webnovel

154.) Muncul Konflik

"Kamu cepat jalan, jangan menoleh noleh!" teriak seseorang besar padaku

Ku lihat tangan, keduanya di borgol dan di tali secara berantai.

Aku ikut berjalan mengikuti anak yang di depan ku.

"Aku di mana?" tanya ku pada peri baik atai peri jahat

"Helo" ucap ku lagi karena tidak ada balasan

"Ini bukan guyonan teman, aku makhluk hidup loh" ucap ku lagi

Aku terus mencoba berbicara pada mereka namun tidak ada balasan sama sekali.

"Inilah yang disebut dengan gawat tingkat tinggi, bagaimana aku bisa tau misiku jika seperti ini" ucap ku dalam hati dengan keadaan tertekan

.

.

Vega Punk

Itulah kata kata yang ku lihat di tembok besi besar di depan ku.

"Hey kalian apa tidak panik?" tanya ku pada bocah di depan ku

"Huh?" balasnya dengan muka tidak punya perasaan

"Ini lebih berat, full domain, dunia ketenangan!" ucap ku

Tidak ada yang terjadi.

"Matilah aku!!!"

.

Kami para bocah di masukan ke dalam gedung itu.

"Caesar ini anak anak tambahan dari desa terdekat, ada 15 anak, 8 laki laki 7 perempuan, berikan aku 100 rb berry cepat" ucap salah seorang marinir yang ku sempat ku dengar

"Hmmm 75 rb, mereka sudah teler bergitu" balas Caesar

"Baiklah tapi uang harus ada sekarang"

"Oke oke, bawa mereka ke bawah, akan ku ambilkan uangnya"

.

Kami para bocah di bawah lebih jauh ke dalam gedung.

Aku mau melarikan diri tidak mungkin bisa juga sebab jika ku ingat, vega punk adalah pabrik di tengah badai salju tanpa henti.

"Baik mari ikuti alurnya, jika meninggal maka sudah takdir ku, namun jika akan meninggal maka aku harus menyelamatkan diri sebisa mungkin" pikir ku

Di lantai bawah, anak anak langsung di berikan suntikan, mungkin suntikan anti dingin.

Saat giliran ku.

"Halo anak baik, mari kakak suntik dulu" ucap seorang wanita di depan ku

Ku berikan lengan ku seperti anak anak di depan ku tadi.

Cess

Otak ku serasa langsung kongslet.

Pandangan ku kabur 10 menit berjalan, tiap anak di depan ku satu persatu satu jatuh.

.

"Hmm, bawa anak yang masih bertahan sebanyak 5 bocah itu, sisanya buang ke laut" suruh wanita yang menyuntik kami

Aku yang mendengar, demi bisa selamat dari sini segera ku jatuhkan diriku.

.

"Huh baiklah jadi 4 anak saja ya, dasar marinir bodoh bawa anak sudah teler semua" gerutu wanita tadi

.

Aku di bopong oleh pria besar keluar dari gedung ini, naik ke kapal.

"Sudah ku duga, tempatnya memang di tengah badai salju" pikir ku saat melihat semua yang di bawah berwarna putih

.

Beberapa kemudian sampai di kapal.

Kapal langsung berlayar, menuju entah ke mana.

Duak!

Haruka di lempar tanpa perasaan ke lantai kapal.

"Itu sakit bangsat!" gerutu ku dalam hati

.

"Mau di buang di mana bos?" tanya perwira marinir

"Buang laut tentunya, tapi di tengah lautan agar kita tidak ketahuan" balas bosnya

"Baiklah"

Aku yang mendengar serasa ingin teriak dan membunuh mereka saja.

"Inilah yang di sebut, sudah jatuh masih tertimpa tangga, lalu terpeleset kulit pisang saat berdiri" pikir ku

.

Kapal itu berlayar selama 5-6 jam, setelahnya semua anak di buang ke lautan.

Byur!!!

Kurasakan tubuhku tenggelam.

