webnovel

186.) Next Level

Jam 12.30 siang makan

"Aku sudah baikan kurasa" ucap ku pada Saki

"Baguslah, tapi jangan banyak pikir berat berat dulu"

"Aku sebenarnya tidak pernah berpikir berat ya, paling mikir bagaimana kelanjutan Shinomiya group ku nantinya"

"Jika ada yang bisa ku bantu katakanlah" kata Saki

"Tidak ada kok, kamu jangan ikut mikir jika bisa, biarkan aku saja kamu tidak akan kuat" balas ku

"Ya jika kamu bilang begitu ya sudah, aku tidak memaksa yang penting kamu jaga kesehatan, aku ada namun tidak mungkin juga mengawasi mu 24 jam, jadi kamu harus bisa jaga kesehatan mu"

"Iya iya btw aku mau buat event nih sebelum perusahaan ku jadi" ucap ku pada Saki

"Event seperti apa?" tanyanya

"Event Miyagi tanpa sakit" balas ku

"?" Saki masih bingung

"Eventnya akan ku adakan 3 bulan sekali, dimana ini berbentuk festival nantinya, untuk bulan pertama di adakan atau september akhir nanti aku ingin menggalang dana untuk memberikan bantuan pada mereka yang membutuhkan"

"Kurasa itu tidak akan berhasil, ya kamu harus tau 3 bulan itu waktu singkat, seharusnya jika kamu buat event jangan yang temanya memberikan bantuan dalam bentuk benda tapi berikan dalam hal ilmu atau penyuluhan nah di situ boleh di sisipi bantuan dalam bentuk barang, sebab menurut ku edukasi atau skill itu lebih berharga daripada bantuan yang mungkin saat di terima oleh seseorang paling hanya beberapa puluh ribu yen" Saki berkomentar

"Idemu boleh juga" ucap ku

"Tentu saja, btw juga berikan bantuan dalam bentuk kesehatan juga jika bisa uang mu banyak kan, gunakanlah 1/8 untuk masyarakat di sekitar perusahaan atau jika berani di area Miyagi pun boleh"

"Kamu tau 1/8 kekayaannya ku itu berapa" tanya ku

"5 triliun?" Saki menebak

"225 triliun sayang" ucap ku

"Hah uang siapa itu" Saki kaget

"Uang ku lah, tapi masih dalam bentuk uang kripto"

"Begini saja jika kamu tidak ingin rugi bermain trading saja, sekalian ngonten kan bisa" saran Saki

"Konten? Trading?" ucap ku

"Aku tau channel yt mu yang lain sayang, jadi tidak usah pura pura bingung begitu" kata Saki

"Sejak kapan, padahal kan aku tidak pernah menunjukan muka, suaranya pun ku ganti"

"Ya ku pastikan lewat insting dong, aku pernah melihat mu bermain secara langsung dan saat di video tingkah mu sama, jadi aku yakin itu pasti kamu, sebenarnya agak ragu juga jika dengar suaranya, tapi aku cek di ponsel mu ada akun yt lain jadi ya aku sudah yakin 100% itu kamu"

"Hehe maaf sudah menyembunyikannya, tapi beneran itu hanya untuk konten, uangnya ku simpan sendiri secara terpisah"

"Iya aku paham, sekarang saldonya ada berapa?"

"9,4 triliun yen" balas ku

"Ya sudah gunakan semua uang itu untuk membantu masyarakat kurang mampu di sekitar kita"

"Di buat konten?" tanya ku

"Tidak usah saja untuk bantuan kesehatan rakyat miskinnya, tapi boleh di konten saat festivalnya"

Aku berpikir sejenak.

"Jangan kebanyakan mikir, uang mu sudah banyak, percaya saja tuhan itu adil, kita donasi 1 Tuhan akan mengembalikan 100"

"Baiklah baik" ucap ku

.

Skip tanggal 17 September, aku mulai melakukan intervew bagi calon karyawan perusahaan Manga dan LN ku dulu.

Note : Haruka pinjam staf hrd dari toko pakaiannya.

