Tak membutuhkan waktu lama Arya mengantar Fahrizul sampai ke kosnya. Ia melihat ada sosok temannya sedang berjalan, namun begitu melihat kedatangan mereka, langkahnya terhenti dengan tatapan tak ramah. Arya cepat-cepat mematikan mesin motornya dan bisa melihat sebentar lagi akan keributan seperti apa yang akan terjadi. "Aku sudah bilang pada kalian semua kalau aku berniat melatih mereka malam ini pula. Namun hanya Fahrizul yang memberikan jawaban sedangkan kau juga bilang padaku kalau tak bisa bermain basket walau hanya sekedar teknik dasarnya."
Arya langsung menyela sebelum Fahmi berkata-kata. Namun mengingat mereka saat ini sedang di kos, Fahmi sejenak memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan dihembuskan secara perlahan. Walau sangat sulit menahan emosi dan keinginan untuk berteriak, pada akhirnya ia bisa melampaui batas dirinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com