Metha melirik kepada Alvan. Dilihatnya pria itu terdiam, menunjukkan dengan jelas kalau ia sedang memikirkan sesuatu. Metha yakin, cerita Didot pasti sudah merasuki pikirannya. "Bagus deh! Usaha gue mulai bekerja," batin Metha.
"Terus lo jawab apa ke adek lo?" tanya Metha. Sengaja ingin semakin memperpanjang pembahasan itu.
"Ya karena gue cowok. Otomatis gue pingin adek gue jujur, lah."
"Sebagai cewek gue pun juga setuju," ucap Metha menyatakan pendapatnya. "Kasihan dong cowoknya, harus bertanggung jawab sama anak yang bukan dari benihnya. Ngurus anak itu kan bukan hal gampang. Masa karena bapaknya nggak mau bertanggung jawab malah bebannya dialihkan ke yang lain."
"Iya, gue sependapat sama Metha," ucap Lala. Lalu diikuti oleh anggukan teman yang lain. Hanya Alvan yang tak memberi pendapat apa pun. Ia hanya menyimak saja obrolan mereka.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com