Tanggal 25 bagian bagian perusahaan sudah terisi semua, jadi tinggal menjalankan produknya.

Tanggal 26 staf promosi melakukan pengiklankan besar besaran agar mangaka ataupun penulis amatir atau yang sudah pengalaman bisa menerbitkan karyanya di perusahaan.

Namun aturan tetap berlaku, karya ampas tidak mungkin di terima, tapi jika karya itu punya potensi editor pasti akan menyuruh pembuatnya untuk memperbaikinya.

Tanggal 27 September ku ajak rapat pimpinan semua perusahaan ku yang sudah terbangun.

Note : Wagnaria, Toko pakaian, dan Perusahaan AGCLn  tapi A G nya belum ada.

Tema rapat adalah Pembahasan event kesehatan dulu.

"Yang mau jadi ketua atau menyarankan silahkan angkat tangan" ucap ku

Tidak ada yang angkat tangan, karena event kesehatan ini 500 miliar yen langsung ku alirkan, mereka takut memegang kendali acara besar.

Note : Mereka (Ryu san dari toko pakaian beserta petingginya, Kyouko dengan asistennya, dan Ardian dengan penting staf juga)

.

"Tidak ada yang mengangkat tangan?" tanya ku

Ardian angkat tangan.

"Jika boleh tau nantinya eventnya akan di buat seperti apa?" tanyanya

"Event selama 3 hari 4 malam, nantinya jika tidak bisa bulan ini atau bulan depan bisa di undur saja ke bulan desember, tapi tentunya waktu harus di ubah karena cuaca" ucap ku

"Begini Haruka sama, untuk event yang anda rencanakan sebenarnya ini hebat, namun jika sebesar ini perlu banyak panitia" ucap Hori

"Ya memang, makanya aku mengundang semua bagian Shinomiya agar bisa memberikan kontribusi juga, dan tolong jangan tanya gaji, ini untuk amal, yang suka silahkan gabung jika tidak ya sudah aku tidak mempermasalahkan"

"Nantinya jika ikut panitia apa masuk jam kerja juga?" tanya Miku

"Benar, lalu jika kalian ikut ke panitiaan dan mengambil lebih dari jam kerja normal ya ku anggap lembur"

Ryu angkat tangan.

"Saya rasa rencana ini tidak akan berhasil dengan lancar Haruka sama, ambil contoh staf perusahaan HS mereka sudah kerja di waktu yang pas, lalu jika mereka jadi panitia nantinya malah perusahaan yang gagal beroperasi maksimal" ucapnya

Aku memikirkan kemungkinan itu dan memang benar itu sangat mungkin terjadi.

"Ada saran yang lebih baik?" tanya ku

Momota angkat tangan.

"Silahkan bicara" suruh ku

"Haruka sama, saya sarankan untuk membentuk panitia inti saja yang berisi 3-4 orang saja, dengan orang segitu kurasa bisa mengandal semuanya, urusan stand di fertival biar jadi tanggung jawab staf promosi tiap perusahaan saja, toh di sini tertulis tidak hanya dari perusahaan Shinomiya group saja yang boleh ikut" ucapnyq

"Iya aku tau itu, tapi siapa 3-4 orang itu, ku tawarkan saja tidak ada yang mau" ucap ku

Hori mengangkat tangan.

"Turunkan tangan mu Hori san, kamu kepala hrd tidak mungkin bisa ikut panitia inti" suruh ku

Hori menurunkan tangannya.

.

"Begini saja, aku suruh tiap pemimpin untuk memilih satu sampai tiga orang terbaik di perusahaannya untuk ikut jadi panitia inti, untuk restoran Wagnaria tidak usah ikut, kalian ku berikan tanggung jawab stand saja" ucap ku

"Syukurlah" ucap Kyouko dalan hatinya karena ia tak ingin ribet

.

"Saya rasa tidak akan ada yang ingin Haruka sama" Ucap Ikuma dari sudut pandang keuangan

"Ya aku tidak memaksa, jika tidak ada yang ingin ya sudah nanti ku bayar orang saja, aku menawarkan ini pada kalian sebagai ajang tunjuk bakat karena ini projek besar, lumayan untuk mengisi cv kalian bagi yang ingin"

.

