Marcell terkesiap. Lebih dari yang dia inginkan. Love menghadiahinya dengan kecupan bibir.
--
Setelah kecupan singkat itu, Marcell berubah gusar. Berulang kali mengusap bibirnya. Jujur, ingin rasanya menghajar bibir ranum sampai bengkak. Namun, sang kekasih tampak asik mengunyah roti.
"Jangan lupa minum vitaminmu juga." Khas suaranya yang berat.
"Hh mm,"
"Biar ku ambilkan air putih untukmu."
"Tidak perlu." Sergahnya. Ah, sial. Marcell sudah lebih dulu beranjak menuju dapur.
Lovely pun dibuat jantungan. Takut, apabila keberadaan Liam sampai kepergok olehnya. 'Liam, jangan bersuara. Please, jangan bersuara.' Pintanya dalam hati dengan tatapan mengunci pada punggung kekar yang terlihat sedang menuangkan air putih ke dalam gelas. Merasa ditatap secara intens, Marcell balik melemparinya dengan seulas senyum hangat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com