webnovel

18. Project Drama 80'

Sesampainya di kota.

Jam 10 lebih sedikit sekarang.

Langsung naik bus menuju apartemen, Wanqiu bilang di kulkas masih ada stok bahan makanan jadi aku tak perlu belanja, aku di lahir kan di desa, makanan terkadang ambil di hutan belakang rumah, jadi aku bisa memasak walaupun rasanya mungkin hanya aku saja yang suka.

.

.

Sampai rumah jam 10.30

Istirahat sejenak lanjut tidur dan pasang alarm jam.

Jam 11.30 bangun.

Mandi lalu berangkat kerja.

Urusan makan siang kemungkinan aku akan makan di kantor saja, memanfaatkan makanan prasmanan dari acara lain yang masih sisa.

.

.

"Bos akhirnya kamu kembali, apa ada oleh oleh dari desa mu?" Shuqi tanya pertama

"Desa ku itu plosok, listrik saja masih jarang, jadi bagaimana mungkin ada penjual oleh oleh di sana, sayur mungkin banyak tapi gak mungkin juga aku bawakan sayur sebagai oleh oleh"

"Hahaha, tenang saja bos aku hanya bercanda"

"Oh iya bagaimana penayangan eps 127&128" Aku tanya (Ini tanggal 4 Juli, kehamilan Wanqiu sudah menginjak di bulan ke 6) (hamilnya mulai Januari akhir jadi perkiraan kelahiran ada di tanggal 20 ke atas bulan Oktober)

"Sukses bos, ratingnya tembus 31 dan 34"

"Baguslah, lanjutkan kerja bagus mu Shuqi"

"Tidak, acara ini bisa sukses karena kamu bos"

"Jangan membual soal ku, tanpa kamu dan tim aku hanya pegawai biasa"

"Jangan terlalu merendah lalu terbang meroket bos, tak baik" Shuqi menasehati

"Tetap low profile adalah yang utama hahahaha"

.

.

Persiapan live eps 129.

Bintang tamunya adalah profesor universitas Beijing, Guru SMA Beijing, Mahasiswa dan murid SMA.

Tema nya sekarang adalah pendidikan membangun negeri.

Tema yang susah jika aku yang membawakan sebab pendidikan saja aku tak terlalu tinggi, namun aku percaya bisa bisa saja, toh mereka tak mungkin mencari topik oborolan tentang tabrakan kuantum, ledakan bintang di galaksi, ataupun soal delta gama ataupun alpha.

Enjoy saja Membawakan walaupun aku sedang susah hati sekarang.

.

.

Jam 9 shooting selesai dengan sukses, aku berhasil mengulas soal harapan dari para pembimbing dan para murid.

Dari pembimbing mereka ingin sistem pendidikan di ubah, dari yang tadinya berfokus pada nilai diubah menjadi berfokus ke kemampuan siswa.

Lalu mereka juga ingin perubahan cara mengajar, dari yang tadinya pakai kekerasan entah itu fisik atau pisikis, menjadi mengubah kesalahan menjadi intropeksi, contohnya jangan pernah sesekali pengajar memarahi murid hanya karena nilai merah, tapi didik mereka untuk mengetahui kesalahan, sekolah bukan tempat selalu bertindak benar, namun sekolah adalah tempat siswa belajar dan memperbaiki yang salah sebelum mereka terjun ke masyarakat.

Terakhir, pendidik ingin pemerintah memperbanyak beasiswa dan pekerjaan sebagai guru, sebab negara maju itu dari pendidikannya yang membuatnya berkembang, pendidikan perlu ilmu dan ilmu di dapatkan dari pengajar ke siswa, jadi jika ingin pendidikan maju maka tingkatkan tenaga pengajar sekaligus membantu siswa yang ingin belajar namun terhalang biaya.

.

Harapan dari siswa.

