Keesokan harinya.
Ara telah cantik dengan gaun terbaiknya. Dia tampak begitu anggun dengan gaun yang berbalut tubuhnya.
"Bagaimana penampilanku, Ibu?"
Dia berputar-putar kecil ketika sedang bercermin. Tampak berseri-seri wajahnya ketika melihat betapa cantiknya dia di dalam pantulan cermin itu.
"Tentunya kau sangat cantik… Kecantikan putri Ibu ini tidak ada duanya. Kamu adalah putri tercantik di seluruh negeri ini, Sayang."
Tak puas-puasnya Tria memuji Ara. Bahkan sulit bagi dirinya untuk menggambarkannya dengan kata-kata.
"Semoga putri Ibu yang cantik ini bisa mendapatkan pendamping hidup yang bisa menjaga dan menyayangimu, seperti Ibu dan Ayah yang selalu menyayangimu tanpa batas."
Harapan besar terucap dari bibirnya. Terselip perasaan sedih tatkala melihat putrinya yang memang sudah tumbuh besar itu.
Ternyata waktu itu memang berjalan dengan begitu cepat. Tak terasa sudah 25 tahun saja sejak Ara dilahirkan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com