"Kamu sudah di rumah, Vic?" Sosok itu terdengar bertanya jauh dari seberang sana.
Terlihat Vicka di kamarnya yang sudah berganti dengan piama. Ia duduk bersandar nyaman di atas tempat tidur. Memangku sebuah bantal untuk menjadi alas siku kirinya yang menyangga kepala. Sementara tangan kanannya sibuk memegang ponsel menerima panggilan dari orang yang ia anggap penting.
"Sudah, Pak." Vicka membalas pertanyaan itu singkat.
"Santai aja, Vic. Saya setuju dengan permintaan Kakek Ben. Di luar kantor kamu gak perlu memanggil saya Bapak, panggil saja saya Kak Rako."
"Oh – iya Kak Rako."
"Saya senang dengan sikap kamu tadi saat makan malam. Saya bisa lihat gimana Megha cukup terancam setelah mendengar jawaban kamu."
"Iya, Kak. Saya juga bisa lihat itu."
"Jadi bagaimana penawaran saya? Apa kamu mau mendekati Kak Alvan untuk menjadi orang spesial di hati kamu?"
Hening seketika hadir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com