webnovel

BAB 202

Aku harus meneleponnya. Jika dia bisa mengirim pesan, mungkin dia bisa menjawab. Aku memutar nomornya, mendapati diriku mendengarkan pesan suara otomatisnya setelah dering kedua. Aku mengerutkan kening pada ponselku, memohon kepada dewa-dewa ponsel agar ponselnya tidak mati. Doa aku terkabul ketika pesannya masuk.

*Tidak bisa bicara sayang. Maaf. Aku tidak menginginkanmu selama 2 hari. Aku menginginkanmu selama 2 minggu. Kamu pikir aku akan melewatkan hari ulang tahunmu?*

Dia ingat hari ulang tahunku. Aku melebur ke kursiku, tersenyum membayangkan dia berada di tempat ramai dengan sejuta hal di benaknya, namun dia tidak melupakan hari ulang tahunku.

*Kapan aku bisa pergi?*

Aku duduk sambil mengetuk-ngetukkan jariku di sofa, menunggu jawabannya. Aku berharap dia berkata besok. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk bertemu dengannya. Ketika aku merasakan getaran itu lagi, aku ragu-ragu, berharap dia tidak akan membuat aku menunggu akhir pekan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel