Chapter 148
Malam sudah larut dengan langit masih memberi hujan serta gemuruh, nampak nya akan ada banjir dikota kembang. Aleya dan Balendra masih menunggu kedatangan Paman dari Balendra, namun ketukan langkah kakinya saja sedari sore belum kunjung terdengar.
"Paman lo kemana si? lama bener," tanya Aleya capek duduk terus.
"Mana gue tahu," sahut Balendra menguap kantuk, menutupi mulutnya dengan punggung tangan.
Aleya menghela napas dalam kesekian kalinya.
"Maap membuat kalian menunggu!" ujar seseorang datang dengan terengah engah.
Aleya dan Balendra melihat siapa itu, wanita itu kebingungan, sedangkan Balendra tersenyum cerah. Aleya yang melihat ekspresi Balendra kini tahu, bahwa pria yang baru saja datang adalah pamannya yang sedari tadi mereka tunggu.
"Pengacara Sepi? akhirnya lo datang juga," helaan napas kelegaan terdengar dari mulut Balendra.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com