Rapat selesai jam 12 siang dengan hasil ada 12 orang sebagai panita inti nantinya.

.

Kembali ke rumah.

.

.

Di rumah.

Diriku langsung tiduran di sofa ruang tamu.

Saki datang mendekat.

"Lelah?" Saki bertanya

"Tidak juga, aku hanya ingin bersantai saja"

"Mari makan dulu saja, ibu, Rin chan dan Akira sudah menunggu"

"Oh aku hampir lupa makan siang, oke mari ke sana"

.

Jam 1 siang.

Istirahat di studio bersama dengan Saki.

Menonton YouTube sekaligus ngobrol.

"Betapa view untuk channel kita Haruka kun?" Saki bertanya

Ku buka profil.

"Ada 4,5 miliar view lebih" balas ku

"Lalu view di akun trading mu?"

Ku ganti akun dulu.

"Ada 240 juta view" balas ku

Tuing

Notifikasi masuk ke ponsel ku.

"Shiba inu sebanyak 1 juta coin sudah di tukarkan ke 23 juta yen"

Note : koin Haruka berkurang

"Lah siapa yang ambil ya, apa mungkin ini bug?" pikir ku

"Ada apa Haruka kun" Saki bertanya

"Tidak ada apa apa, hanya sales" balas ku

"Barang apa yang di tawakan?"

"Pinjaman"

"Mau pinjam?"

"Tidaklah, uang saja bingung di buang ke mana masa mau hutang"

"Buang saja ke rekening ku, tar ku belanjakan barang barang mewah"

"Mau coba challenge?" tanya ku

"Tantangan apa?"

"Habiskan uang 1 triliun yen dalam waktu satu jam, jika bisa ku beri 5 triliun tapi jika tidak maka kamu harus memberiku 5 triliun juga" balas ku

"Up, mana mungkin 1 triliun yen bisa habis dalam satu jam, beli saham bisa tapi tidak ada perusahaan yang menjual saham sebanyak 1 triliun yen pastinya"

"Jadi mau tidak?" tanya ku

"Tidak lah, kita turunkan ke 100 juta yen baru aku bisa"

"Ya curang namanya jika kamu sudah mengira ngira" ucap ku

"Ya tidak lah, aku belum punya rencana kok"

"Dah gak jadi, jika mau 1 triliun"

"Ya aku tidak mungkin bisa lah"

"Ya sudah jika tidak"

.

Jam 3 sore

Saki tiduran dengan bantalan di paha ku

"Kamu bisa tidak sih jangan mainkan oppai ku, sudah sensitif rasanya, jika kamu pegang lagi sakit jadinya" ucap Saki

"Apa iya, aku dari tadi hanya memgang ujungnya saja, tidak meremas" balas ku

"Itu sama saja, lepaskan Haruka kun, kamu ini mesum sekali"

Ku singkirkan tangan ku dari dalam bajunya.

"Dah" balas ku

"Nah gini kan enak nonton filmnya"

.

"Sayang main yuk" ajak ku

Saki melihat ku dengan tatapan tidak suka.

"Nanti malam saja, tidak baik main di hari yang masih cerah" balas Saki

"Oke kita lakukan nanti" ucap ku

"Eh tapi nanti malam kita kan pergi ke rumah keluarga ku" ucap ku

"Loh katanya tidak jadi"

"Kata siapa?" tanya ku

"Katamu sendiri tadi pagi sebelum rapat, katanya keluarga mu sedang acara sendiri"

"Ah aku lupa maaf maaf, jadi gas saja malam nanti sampai pagi, mumpung seninnya kita libur hore!!"

"Gak ada raw sex, secukupnya saja lah, aku seninnya ada acara sendiri sebabnya"

"Acara apa dan dimana?"

