Namun beberapa saat kemudian, segera terlihat cahaya kehitaman yang berkelebat ke depan sana. Sangat cepat. Begitu menakutkan.
Brakk!!!
Meja kokoh yang tadi ada di depan Teratai Emas, sekarang telah terbelah menjadi dua bagian. Meja itu terpotong tepat di tengah-tengahnya. Bahkan potongan juga sangat rapi. Seolah bukan dipotong oleh sebatang pedang.
Dua wanita itu berdiri mematung. Sepasang matanya melotot tak percaya.
Saat ini Pendekar Pedang Pencabut Nyawa sudah berdiri dalam jarak dua langkah di depan Teratai Emas. Pedangnya sudah mengancam tenggorokan lawan. Tinggal di tusukkan sedikit, niscaya si Teratai Emas bakal mampus saat itu juga.
Tapi nyatanya, hingga sekian lama, Raka tidak juga menusuknya. Pedang itu masih mengancam, tapi tidak bergerak sama sekali.
Kenapa dia melakukan hal itu? Apakah dia tidak tega membunuhnya? Atau memang tidak mampu membunuhnya?
"Kenapa kau tidak melanjutkan seranganmu?" tanya Teratai Emas dengan beringas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com