Jam sekolah di kurangi, menurut mereka sekolah sampai sore itu bukannya tambah pintar melainkan tambah lelah dan akhirnya ilmu tak masuk di otak, mereka mengeluh sebab di rumah harus menjalani kursus ataupun les belajar lagi, kursus dan les memang tidak wajib namun menurut mereka ilmu dari sekolah untuk saat ini memang kurang. (Sejalan dengan harapan pengajar soal sekolah yang masih kurang)

Jangan ada kekerasan namun sebagai siswa dan guru harus hormat dan saling menghormati, pengajaran yang keras tak sepenuhnya sukses, terkadang malah siswa menjadi trauma dan itu menimbulkan masalah psikis lainnya.

Terakhir harapan dari siswa adalah kurangi biaya sekolah, terlalu mahal dan sangat sedikit beasiswa yang bisa di perebutkan.

..

.

"Pendidikan tinggi tak menjamin kamu sukses di masa depan, namun dengan pendidikan kamu tau cara agar sukses di masa depan" ~Hajin

Program ku tersebut harusnya di tonton oleh menteri pendidikan dan pak presiden, jadi ku harap ini bisa mengetuk hati mereka, terkadang pengajar ingin speak up namun tak bisa karena tak ada tempat agar terlihat oleh petinggi.

Akhir acara, ku ucapan terima kasih karena telah hadir di acara ku, dan ku doakan bagi dua murid itu semoga sukses di masa depan dan cita citanya tercapai.

.

.

Jam 9 malam aku masih di kantor.

Rapat singkat dengan PD Qiyu, Shuqi (Humas), dan Aqin(Pengawas).

"Hajin ku pikir eps kita kali ini sangat memotivasi namun kurasa malah kurang di bagian komedi, jadi bagaimana jika eps berikutnya kita jadikan lebih banyak komedi?" Pak Qiyu (dia kembali menjawab jadi PD TITS)

(Rapat ini membahas soal bintang tamu di 3 eps berikutnya, waktu 2 hari cukup untuk mengundang bintang tamu)

"Siapa tokoh yang akan di undang kalau begitu?" Tanya ku

"Chingmy Yau(pemeran God of Gamblers return) dan Anita Yuen(artis yang pernah membintangi film dengan Jackie Chan di film Thunderbolt)"

"Heh? Pak kamu yakin bisa mengundang mereka? Mereka itu artis yang sedang naik daun sebab film layar lebar mereka sukses besar" Aku kaget saat mengetahui dua nama itu (kerja di Penyiaran, jadi setiap hari pasti dapat info soal film dan trending topik)

"Apa kamu lupa, dari semua talk show di negara Tiongkok, TITS adalah yang di puncak, jadi jika mereka tak bisa ku undang apa gunanya slogan yang pertama kita"

"Ya benar juga sih, aku sih oke oke saja siapapun bintang tamunya, namun jangan pernah mengundang pemuka agama manapun, aku tak ingin terjadi rasisme di acara ini"

"Tenang saja aman kok"

"Kalau begitu segera saya akan mencari tahu biografi mereka berdua" Shuqi

"Bagus, segera lakukan Shuqi" PD Qiyu

.

Rapat usai selanjutnya ke rapat utama dengan seluruh kru, membahas soal evaluasi acara kali ini.

.

Jam 10 usai dan kami semua bisa pulang ke rumah masih masing, atau yang ingin menginap di perbolehkan.

.

Jam 10.10 malam absen lalu pulang.

Diantar oleh sopir khusus.

Melewati jalan yang terang benderang di Beijing.

Berhenti di lampu merah, hanya satu mobil yaitu mobil yang ku tumpangi.

Tok tok.

Ada ketukan anak kecil di kaca samping depan, tepat di samping sopir(aku duduk di belakang)

Sopir tak memperdulikannya.

Bisa ku lihat wajah memelasnya dan tubuhnya yang kotor serta pakaian yang lusuh.

"Kenapa tak di bukakan pak?" Aku tanya

"Dia jika di beri uang pasti melunjak pak, bukannya ingin berubah tapi maunya terus meminta, dia pasti jadi ketergantungan jika terus di kasih" Sopir bilang begini sebab dia berpengalaman di jalan

Ku bukakan kaca samping ku.

"Eh pak jangan di buka" Sopir khawatir

"Tenang saja"

.

Kaca terbuka dan anak tadi berdiri di depannya.