"Acara wanita kelas saja, kami janjian mau pergi ke mall bersama sama"

"Lalu kenapa tidak izin aku dulu"

"Acaranya kan besok jadi izinnya besok sebenarnya"

"Huu tidak seru tidak seru, aku suami mu loh"

"Ya yang bilang kamu istri siapa, kan belum telat juga bilangnya"

"A emmm benar juga sih, ya sudah ku izinkan, tapi aku titip barang boleh?" tanya ku

"Titip apa?"

"Titip sepatu yang seperti ini" ucap ku sambil menunjukan foto nike Nike Air Zoom Alphafly NEXT%

"Berapa harganya?" Saki bertanya

"Hanya 30 rb yen paling"

"Uangnya?" Saki menadahkan tangannya

"Bulan ini kan sudah ku beri banyak"

"Ya kan kamu titip katanya bukan suruh belikan"

"Hmm" ku tatap mukanya

"Hehe iya iya nanti ku belikan"

.

Jam 4 sore.

Ring!!

Aku mendapatkan telepon dari Ardian.

Haruka ~

"Halo pak" ucapnya duluan

Ada apa?

"Jika saya boleh minta, tolong bangunkan juga masjid di dekat kuil, ya anda tau kan pak saya seorang muslim dan karyawan juga ada yang muslim, sementara anda hanya menyediakan kuil saja, lalu di gedung tidak ada tempat ibadah juga untuk kami"

Mmm di dalam gedung sudah ku sediakan bukannya?

"Itu untuk ibadah biasa pak, kami muslim juga ada ibdah wajib di hari jumat khusus laki laki, sementara aturan ibadahnya harus di kerjakan bersama sama dan ada aturan lainnya yang tidak bisa di lakukan di mushola" balasnya

Di sekitar sini apa tidak ada masjid?

"Tidak ada pak, saya hanya minta jika bisa, jika tidak saya juga tidak masalah, kan saya punya pikiran, perusahaan bapak pasti perusahaan besar jadi tidak jadi hal tabu jika banyak muslimnya juga"

Baiklah, nanti akan ku bangunkan, kamu gunakan saja tempat yang ada dulu.

"Baik pak terima kasih telah mengabulkannya"

Ya sama sama.

.

Langsung ku telepon pak Philip.

"Haruka sama ada apa menelepon?"

Bisakah anda membangun masjid di sebelah kuil?

"Huh?" Pak Philip Kaget

Bangun masjid

"Maaf pak, tapi apa anda yakin? Pegawai saya semuanya non muslim, jika setau saya jika kita membangunkan sama saja kita merendahkan agama itu termasuk walaupun kami sebenarnya di bayar, saran saya lebih baik anda cari relawan dulu yang se agama, lalu pihak ku akan membantu saja, toh anda ini juga non kan, lebih baik jangan, anda punya uang ingin bangun bisa, tapi aslinya tidak baik, saya bilang tidak baik bukan tidak boleh"

Oh seperti itu kah, aku baru tau.

"Benar pak, pembangunan masjid itu sebenarnya mudah di fisiknya namun susah di hukumnya, bukan hukum negara tapi hukum dari agamanya, sebab ini tempat untuk ibadah"

Baiklah aku paham, jadi apa kamu ada saran?

"Lebih baik anda minta sesorang seagama yang membangunkan, anda cuma memodalkan tanah saja"

Aduh ribet juga ya.

"Memang lumayan ribet Haruka sama, sebab di negara ini mayoritasnya agama.."

Oke aku paham.

.

Ku telepon Ardian.

"Bagimana Haruka sama?" tanya

Aku tidak bisa membangun masjid, aku non, jadi lebih baik jangan sebab alasan tertentu yang semoga saja kamu tau, aku di sini hanya bisa memberikan lahan, jika kamu tetap mau membangun ku persilahkan namun tanggung jawab sepenuhnya ku serahkan padamu, kamu juga bisa mencari sukarelawan juga.

"Saya paham, maaf saya lupa jika anda non, jika begitu tidak perlu saja Haruka sama, tapi jika boleh saya minta waktu istirahat khusus hari jumat di majukan ke jam 11.30 lalu masuk kembali jam 12.30"

Aku tau maksudnya walaupun aku non.

Baiklah, nanti ku atur itu.