"Astaga sudah sampai ya" pikir ku setelah di bangunkan secara tidak etis ( di lempar ke laut soalnya)

Dari bawah air segera ku berenang kesana kemari untuk menyelamatkan mereka yang sekiranya masih hidup.

"Bocah satu meninggal langsung karena suntikan?" tanya ku dalam hati sungguh sungguh kaget

.

Bocah dua mati.

Sampai bocah terakhir hanya ada dua bocah perempuan yang masih berdetak jantungnya.

"Tuhan ku memang aneh, pasti hidup ku tidak akan lepas dari takdir dengan wanita" pikir ku

Aku membawa mereka ke permukaan air dulu untuk bernapas.

Satu masih bernapas, satunya tidak, artinya harus ku beri napas buatan dulu.

Satu bocah ku kalungkan tangannya dan ku bawa di pinggang, yang tidak bernapas ku sumpal hidungnya lalu ku berikan napas buatan.

"Ayo bung bangun dulu" ucap ku setelah napas buatan ku berikan

.

1 kali

2 kali

"Apa aku termasuk lolicon ya" pikir ku karena terus menciumi bocah perempuan itu

.

3 kali

"Ah bodah ah yang penting bisa idup dulu nih bocah"

4 kali dan akhirnya.

"Ukhuk!!!" bocah perempuan itu sadar

"Jangan banyak bergerak!" teriak ku marah

Bocah perempuan itu langsung diam dan menatap ku.

"Kamu tenang dulu ya, aku akan membawa kalian ke daratan terdekat" ucap ku

"Jangan putus asa, jika mau hidup ya tetaplah bernapas dan jangan minum air laut, ingat!"

Mereka berdua mengangguk.

.

Ku lihat dulu matahari.

"Bagus semuanya hanya awan putih" ucap ku dengan kesal

.

Ku ingat ingat dulu pelajaran soal arah jika tidak ada kompas.

.

.

"Mantap, tidak ada semua yang masuk, apolo tidak ada, matahari zonk, bintang belum muncul" ucap ku dalam hati

"Ke sana" tunjuk bocah perempuan pertama

"Yakin?" tanya ku

"Ada pulau di sana" kata bocah perempuan pertama

"Jangan menipu ya, kita hanya punya kesempatan sekali, jika gagal kita bertiga mati" balas ku

"Iya, di sana ada pulau" ucapnya lagi

Aku mencoba percaya padanya, ku mulai berenang dengan membawa kedua bocah itu.

30 menit berenang masih belum ada tanda tanda pulau.

"Ini beneran ada pulau di depan sana?" tanya ku lagi

Bocah itu mengangguk.

.

1 jam kemudian dan masih belum ada pulau, tangan dan kaki ku sudah mulai kram namun tetap ku tahan.

.

1 jam berlalu lagi.

"Huh syukurlah ada pulau!" teriak ku dalam hati

.

Ku percepatan berenang ku, 10 menit kemudian akhirnya sampai di pantainya.

"Whooo berhasil selamat, aneh juga laut bisa tenang seperti tadi" pikir ku

.

"Kalian berdua, tolong seret aku menjauh dari laut" suruh ku lalu diriku pingsan

.

Sore sore diriku terbangun, ku lihat dua bocah perempuan tadi juga tidur di melekat di pelukan ku.

"Ingat Haruka, jangan nafsu, sudah ada Saki dan Mei" ucap ku dalam hati

Ku bangunkan mereka berdua.

"Hey nona kecil, bagunlah" ucap ku dengan mencubit pipi mereka berdua

"Ughh sakit sakit" ucap bocah perempuan pertama

"Lepaskan!" teriak bocah perempuan kedua

.

.

.

Ku tunggu hingga nyawa mereka berdua terkumpul.

Ku duduk di depan mereka.

"Mari ikut aku membangun tenda untuk bermalam, mengobrolnya nanti saja" ucap ku lalu berdiri dan pergi ke dalam hutan

Mereka berdua mengikuti ku.

Cari ranting dan seperti ini.

Clak!

Ranting panjang ku patahkan.

