webnovel

New Page 2

Kehidupannya di lingkungan distrik lampu merah membuat Han Yiyue terbiasa dengan hal-hal tidak bermoral sejak masih kecil. Meskipun ibunya berusaha keras menjauhkan dia dari kehidupan seperti itu, bahkan sampai menutupi kulit aslinya dengan lapisan arang agar tidak ada orang serakah yang berani menginginkannya. Berulang kali sang ibu mengatakan untuk menjaga diri baik-baik dan tidak terlibat atau terjerumus dalam dunia kacau seperti yang dijalani.

Namun, semua itu tidak benar-benar mampu melindungi Han Yiyue. Fakta bahwa anak itu sering dititipkan pada salah satu rekan seprofesi atau ditinggalkan sendiri membuatnya mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya. Han Yiyue tahu hal-hal gelap di usia muda, ia bahkan mengerti bagaimana ibunya dapat menghidupi mereka.

Pada akhirnya, Han Yiyue tetap terperangkap ke dalam noda tersebut tanpa sepengetahuan ibunya. Sekalipun ada perasaan tidak enak di hati, ia masihlah bocah berusia 13 tahun yang baru saja menjelajahi dunia. Perasaan tidak nyaman sekaligus haus tanpa alasan seakan merenggut pikirannya ketika perlahan bibirnya dijarah oleh Carla.

Ciuman mereka hanya bertahan beberapa saat saja, karena bel terus-menerus berbunyi tanpa kesabaran. Hal itu membuat Carla kesal, tetapi pikirannya yang runyam segera mendapat kejernihan kembali meski tidak sadar penuh. Dia menatap Han Yiyue yang berwajah merah, napas tersengal-sengal, juga pandangan sayu. Hanya dengan melihat saja sudah dapat membangkitkan keinginan di hati seseorang. Membuat Carla berpikir jika bocah itu memiliki kemungkinan besar menjadi homme fatale terbaik yang dirawat oleh He Xi Huan.

Tanpa mengatakan apa-apa, Carla bergegas menuju pintu ketika bunyi bel terdengar lagi. membuka dengan kesal, kepalanya berdenyut nyeri saat mulut menganga siap melayangkan protes. Namun, wajah akrab melintas di manik mata, membuatnya enggan memprotes.

"Aku sudah menekan bel sejak beberapa kali dalam sepuluh menit terakhir dan Max melakukannya setengah jam yang lalu. Apa yang kamu mainkan sampai tidak memperhatikan sama sekali?"

He Xi Huan tidak melepaskan pandangan dari Carla, melihat wajah kesal wanita itu sudah pasti dia telah mengganggunya. Selain itu, aroma alkohol juga tercium dan tatapan yang kehilangan fokus, meski sangat sedikit. 

"Kamu membawanya mabuk-mabukan?" mata He Xi Huan memicing ringan ketika ia bertanya. Terlepas dari ketidakpeduliannya, dia masih harus memperhatikan Han Yiyue karena usianya. Dia tahu Carla bukan wanita yang ceroboh, jika sampai sesuatu terjadi antara dia dan muridnya kemungkinan besar disebabkan oleh alkohol atau hal mendesak lain.

Carla mendengus sebelum menggelengkan kepala. Dia siap memberi jawaban, tetapi sosok yang menjadi bahan pembicaraan segera muncul dari balik punggungnya dalam penampilan kacau. 

Mengintip kecil melalui celah dan berhasil bertatapan muka dengan He Xi Huan, rasa malu menyebar di wajah kecil Han Yiyue diiringi panas yang membakar, menyebabkan gradasi merah cerah. Dia tidak benar-benar menyadari sikap He Xi Huan, tetapi dia merasa malu tanpa sebab seakan baru saja dipergoki melakukan perselingkuhan. Kepala menunduk rendah, tangan mengurut ujung baju dan berusaha menutupi bagian depannya.

Melihat Han Yiyue dalam kondisi seperti itu, He Xi Huan tidak bisa tetap diam. Tanpa sadar mengeluarkan perintah pada Max Chen untuk membawa Han Yiyue kembali ke mobil.

Setelah tersisa berdua dengan He Xi Huan, Carla segera menyadari perilakunya barusan terhadap Han Yiyue agak kurang pantas. Namun, tidak menyesal sama sekali. Ia mengundang He Xi Huan masuk dan mereka siap berbincang-bincang dalam waktu singkat.

Ketika He Xi Huan memasuki ruangan yang baru saja dijadikan tempat duduk Carla dan Han Yiyue, manik matanya mendapati tablet dengan adegan tidak senonoh. Sungguh membuatnya kesal dan segera membanting benda tersebut hingga rusak.