Aku melihatnya, ku kira awalnya dia itu laki laki, ternyata dia itu anak perempuan

"Kamu lapar?" Aku tanya

Dia mengangguk.

Ku berikan nasi kotak yang seharusnya nanti ku makan ketika sampai apartemen, namun untungnya aku bawa dua sih.

Ku berikan satu padanya.

"Nih makan saja ini, ada ayam di sini" Ucap ku lembut

Dia menerimanya lalu berbalik dan adiknya di dekat semak semak datang dengan senang karena mereka bisa makan akhirnya.

"Hei nona manis kemarilah lagi" Teriak ku

"Pak sudah lampu hijau" Sopir mengingatkan

"Coba menepi dulu pak" Suruh ku

"Tapi pak"

"Menepi saja dulu"

.

.

Aku keluar mobil dan ku hampiri mereka bertiga. (Adiknya ada dua)

Ku berikan satu kotak nasi lagi pada mereka.

"Makan saja" Ku berikan pada adiknya

"Terima kasih pak" Ucap nona cilik tadi

"Apa mereka bisa ku speak up ya di acara ku" Pikir ku berniat serius ingin membantu

"Pak segera kembali" Teriak sopir ku

"Lupakan saja mungkin lain kali, jika ada kesempatan aku mungkin akan membuat mereka speak up" Batin ku

"Aku pergi dulu ya bye bye"

"Bye bye" Anak anak tadi bisa tersenyum walaupun hidup mereka sedang susah sekarang

.

.

Mungkin di tahun 2000 an banyak pengemis gadungan, namun aku percaya jika itu di tahun 80 an, orang mengemis karena mereka memang tak mampu.

.

.

Sampai apartemen jam 10.30.

Tak punya makanan jadi lebih baik memasak sendiri sekarang.

Cukup buat mie rebus dan teh hangat.

.

Jam 11 tiduran di ranjang yang biasa ku gunakan dengan Wanqiu.

Masih tercium aroma Wanqiu dan itu membuat ku kangen sekarang, masih teringat kemarin yang mana aku bisa memeluknya dan menciumnya sesuka ku, namun sekarang itu tak bisa.

Aku berpikir sekarang apa mungkin Wanqiu memikirkan ku.

.

.

Di rumah keluarga Su.

Wanqiu belum bisa tidur sebab dia masih belum terbiasa, biasanya dia akan memeluk Suaminya dan meminta kehangatan tubuh suaminya untuk menahan hawa dingin, namun sekarang ranjangnya hanya di isi dirinya, ini sangat sepi dan hampa baginya.

Menitihkan air mata karena rasa rindu yang sangat terasa.

"Apa mungkin Suami sekarang memikirkan ku ya" Wanqiu

.

.

Lelah membuat ku bisa terlelap dan membuat ku agak melupakan kerinduan, hidup perlu berjalan walaupun ini keras.

Jam 7 aku bangun.

Tak ada yang membangunkan dan tak ada yang membuat sarapan, sementara Wanqiu di sana sudah segar dan membuat sarapan untuk keluarganya, mungkin kebiasaan bangun pagi sudah melekat padanya.

.

Pergi keluar dan beli sarapan.

Makan langsung di warung agar tak perlu mencuci peralatan di rumah, agak mahal tak masalah yang penting kebutuhan gizi ku terpenuhi.

.

Makan cukup 30 menit dan sudah kenyang.

"Berapa bibi tagihannya" Aku tanya

"2 yuan 50 sen"

"Lah kok naik, bukannya seminggu yang lalu di menu yang sama hanya 2 yuan 20 sen"

"Harga beras dan kebutuhan lain naik Hajin, jadi jika ku tak menaikan harga bagaimana warung ini bisa berjalan"

"Masa?"

"Kalau aku berbohong kamu bisa cek sendiri di pasar"

"Aku tidak meragukan kalau begitu, ini uangnya"

Ku berikan uang pas.

.

.

Kesibukan sekarang sama seperti sebelumnya, bersih bersih rumah, cuci piring jika ada, lalu mencuci.

Semua selesai dengan cepat.

Sekarang istirahat di depan tv, melihat tayangan sekarang.

Tayangan terbatas hanya soal program menjenuhkan dan sinetron tak jelas.

