Ken menyadari keberadaannya bisa membuat orang lain dalam ketakutan, bahkan kematian. Namun ia juga menyadari, kehadirannya juga bisa mengakibatkan terjadinya keseimbangan alam. Setidaknya ia bisa mengurangi jumlah alien parasit dengan kekuatannya. Walaupun dampaknya sendiri, ia dikuasai oleh alien yang ada dalam dirinya.
Setengah tahun berlalu, semenjak Ken berpisah dengan Hidetoshi dan kedua orang yang bersamanya. Kini ia sudah mengembara untuk menemukan titik terang. Namun jalan berliku ia harus lewati. Ia sangat muak dengan kehidupannya saat ini. Pria berusia dua puluh enam tahun, saat ini, tengah terbaring lemas di sebuah lembah. Di mana air mengalir di sungai, dirinya berada di pinggiran sungai yang jernih airnya.
"Kenapa? Kenapa aku jadi begini? Akira ... kuharap kamu masih hidup sampai sekarang. Aku butuh kamu di sisiku! Oh, Akira, di manakah kamu berada?"
Suara air mengalir, membangunkan Ken yang dalam mimpi buruknya. Ia membasuh wajahnya yang dipenuhi oleh darah berwarna hijau yang sudah mengering. Darah itu mengalir terhanyut terbawa arus air.
"Ahhh! Ada orang di sini!" pekik seorang wanita. Ia adalah warga sekitar yang mau mencuci di sungai. "Kenapa dia nggak pakai baju?"
Wanita itu lalu melangkah menghampiri Ken. Namun ia menghentikan langkahnya ketika melihat Ken yang tersadar dengan tidak mengenakan apapun. Hanya sabuk yang masih terpasang di pinggangnya.
"Akhh!" pekik wanita itu kembali. Baru ia menyadari memang Ken tidak memakai apapun. Ia berbalik dengan menahan debaran jantungnya. "Kenapa ada orang seperti ini?"
Karena tidak ingin melihat hal yang tidak seharusnya, ia lalu berlari meninggalkan Ken sendiri. Akan lebih baik untuk mencari bantuan pada lelaki. Ia berlari berteriak meminta pertolongan.
"Kenapa ada orang yang berisik sekali?" Ken terduduk dan menyadari kalau dirinya hanya menggunakan ikat pinggang saja. Ia terkekeh pelan, menyadari bahwa memang itu wajar bagi seorang perempuan.
Setelah menjadi manusia kembali, pakaian ken selalu tidak ada lagi. Ini karena ia selalu memakai pakaian yang mudah robek karena perubahan menjadi monster alien.
"Sepertinya aku harus membuat pakaian agar tidak seperti ini lagi. Heh, berapa memalukannya hidup yang harus aku jalani ini?" Ken beranjak mencari apa saja yang bisa menutupi dirinya.
Saat ini dirinya berada di sebuah lembah, di mana sepanjang mata melihat, lembah itu dikelilingi oleh bukit yang sangat terjal. Tumbuhan hijau masih tumbuh dengan baik di tempat itu. Ia masuk ke dalam sungai untuk berendam.
Sementara itulah yang bisa dilakukan oleh Ken. Selama ini ia sering ditemukan orang. Dan kadang saat tersadar, ia sudah hampir dimakan monster. Dan harus berubah menjadi sosok monster berwarna hijau untuk memusnahkan monster itu.
"Sepertinya aku tidak sendiri di sini," ujar Ken sambil menyunggingkan senyum. Ia melihat sebuah bayangan hitam yang terbang di depannya. "Kenapa harus seperti ini disetiap saat? Apa aku tidak bisa lepas dari kalian, hah?"
"Sepertinya aku akan menjadi yang paling beruntung karena berhasil menemukanmu. Anggap saja kamu tidak beruntung, Manusia!" ujar monster yang memiliki sayap seperti burung. Ia adalah monster yang bisa terbang.
"Ini jenis yang sangat langka ditemukan. Apa? Kau adalah yang menguasai tubuh burung dan manusia sekaligus? Kamu sangat pintar dalam mengubah bentuk."
Ken memang tidak bisa merubah bentuknya seperti makhluk di depannya. Sekilas tubuhnya seperti manusia dan cakarnya seperti burung. Bahkan ia memiliki sayap yang sangat lebar. Membuatnya bisa terbang dengan mudah.