"Dan daun yang lebar" ucap ku lagi

.

Kira kira jam 6 petang tenda sudah berdiri, ku buat api dengan primitive technology yang ku lihat dari youtube.

"Kalian lapar?" tanya ku

"Humm" mereka berdua mengangguk

"Tunggu sebentar akan ku carikan kelapa"

.

Aku pergi ke pohon kelapa terdekat, karena masih petang kelapa masih terlihat walaupun remang remang.

Ku panjat pohonnya lalu ku jatuhkan semua kelapanya, kira kira ada 8 kelapa.

.

Kepala yang jatuh ku bawa ke tenda.

Ku berikan pada mereka dua kelapa utuh.

Mereka melihat ku dengan tatapan menyedihkan.

"Baik baik akan ku kupaskan" ucap ku membalas tatapan mereka

Ku cari batu lancip lalu ku lubang dulu kelapanya agar airnya tidak terbuang percuma.

Ku rasakan dulu.

"Lumayan asam tapi masih oke" pikir ku

.

Ku berikan kelapanya pada mereka lagi.

"Minum airnya dulu, jika sudah habis berikan padaku, akan ku bukakan dan kita makan daging kelapanya" suruh ku

.

Mereka berdua segera meminum air kelapanya dengan cepat.

.

Kelapa di serahkan padaku.

"Mau lagi" ucap si bocah ke dua

Aku menatapnya dengan tatapan heran, sebab diriku saja baru habis sedikit, eh dia sudah habis semua.

.

Ku buka kelapa baru lagi untuknya.

"Aku juga" ucap bocah pertama

Ku buka dua jadinya.

.

Kami makan daging kelapa yang telah ku belah.

"Nama kalian siapa?" tanya ku

"Lucy" ucap bocah pertama

"Maki" kata bocah kedua

Note : jangan di cari sebab mereka berdua out character.

"Namaku Haruka, senang bertemu kalian, mulai besok kalian urus hidup kalian sendiri ya, aku akan berpisah mulai besok" ucap ku pada mereka

Mereka berdua kaget, lalu menangis.

"Hey hey jangan menangis" ucap ku

"Kamu tega, meninggalkan aku bocah berumur 5 tahun di sini" kata Lucy

"Benar!" Maki marah

"Ya mau bagaimana lagi, hidup ku tidak mungkin mengurus kalian juga kan, aku kesusahan juga, aku berniat bertualang di pulau ini" ucap ku pada mereka lagi

"Biarkan aku ikut" ucap mereka berdua

"Tidak, kalian kan punya keluarga, cari sana keluarga kalian" suruh ku

"Aku tidak punya, aku anak panti" ucap Lucy

"Aku juga, aku anak panti juga" kata Maki

Note : saat ini Haruka berumur 5 tahun.

.

"Baiklah sampai kita bertemu dengan orang lain, mari berjuang bersama untuk selama" ucap ku

"Baik!"

.

"Lepaskan baju kalian" suruh ku

"Eh mau apa?" tanya Lucy

"Baju kalian masih basah, kalian akan masuk angin nanti, tidur dengan telanjang saja" ajak ku

"Tidak bunda ku berkata tidak boleh tidur telanjang dengan laki laki" ucap Maki

"Boleh, jika tidak mau tidur di luar sana, aku tidak mau kedinginan karena mu" suruh ku

Mereka berdua langsung melepas semua baju mereka.

Ku gantung pakaian kami di dekat api, ku tutup tendanya agar angin laut tidak membuat kami kedinginan saat pagi.

Note : angin laut, angin yang berhembus dari laut ke pantai, terjadi saat dini hari hingga pagi, biasanya sebagai pembantu nelayan balik ke daratan juga.

.

"Kita tidur dengan pelukan?" tanya Maki

"Kamu peluk saja Lucy, aku akan tidur sendiri" balas ku

"Kamu yang di tengah saja Haruka" ucap Lucy

"Tidak tidak, aku di pinggir kalian tidur dengan pelukan agar tidak kedinginan" ucap ku

"Baiklah jika begitu" balas Lucy

.

