webnovel

Days of Sorrow

"Bajingan! He Xi Huan bajingan!"

 

Menghentakkan langkah keras sebagai pelampiasan amarah, Han Yiyue juga mengembungkan bibir hingga mengerucut, tidak lupa mengelus rahang yang dicengkeram kuat. Sepertinya meninggalkan bekas karena rasa sakit tidak kunjung mereda.

 

Bulu mata terkulai lemah, mengingat kembali penampilan He Xi Huan yang terlihat biasa, tetapi tidak biasa. Itu menimbulkan ilusi dua jiwa dalam satu tubuh yang siap berganti di saat-saat tertentu. Namun, Han Yiyue tidak ingin memikirkannya untuk saat ini. Fokus kali ini adalah mengetahui alasan He Xi Huan menjadi sangat aneh.

 

Han Yiyue tidak tahu siapa yang harus ditanya. Jamie sudah pasti tidak di rumah ini, orang itu biasanya kembali setelah makan malam dan menyelesaikan urusannya. Lalu Xiao Bao dan Feng Ruo, tidak ada yang tahu pasti sedang apa mereka. Dua orang itu sering kali bertindak sesuka hati, entah mabuk-mabukkan bersama anggota lain atau bermain kartu. Adapun dua anggota baru di rumah ini, sangat mustahil bertanya pada mereka.

 

Han Yiyue masih mengusap rahangnya dan memberi pijatan-pijatan ringan, ia berjalan menuju halaman belakang. Sebuah kebetulan besar bertemu dengan Feng Ruo dalam perjalanan. Buru-buru berseru untuk menghentikan langkah pihak lain, "Feng Ruo!"

 

Ketika Feng Ruo berhenti dan memalingkan wajah ke arah sumber suara, hal yang memasuki penglihatannya adalah seseorang berlari cepat mendekat dengan postur seolah siap menangkap serta memenjarakannya. Meski mengerutkan kening tidak suka, Feng Ruo berusaha mempertahankan sikap dingin yang langka.

 

"Ada apa memanggilku?"

 

Bukan hanya sikap He Xi Huan yang agak berbeda, bahkan Feng Ruo juga sama. Han Yiyue agak bingung berpikir bahwa semua orang mungkin berubah juga. Namun, itu bukan urursannya sehingga tidak perlu menanyakan tentang orang lain.

 

"Omong-omong, apa kamu tahu kenapa He Xi Huan terlihat berbeda hari ini? Terlebih setelah kembali dari pasar gelap."

 

Feng Ruo memperdalam kerutan di kening, melambaikan tangan ke atas, dan dengan acuh tak acuh berbalik ke arah semula. "Aku tidak tahu," jawabnya tanpa minat.

 

"Hei, aku serius. Kamu pasti tahu sesuatu, katakan padaku!" Han Yiyue mengikuti di belakang, menarik ringan sudut pakaian pihak lain.

 

Tangan Han Yiyue ditepis dengan kasar, Feng Ruo berbalik. Tatapan matanya lebih tajam dan terlihat menahan gejolak kemarahan. Ada banyak emosi di wajah sekilas bisa dilihat oleh orang lain dan Han Yiyue menangkap beberapa emosi itu.

 

"Yiyue, itu bukan urursanmu. Tidurlah dengan benar, makan teratur, dan lakukan pekerjaanmu dengan benar. Itu akan membantu Huan Ge." Setelah mengatakan nasihat tersebut, Feng Ruo pergi.

 

Sikap aneh Feng Ruo semakin membuat Han Yiyue merasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar sedang atau akan terjadi. Pikirannya agak kacau, tetapi tidak menghentikan keinginan mendapat informasi. Jika Feng Ruo tidak bisa, masih ada satu lagi. Dia berlarian mencari Xiao Bao di sepanjang rumah.

 

Cukup membuat frustrasi karena pihak lain tidak kunjung ditemukan. Han Yiyue siap untuk beristirahat sebentar, tetapi melihat siluet tidak asing dari dapur. Di malam hari, setelah semua orang selesai makan, biasanya koki akan pergi  dan lampu dipadamkan. Menyisakan cahaya ringan dari beberapa alat elektronik yang tetap menyala.

 

Han Yiyue diam-diam mengikuti, itu adalah punggung Xiao Bao. Laki-laki itu berjalan semakin ke jauh dan melewati area dapur, memasuki satu ruangan. Ruangan itu merupakan bar pribadi yang jarang dipakai sehingga pintunya hampir ditutup sepanjang siang dan malam.

