"Gue ngimpi atau apa ya? Kok bisa-bisanya Kakek Ben ngomong gitu ke gue?" Metha tertegun dalam. Es jeruk yang diminumnya seakan tak mampu memberikan rasa lega di tenggorokannya. Ia tetap saja kesulitan menelan salivanya sendiri.
Metha bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah menuju pintu keluar rumah dengan langkah kaki yang lemah. Pikirannya masih terombang-ambing. Ia bingung mengapa. Tidak seharusnya ia terombang-ambing, bukan? Ia jadi tak mengenal dirinya sendiri. Ia tak tahu ke mana seharusnya menuju. Perasaannya terbagi. Metha dari masa lalu memanggil untuk kembali. Mengajaknya untuk bermain-main dengan cinta Alvan yang membuat hatinya pernah berbunga-bunga. Menjanjikan kebahagiaan pernikahan yang dahulu hampir di raihnya. Begitu menggoda, membuatnya seakan tersedot ke dalam buaian sosok Metha dari masa lalu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com