Baru satu jam tertidur Lucy berbalik dan memeluk ku, beberapa menit kemudian giliran Maki yang pindah tempat lalu ikut ikut memeluk ku.

"Huh dasar wanita" ucap ku dalam hati

.

Matahari sudah terbit.

Aku keluar duluan lalu ku pakai baju ku yang sudah kering.

Ku pergi ke dalam hutan untuk mencari makanan.

.

.

Roar!!!

Raungan beruang besar setinggi 10 meter mungkin.

Aku langsung lari menjauh sebelum bauku tercium olehnya.

"Andaikan aku punya kekuatan, aku tidak mungkin lari dari beruang itu huh" ucap ku dalam hati

Ku cari buah buahan.

Shtttt shttt

"Anjing, ular raksasa kenapa bisa di sini juga!" teriak ku dalam hati saat melihat ular hitam besar (Boa mungkin)

Aku segera lari dari hutan dan kembali ke bibi pantai, kembali ke tenda.

"Hey hey kalian mau kemana!" teriak ku

"Haruka, syukurlah, ku kira kamu meninggalkan kami" ucap Lucy

"Ku tinggal sebentar untuk cari makanan, tapi hasilnya zonk, di dalam hutan banyak binatang berbahaya, mari cari makanan di laut saja" ajak ki

"Dengan tangan?" tanya Maki

"Iya, tidak mungkin kan dengan gigimu" balas ku

"Ya hanya tanya" ucap Maki

.

Kami mencari ikan kecil hasilnya nihil, malah kami menemukan ikan singa yang tidak mungkin di makan karena beracun.

Cari kerang juga tidak ada juga, cari udang apalagi.

"Bagimana ini tidak ada yang bisa di makan" ucap Lucy

"Ya sudah makan kelapa lagi sepertinya hari ini" balas ku

.

Hari ke tiga pun sama hanya makan kelapa lagi.

Hari ke 4 baru aku beranikan diri masuk hutan kembali.

.

Ku ambil buah pisang se tundun yang tak sengaja ku temukan sudha matang.

"Huh aku harus mencari senjata tajam dulu ini" pikir ku sebelum mengambil pisang

Ku coba aktifkan kekuatan udara ku namun hasilnya nihil tidak bisa.

Alhasil tidak jadi setundun ku petik hanya beberapa buah saja.

.

Aku kembali ke tenda, memberikan pisang itu untuk kami makan bersama.

"Haruka aku menemukan suatu buah aneh di dekat tenda kita ini, coba lihat" ucap Maki menujukan buah, tapi bukan sembarang buah, buah itu adalah buah iblis

"Wow tampilan kulitnya keren" pikir ku

"Buah apa ini menurut mu?" tanya Lucy

"Ini namanya buah iblis, seseorang yang memakannya akan mendapatkan kekuatan darinya" ucap ku

"Kekuatan seperti apa?" tanya Maki

"Entahlah aku tidak tau juga beda buah beda kekuatan" balas ku

"Jadi buah iblis bisa beragam?" tanya Lucy

"Iya beragam, kamu coba saja makan Maki, siapa tau kekuatan hebat menjadi milik mu" ucap ku

"Tidak mau, ini kamu makan saja, kamu yang telah berjuang untuk kami" Maki berkata sambil menyerahkan buahnya padaku

"Tidak, kamu yang menemukannya jadi kamu yang makan" balas ku

"Tapi bagaimana jika kekuatannya malah lemah?" tanya Maki

"Ya jika lemah ya sudah kamu kan perempuan juga, kamu bisa mencari laki laki untuk melindungi kamu"

"Oh benar juga, baiklah akan ku makan" kata Maki

.

"Ini makan pakai pisang, katanya buah iblis itu tidak enak" suruh ku

"Baik"

.

Maki makan dengan pisang secara bersamaan buah iblis yang seperti melon itu.