Melihat tindakannya, entah mengapa Carla tidak merasa marah, sebaliknya ada rasa geli memikirkan sikap anehnya. Tidak ingin memiliki masalah, wanita itu kemudian memberi penjelasan singkat dengan tenang seakan tidak melakukan kesalahan, katanya, "Kami tidak melakukan apa pun. Aku hanya memberitahunya tentang hal ini agar dia tidak terlalu terkejut ketika menghadapi hal semacam ini. Ah, aku mengajarinya cara berciuman mungkin sampai bercinta."

Ada senyum tipis di sudut wajah Carla, mencoba menggoda He Xi Huan karena pikirnya laki-laki itu cukup perhatian pada Han Yiyue. Namun, tidak menyangka jika laki-laki itu akan memberi balasan yang acuh tak acuh seperti biasa.

"Aku tidak peduli tentang apa yang akan kamu lakukan atau ajarkan padanya. Tapi, untuk empat hari ke depan, kuharap kamu bisa menahan diri dan memperhatikan potensinya menjadi seorang homme fatale. Jika potensinya besar aku akan menjadikan dia aset berharga."

Sejenak Carla mengutuk tentang betapa membosankannya hidup He Xi Huan. Selain tidak tertarik kepada wanita, dia juga tidak menunjukkan ketertarikan kepada laki-laki. Awalnya, dia pikir ada sedikit perasaan yang ditanam He Xi Huan untuk Han Yiyue, tetapi sekarang dia sadar kalau sikap hati-hatinya dimaksudkan untuk suatu alasan egois. Karena hubungan antara mereka tidak berdasarkan pada keuntungan dua buah kelompok, melainkan hubungan pribadi layaknya teman, secara otomatis Carla mengetahui beberapa hal mengenai He Xi Huan. Termasuk ambisinya menguasai kelompok mafia tertentu.

"Lalu bagaimana jika dia tidak sesuai dengan apa yang kamu butuhkan?"

Carla berpikir dia siap memungut Han Yiyue jika saja He Xi Huan akan membuang bocah itu atau mengabaikannya karena tidak terlalu penting. Sayangnya angan-angan itu segera dibantah dengan jawaban mantap pihak lain.

He Xi Huan berkata, "Maka kamu akan bekerja lebih keras lagi."

Carla mengerutkan kening, hening dalam beberapa saat sampai ia menyadari tujuan pembelajaran Han Yiyue bukan sekadar untuk menjerat orang-orang dengan kedudukan rendah atau sedikit pengaruh. Namun, lebih dari itu semua, bahkan dengan tingkat bahaya yang jauh lebih besar. Kemungkinan akan langsung dikirim untuk seseorang yang selama ini dibenci oleh He Xi Huan.

"Aku mengerti," ucap Carla yang telah bertekad untuk memberi lebih banyak perhatian kepada Han Yiyue. Bagaimanapun, jika He Xi Huan berhasil dia juga akan mendapatkan imbas baik karena pada dasarnya tujuan akhir mereka sama.

"Bagus." He Xi Huan bangkit berdiri kemudian membenarkan jasnya sebelum melenggangkan langkah pergi di bawah tatapan Carla.

Mendekati mobil yang digunakan Han Yiyue, He Xi Huan menemukan jika bocah itu berusaha menghindar darinya dengan menempel pada kaca mobil di sisi lain dan berpura-pura tidur. Tidak ada hal yang bisa dilakukan selain mengerutkan kening ringan. Wajah bocah itu masih merah padam, meski memejamkan mata dengan erat kakinya tampak bergerak gelisah. Jari tangan bahkan saling menumpu di atas paha tanpa ketenangan.

Setengah jam yang lalu dia pulang setelah melakukan sebuah pekerjaan dan mampir untuk memeriksa Han Yiyue, tetapi mendapati informasi jika bocah itu telah kembali ke apartemen Carla. Awalnya, He Xi Huan tidak terlalu banyak berpikir dan membiarkan Max Chen yang ditugaskan mengantar-jemput Han Yiyue memanggil pihak lain. Namun, tidak berhasil. Pada akhirnya, dia bertindak sendiri. Mendatangi apartemen Carla dan menekan bel beberapa kali dengan santai dan mulai kehabisan kesabaran dari waktu ke waktu.

Ketika melihat wajah merah Han Yiyue di belakang punggung Carla, dia sudah tahu apa yang terjadi, tetapi tidak terlalu menunjukkan kepedulian akan hal tersebut. He Xi Huan memalingkan wajah, bergegas memasuki mobilnya setelah memberi perintah kepada Max Chen untuk segera pulang.

Nächstes Kapitel