Ku pikir drama cinta memang perlu, jika aku tak salah ingat walaupun ku yakin aku ingat, drama Korea akan jadi ujung tombak seluruh drama di dunia, namun sayangnya tiap negara belum tentu bisa mencontohnya, jikalau ada itu hanya seperti drama picisan dan tak ada rasa seru dalam menontonnya, mungkin bisa ku sebut lebih baik daripada sinetron namun jauh lebih buruk daripada darma yang asli.

Aku sangat bersemangat soal ide membuat drama namun kondisi sekarang yang membuat ku mati lemas.

Cerita mungkin bagus cuma perlu di ingat buat film drama itu untuk menghasilkan uang bukan hanya sekedar hobi tak beguna.

Tapi ini yang pertama, jadi harusnya ini baik!!

Dilema ingin membuat dan memanfaatkan kesempatan atau menunggu sedikit lebih lama.

Aku perlu data penonton acara saat ini, jika menembus angka 2 juta penonton aku akan berani membuatnya!!.

.

Langsung pergi ke kantor, namun mandi dulu.

Pergi ke kantor direktur.

"Pak saya perlu data penonton tv di tahun sekarang" Ucap ku terburu buru

"Untuk apa?" Pak direktur yang baru kerja di buat bingung oleh Hajin

"Aku ingin tahu saja"

"Oke oke, sebentar aku cek dokumennya dulu"

.

.

Selembar kertas diberikan padaku.

"Itu data terupdate seminggu yang lalu" Kata pak direktur

Total penonton CCTV ada di angka 76 juta lebih.

"Astaga aku lupa jika China sekarang punya lebih dari 800 juta orang, jadi 76 itu nilai yang wajar" Pikir ku agak wah

"Jadi katakan apa tujuan mu meminta data itu Hajin"

"Saya ingin memulai program baru pak, Chinese drama, atau C drama"

"Katanya kamu tak yakin dengan drama" Pak direktur ingat betul kata kata Hajin sebelumnya

"Itu sebelum aku melihat data penontonnya pak, dengan data sebanyak ini bukanmya sponsor banyak berdatangan jika dramanya sukses"

"Kamu ingin memimpin pembuatan drama? Tunggu sebentar lalu bagaimana dengan host di program TITS?"

"Mari hentikan di eps 200 pak"

"Itu apa baik? Aku memperkirakan acara itu bisa melebihi 3 tahun Hajin" Pak direktur khawatir

"Hentikan sejenak dan lanjutkan di tahun berikutnya jika ada kesempatan"

"Kamu yakin? Jadi acara mu hanya sampai September akhir? Setelah itu kamu langsung ingin mengurus drama, lalu yang jadi pertanyaan ku drama mu akan tayang setiap hari?"

"Pak ini drama bukan sinetron, aku tak ingin menjelekan nama drama menjadi sinetron"

"Lalu tayangnya?"

"Seminggu satu kali, namun untuk memenuhi hasrat serakah mu pak, aku sarankan menbuat 3 drama sekaligus dalam satu kali jalan jadi kita tayangkan tiga kali seminggu"

"Ide mu lebih baik di tuangkan jadi 7 hari seminggu, namun berapa biayanya"

"Gila kah anda pak masa saya harus memikirkan 7 drama sekali jalan, jika bisa seharusnya aku jadi sutradara paling populer di Hollywood sekarang"

"Berapa durasinya?"

"Termasuk sponsor atau tiap eps tanpa sponsor pak?" Aku balas tanya

"Yang tanpa sponsor"

"Satu jam penuh adalah durasi standar tiap satu eps drama saya nantinya pak"

"Itu sudah cukup tiap eps dibagi dua kali tayang dalam seminggu, 30 menit tiap tayang jadi di tambah sponsor bisa jadi 1 jam 30 menit disertai reply eps sebelumnya dan intro lagu serta ending"

"Memang selalu bisa di andalkan otak serakah anda pak, ku berikan dua jempol untuk anda"

"Hentikan itu memuji sekaligus menusuk ku, jadi berapa biayanya sekarang aku tanya"

.

.

Nächstes Kapitel