.

Jam 5 sore.

"Kamu tidak mandi?" tanya Saki dari luar studio

"Mandi, tapi nanti" balas ku

"Mandi sekarang aku sudah menyiapkan bak mandi dengan air hangat"

"Nanti saja sayang, aku masih sibuk main game ini"

"Jeda dulu"

"Mana mungkin bisa game yang ku mainkan ini pubg" balas ku

"Hmm jika tidak datang 5 menit ku buang airnya"

"15 menit"

"Tidak ada tambahan waktu"

"Yayayaya"

.

Ku tunjukkan skill ku.

Boom!

"Cover aku, aku akan maju!" ucap ku pada rekan main

"Maju bang maju, sniper siap"

.

.

4 menit berlalu.

Akhirnya chicken dinner.

.

Ku keluarkan gamenya lalu turun ke bawah dan menuju kamar ku.

Di ruang keluarga.

Ku dengar Rin chan sedang menangis.

"Rin chan kenapa bu?" tanya ku

"Kucingnya mati satu karena tertabrak pengendara motor di depan rumah" balas ibu

"Kucing yang mana?"

"Si putih"

"Lalu di coklat bagaimana?" tanya ku

"Dia masih menunggu di bekas kuburan si hitam, Hachan juga"

"Lalu pengendaranya?" tanya ku

"Ia tanggung jawab dengan mengganti sesuai harga kita beli kucingnya kok, uangnya ibu bawa, Rin chan ku ajak beli lagi tapi ia tidak mau"

"Hmm, biarlah bu, mungkin ia masih merasa kehilangan"

.

Note : Yang hilang sudah pasti membekas, namun terkadang yang ada malah di lupakan.

.

.

Di kamar mandi kamar.

"Kenapa kamu tidak bilang jika kucingnya mati" tanya ku pada Saki

"Kamu kan sudah ku kirimi pesan, aku malas naik ke atas juga"

"Hmmzz"

"Aku tidak salah oke, aku di bawah saja membantu menggali makamnya bersama Akira"

"Ya sudahlah, mau bagaimanapun juga yang sudah pergi ya sudah tidak bisa kembali lagi, skuy main saja"

"Idih mesumnya kamu, nanti malam saja mainnya, aku tidak mau air ini keruh karena keringat bercampur air kita nanti"

"Tapi aku mau sekarang, paling tidak biarkan masuk dulu"

"Tidak ada, jika mau ya nanti saja"

"-_-"

.

.

Jam 6.30 makan malam.

Sebelum makan malam.

"Hachan mana?" tanya ku

"Masih di luar Haruka sama" balas Akira

"Tolong bawa masuk Akira san, bawa juga si Coklat"

"Baiklah"

.

Meow!!!

Akira menggendongnya dengan susah payah.

"Diam sejenak Hachan" Suruh ku

Hachan diam.

"Ini makan dulu, jangan sampai kalian mati juga" ucap ku sambil menaruh dua mangkuk bertuliskan nama Hachan dan Yuchan(lupa namanya jadi awur aja)

"Turunkan Akira san" suruh ku

"Tapi nanti jika keluar lagi?" tanya Akira

"Tidak akan"

.

Hachan dan Yuchan diturunkan.

Ku elus kepalanya.

"Meow!" (Uchan mati) kata Hachan dengan sedih bahkan air matanya menetes

"Emm apa ya" pikir ku

"Meowww!" Yuchan ikut ikutan menangis

.

"Sudah jangan bersedih bung, kucing punya 9 nyawa siapa tau besok Uchan hidup lagi" ucap ku

"Itu tidak mungkin Haruka sama" ucap Akira

"Ya siapa tau kan"

Mereka makan lalu kami tinggalkan ke dapur untuk cuci tangan dulu.

.

.

Lanjut makan malam.

"Rin chan, jangan di lihat saja makanannya tapi di makan" suruh ibu

"Aku tidak nafsu bu"

"Mau ibu suapi?"

"Tidak bu, aku tidak ingin makan"

Aku dan Saki yang mendengar jadi ngenes juga, mungkin jika Hachan yang mati tadi bukan hanya Rin tapi Saki juga ikut ikutan.