"Apakah kamu takut sekarang, Manusia?" Tanpa sadar, ia bisa berbicara dengan Ken. Ia juga tidak menyangka karena ken bisa berbicara dengannya dengan bahasa makhluk planet mereka. "Heh, apa? Kenapa kau bisa bicara denganku?"
Monster itu terkejut ketika mengetahui ada yang bisa berbicara dengannya. Ia sudah banyak mengambil nyawa pemburu dan hewan yang bisa terbang. Di saat pemburu menggendong elang yang besar, alien itu merasuki tubuh keduanya dan tidak sengaja menyatukan keduanya.
"Ini sesuatu yang langka, bisa melihat manusia burung dan alien menjadi satu, hahahaha! Huahhahaaha!" tawa Ken dengan lantang lalu menekan sebuah tombol di sabuknya.
Makhluk bersayap itu kaget karena melihat perubahan manusia menjadi sosok monster yang sama menyeramkan sepertinya. Ia mundur sejenak ketika melihat perubahan bentuk, ukuran dan warna kulit. Lalu Ken kembali menekan tombol dan menjadikan dirinya terlapisi zirah besi.
"Sebenarnya makhluk apakah dirimu? Mengapa ada yang seperti dirimu? Tapi kita lihat saja, apakah kamu bisa terbang sepertiku?" Ia langsung terbang dan mengeluarkan sebuah senjata dari tangannya. Menembakan peluru yang sangat runcing untuk melawan Ken.
Sebuah pedang lebar muncul di tangannya. Membuat lawan tidak memercayai kalau Ken memiliki sesuatu yang berbeda dari kebanyakan sejenisnya. Ken menepis peluru-peluru kecil yang seperti duri.
"Ini hanya duri yang tidak berbahaya. Bahkan zirahku saja tidak akan apa-apanya. Ternyata lawanku hanya makhluk lemah, heh. Percuma kalau menggunakan kekuatan penuh."
Ken jelas meremehkan lawannya karena sangat lemah. Apalagi ia sudah yakin kalau makhluk itu hanya memakan manusia atau hewan sekitar hutan. Mungkin monster burung itu dapat terbang dengan sayapnya. Namun Ken juga bisa melakukannya dengan tenaga yang dari baju zirahnya.
Tidak ada perlawanan berarti monster burung itu. Ken hanya menggunakan separuh kekuatannya dengan malas. Walau memang dirinya dalam keadaan lelah. Ia baru saja tersadar dari dikuasainya tubuhnya oleh alien dalam dirinya.
"Apa? Kamu juga bisa terbang? Bagaimana mungkin, tidak punya sayap tapi bisa dengan bebas melayang di atas?" Ia kaget dan langsung mundur untuk menghindar dari serangan Ken.
Melihat namun makhluk itu memutuskan untuk kabur karena tidak mungkin bisa melawan Ken. Ia juga sudah menembakinya dengan senjata mengeluarkan duri-duri dari tangannya.
Ken tentu akan kehabisan bahan bakarnya. Ia tidak bisa terbang terus-menerus. Maka dari itu ia mengubah gaya bertarungnya. Ia mematikan bahan bakar yang digunakan untuk terbang. Berlari mengejar monster itu.
"Hah, sudah tidak terbang lagi, kah? Hahahaha! Akhirnya aku bisa kabur dengan cepat. Heh, ada mangsa lagi? Kuharap kali ini adalah manusia yang bisa dimakan." Makhluk terbang itu lalu meluncur mendekati seorang wanita.
"Apa? Monster! Tolong! Ada monster!" teriak wanita itu dengan keras. "Aahh ... jangan makan aku!" Wanita itu membuang ember yang dibawanya dan memilih untuk berlari.
Ken mendengar suara wanita itu, membuatnya berlari untuk melihat wanita itu. Dan benar saja, ia melihat monster terbang itu mencoba mengejar seorang wanita yang sama, yang telah melihatnya.
Makhluk itu sungguh merepotkan!" ungkap Ken yang langsung mengeluarkan sebilah pisau dan melemparkannya ke arah makhluk terbang itu.
"Akhh! Sial!" pekik sang monster ketika sayapnya terkena serangan dari Ken. Ia terjatuh dan tidak bisa terbang dengan maksimal. "Aku harus terbang meninggalkan tempat ini! Tidak mungkin melawannya di saat seperti ini."
***