Makhluk itu tersenyum. Bibirnya tipis. Penampilannya tidak memberikan dampak ngeri, sehingga Elia tidak berteriak ketakutan, hanya terkejut karena sapaannya yang tiba-tiba. Elia melepaskan tangannya dari gagang pintu. Bertanya-tanya haruskah tinggal atau pamit meninggalkan ruangan begitu saja tanpa bicara dengannya.
"Kau mau pergi begitu saja setelah masuk tiba-tiba ke sini?" makhluk itu bertanya lagi.
"Maaf. Aku tidak sopan, menerobos ruanganmu. Siapa kamu?" tanya Elia, berusaha menatap makhluk itu, tapi masih gagal karena mata spiralnya membuat Elia otomatis berpaling. Alam bawah sadar Elia memerintahkan untuk tidak menatap mata makhluk itu.
"Aku Fittonia. Kau Elia, bukan?"
Meskipun tak berani menatap mata Fittonia, Elia bisa melihat makhluk itu menelengkan kepalanya dengan cara manis. Suaranya terasa ramah untuk Elia yang baru saja mengalami siksaan bola Azaila.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com