"Jangan begitu sayang, kasihan kak Akira yang sudah membuatkanya"

"Aku tidak ingin makan, ibu"

"Kamu ini jangan terlalu memikirkan Uchan, makan agar tidak sakit dan kamu bisa merawat Yuchan dan Hachan" ucap Saki

Rin chan diam sejenak lalu menatap ku.

"Kakak lakukan keajaiban" ucap Rin chan padaku

"Huh, keajaiban apa?" tanya ku bingung

"Hidupkan Uchan lagi"

"Aku bukan tuhan, jadi aku tidak bisa Rin chan" balas ku

"Mouuu!!" Rin chan marah

.

Makan berlanjut dengan Rin chan mau makan tapi hanya sedikit.

.

.

.

Jam 9 malam di kamar.

"Aku tidak enak main saat ada kematian" ucap ku pada Saki yang sudah mengenakan lingerie

"Lah kenapa tidak bilang dari tadi, aku perlu persiapan mental loh ini"

"Ya mau bagaimana lagi, masa kamu tega main saat ada kematian"

"Hmmm, ya sudah lah tidur saja" kata Saki lalu mencari posisi pw dan main ponsel

"Kamu tidak ganti baju dulu, tubuhmu kelihatan loh" ucap ku

"Biarlah, pakaian ini sejuk sebabnya jadi nyaman untuk tidur, lalu soal yang kelihatan ya biar juga, toh hanya kamu yang lihat" Saki masih fokus ke ponsel

Aku mendempet padanya.

"Kamu main apa" tanya ku

"Instagram, aku hanya ingin lihat apa yang sedang trending saja"

"Oh"

.

Aku mainan ponsel sendiri.

"Pinjam ponsel mu Haruka kun" ucap Saki

"Untuk?"

"Main game"

"Game apa"

"Game yang sering kamu mainkan"

"Game di ponsel ku mainkan semua dan sering"

"Ish pokoknya pinjam dulu"

"Ini pinjam saja, tapi jangan mainkan pubg dan ml nya"

.

Meanwhile 10 menit kemudian.

"Kan sudah ku bilang jangan main pubg atau ml, kenapa main mlnya" ucap ku

"Bisa diam dulu, pasti menang kok"

.

10 menit berlalu

0/14/2

Ku tatap mukanya.

"Lawannya yang terlalu pro, dah ini ponsel Mu"

"Idih kalah nyalahkan lawannya"

.

"Saat liburan semester kita mau acara liburan kemana?" Saki bertanya

"Di rumah saja, aku malas liburnya, terakhir kali saja aku terdampar di pulau yang sangat jauh"

"Ya nanti liburnya di dekat sini saja"

"Ya jika di dekat sini ngapain di rencanakan, toh tinggal gas pasti sampai"

"Ya kan jika ada rencana pasti acara lebih terarah"

"Itu masih lama sayang"

"Pokoknya rencanakan dulu saja"

"Baik baik maka kita akan..... (clap)"

.

.

.

.

.

.

Note : author lagi nonton Baruto sebabnya.

"Nanadaime di kabarkan meninggal" ucap Ryuki

"Hah siapa" aku kaget karena pendengaran ku aktif lebih dulu daripada penglihatanku

"Ayah apa melamun sih" tanya Karen

"Ah kembali ke dunia naruto" ucap ku dalam hati.

Note : ingatan kembali saat Haruka di transfer ke dunia lain.

"Ayah?" ucap ki

"Jangan pura-pura lupa sekarang ayah, ini keadaan siaga satu" ucap Karen

"Iya benar sayang, salah seorang murid mu terbunuh oleh Jigen, sekarang Jigen jadi penjahat termasuk di Kirigakure juga" ucap Mei

Aku segera fokus untuk mengikuti alur.