 

Ketika Xiao Bao masuk, ia tidak terlalu memperhatikan sekeliling. Pintunya dibiarkan sedikit terbuka sehingga memudahkan Han Yiyue menyelinap masuk. Di depan bar stool, ada sosok yang yang sudah tenggelam dalam minuman. Lampu bar dimatikan, hanya menyisakan satu di sekitar mereka. Itupun kerlap-kelip yang memusingkan.

 

Duduk di kursi sebelah, suara Xiao Bao terdengar memecah keheningan. "Kenapa kamu diam-diam minum lagi? Huan Ge tidak akan suka jika dia tahu kamu juga mengikuti kebiasannya."

 

Tidak ada jawaban dalam beberapa saat. Tidak perlu melihat wajah atau mendengar suara, siluet belakang saja sudah membuat Han Yiyue menebak siapa yang bersama Xiao Bao. Yang dipikirkan adalah 'kebiasaan' apa yang sering dilakukan He Xi Huan, tetapi tidak suka orang lain mengikuti?

 

"Hei, Xiao Bao …." Suara Feng Ruo agak serak. Terdengar seperti setengah mabuk. Dia memutar gelasnya hingga terdengar denting peraduan dengan gelas lain. Kepalanya menunduk dalam-dalam seolah menyimpan rasa sakit yang sulit dihibur.

 

"Bukankah Huan Ge sangat bodoh? Dia sudah kehilangan ibunya selama bertahun-tahun dan sedang membalas dendam, tapi dia tetap meratapinya. Mabuk sendirian di kamar dan diam-diam menangis. Bukankah itu kebodohan?"

 

"Jangan katakan itu. Bagaimanapun, sulit melepaskan seseorang yang sangat kita cintai. Apalagi dengan kematian yang terbilang buruk."

 

Han Yiyue mendengarkan dengan cermat dan mengambil poin penting, tetapi ia tidak sanggup untuk mendengar lebih banyak lagi tentang kesedihan yang selama ini dialami He Xi Huan. Bisa dirasakan, itu sangat menyakitkan. Perlahan keluar tanpa ketahuan.

Ketika berhasil keluar dari bar, Han Yiyue merasa bahwa kakinya berat. Hanya bisa berdiri diam di sisi pintu, perlahan berjongkok. Besok adalah peringatan kematian ibu He Xi Huan dan sepanjang malam ini, di tahun-tahun yang telah berlalu, He Xi Huan akan menghabiskan berjam-jam sendiriran. Entah dia menangis begitu sedih atau berteriak putus asa, semua itu tetap memberi bayangan menyedihkan.

 

Satu per satu ingatan Han Yiyue  tentang malam ini muncul secara bertahap dan memberi alasan jelas. Dua tahun telah berlalu dan selama peringatan kematian ibu He Xi Huan, laki-laki itu akan menghilang dan orang-orang berkata bahwa dia sedang melakukan perjalanan.

 

Faktanya, dia mengurung diri sendirian. Menyembunyikan kesedihan dan menahannya untuk diri sendiri. Diam-diam menerima kenyataan pahit bahwa ibunya meninggal pada hari ini karena kesalahan yang dilakukan orang lain.

 

Memikirkan kerapuhan di balik sikap teguh itu membuat Han Yiyue, untuk pertama kalinya, merasa sangat ingin menjaga He Xi Huan. Melindunginya, memberikan perasaan aman, dan semua jenis kepedulian. Dia ingin He Xi Huan lebih terbuka tentang perasaannya dan perlahan menerima kenyataan bahwa dia bersedih alih-alih berusaha terlihat kokoh di atas orang lain.

 

Sudah diputuskan bahwa, Han Yiyue akan menemuinya, dia akan menemani, dan menghiburnya. Tidak peduli bagaimana respon pihak lain. Yang dia tahu adalah dia ingin ada di samping He Xi Huan saat ini.

 

Bangkit berdiri dan menerobos masuk bar, membuka pintu dengan kasar, mengejutkan dua orang di dalam.

 

Feng Ruo yang mabuk berteriak kencang, "Siapa?"

 

Alih-alih memberi tanggapan, Han Yiyue dengan tenang melangkah maju. Mendekat ke arah mereka hendak menuju rak minuman.

 

"Apa yang kamu lakukan?" Suara Xiao Bao  masih normal dan terdengar ringan. Tidak berpikir jika Han Yiyue mencuri dengan pembicaraan mereka, bahkan jika mendengar tidak akan menimbulkan masalah.

 

"Aku sudah 17 tahun, jadi aku juga mau minum."

Nächstes Kapitel