke tempat semula, dibelakang Aden.
"Makasih ya, kak."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com