"Jadi Naruto mati?" tanya ku

"Benar ayah" balas Ryuki

"Wah gawat dong jika begitu" ucap ku

"Memang gawat ayah aku kan sudah bilang dari tadi!!" teriak Karen marah

"Sabar sabar ayah kalian sedang telmi" ucap Mei sambil menggendong Kana yang belum genap berusia 6 bulan

"Baiklah mari ke Konoha untuk berkabung" ucap ku

"Tidak bisa ayah, kondisi desa terjaga ketat kita di larang keluar ataupun pergi, bahkan desa lain pun tidak bisa memberikan bantuan ke Konoha" kata Ryuki

"Tidak tidak, aku harus tetap pergi, Hinata pasti kesepian di sana" ucap ku

"Sayang" ucap Mai dengan aura merah

"Maksudnya pasti dirinya sedang sedih Baruto dan Hima pasti juga, aku akan pergi ke sana sekarang, lalu apa benar Naruto meninggal?" tanya ku

"Hal ini belum di pastikan benar karena mayat belum di temukan"

"Sayang izinkan aku pergi ke Konoha ucap ku sambil menatapnya"

"Boleh saja, tapi kamu ini sekarang hanya penduduk sipil biasa, kamu tidak bisa pergi ke sana jadinya, asal kamu ninja pasti ku izinkan" ucap Mei dengan tampang meremehkan

"Oh berani bilang seperti itu ke suamimu ya, oke akan ku buktikan aku akan sampai ke Konoha dengan selamat" ucap ku

"Ayah jangan nekat di luar desa sangat berbahaya!" teriak Karen

"Jangan sembrono, kami belum ingin jadi yatim" ucap Ryuki

"Benar ayah kasihan Kana yang masih kecil"

"Kalian ini apa mendoakan ku cepetan mati juga sih, dasar anak durhaka"

"Bukannya begitu tapi benar kata ibu ayah sekarang tidak punya kekuatan sebagai seorang ninja, jadi ayah pasti sangat mudah terbunuh jika bertemu lawan"

"Mau kita buktikan?" tanya ku

"Buktikan saja" Mei menyuruh

"Ibu!!" teriak Karen dan Ryuki

"Baiklah karena sudah di suruh" ucap ku

"Ayah!!!" teriak Karen dan Ryuki lagi

.

"Teleport!!" teriak ku

Clap!!

Aku menghilang.

.

"Eh" ucap Karen

"Eh" ucap Ryuki

"Cari ayah kalian sekarang!" teriak Mei

.

Note : hadiah dari dunia jadi ayah 5 putri adalah bisa Teleport namun hanya terbatas di beberapa dunia saja.

Contohnya di dunia yang menggunakan mana, chakra, atau stamina yang tidak masuk akal di dunia.

Note : prinsipnya sama seperti si film jumper, yang gak tau tonton aja di Yt.

.

Di depan gerbang rumah Naruto.

Ku lihat rumah itu tersegel chakra penghalang.

"Godiame sama!" ucap salah seorang ninja penyegelnya

"Halo, bisa bukakan penghalang ini?" tanya ku

"Tidak jangan lakukan ia mungkin bisa jadi mata mata!" teriak Shikamaru tiba tiba

"Benar, Godiame sudah tidak bisa jadi ninja jadi tidak mungkin ia bisa menggunakan jutsu!!"

"Hey hey hey kalian kasar sekali pada mantan pemimpin desa ini" ucap ku

"Buktikan bahwa kamu memang Godiame sama!" teriak Shikamaru

"Ukuran titit mu saat berumur 10 tahun adalah 8.."

"Berhenti, kalian lepaskan penghalangnya!" teriak Shikamaru

Aku masuk ke halamannya saat penghalang hilang.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya ku ke Shikamaru

"Baruto dan lainnya menghilang" balas Shikamaru

"menghilang bagaimana?" tanya ku

"Mereka terserap jutsu Teleport seperti milik Sasuke"

"Oh"

.

Next..

Draft terakhir author, jadi mungkin saja updatenya gak nentu, bisa juga hiatus dah, sebab author dah jarang buka hp karena ga ada kuota, yang mau donasi 1000 juga gpp ke nomor Gopay 089670990024

U_ardicreators' thoughts
Nächstes Kapitel