Kres kres

"Rasanya tidak terlalu buruk, apa karena aku kelaparan ya?" tanya Maki yang sudah menelan semua buah iblisnya

"Hahaha kamu ada ada saja, apa kekuatan yang kamu miliki?" tanya ku

"Cara mengeluarkannya bagaimana?" tanya Maki

"Coba kamu ngeden" balas Lucy

Maki coba ngeden lalu sesuatu keluar dari tangannya, sebuah benda hitam, lalu terbentuklah sebuah mata tombak.

"Kekuatan penciptaan besi kah?" tanya ku

"Coba buat pedang Maki" suruh Lucy

Maki melakukan cara yang sama, keluarlah pedang katana sesuai yang ia bayangkan, namun hanya mata pisaunya saja sementara gagangnya tidak ada.

"Kamu penyelamat Maki, muah!" teriak ku lalu mencium bibirnya karena kesenangan

"Khii kenapa kamu mencium Maki!" teriak Lucy

Plak!

Aku mendapatkan tamparan dari Lucy lalu Lucy memeluk Maki.

"Hey itu sakit" ucap ku sambil mengelus pipiku

"Salah siapa cium orang seenaknya!" teriak Lucy marah

Note : Lucy cemburu cieee

"Aku tidak masalah" balas Maki

"Tidak boleh, perempuan harus menjaga kesuciannya untuk laki laki yang jadi suaminya di masa depan, itu kata bunda ku!" Lucy memarahi Maki

"Ya sudah maaf tidak akan ku ulangi, Maki aku minta maaf ya, boleh ku ambil katananya?" tanya ku

"Ambil saja, anggap hadiah dariku" balas Maki

"Terima kasih" ucap ku

Aku keluar tenda lalu mencari kain untuk menutupi gagang besinya.

"Ini terlalu berat untuk ku ayun sebenarnya, namun biarlah daripada tombak, aku tidak bisa sama sekali, toh tidak bisa membuat pegangan tombak juga" ucap ku dalam hati

.

20 menit kemudian, katana ku jadi.

"Bagus hasilnya" kata Lucy yang tiba tiba datang dari belakang ku

"Tentu saja bagus, Haruka yang buat jadilah bagus semuanya" balas ku

"Senjata yang ini tidak mau di pakai?" tanya Maki membawa tombak tadi

"Kamu buatlah dua pedang lagi saja Maki chan, untuk kalian membela diri jikalau ada hewan liar yang akan menyerang kalian" ucap ku

"Baiklah"

Maki membuat katana lagi namun kali ini lebih ringan dari tadi, serta mudah bengkok sekarang.

"Ini bukan katana Maki, ini hanya besi biasa, apa kamu lelah?" tanya ku

"Kurasa begitu" balas Maki

"Mungkin ini efek kekuatan penciptaan mu, kamu istirahat dulu saja" suruh ku

"Baik" Maki kembali ke tenda

"Haruka, kenapa kamu mengambil Maki dengan sebutan chan sementara aku tidak?" tanya Lucy

"Ya hanya kepingin saja" balas ku

"Tidak adil, panggil aku juga dengan sebutan chan!" suruh Lucy

"Untuk apa?" tanya ku bingung

"Pokok sebut begitu"

"Hmm wanita susah di mengerti sejak bocah" pikir ku

.

Aku kembali ke hutan untuk cari hewan dengan katana serta pengalaman ku kenjutsu sewaktu di Konoha.

Hyaaa swushhh

"Lari cuk lari! katana lemah tidak mempan ke beruang!" teriak ku sambil lari

Roar!!!

Beruang yang ku sayat tangannya tapi tidak putus sekarang mengejar ku.

.

Kejar kejaran selama 20 menit, hingga akhirnya aku selama setelah sembunyi di atas pohon besar.

"Berung gila!" gerutu ku

.

Cit cit cit.

Ku dengar suara tupai, ku cari sumber suaranya.

"Mantap ada 10 tupai muda" ucap ku

Ku ambil semua tupainya lalu ku bunuh di tempat.

Ibu tupai melihat dari kejauhan anaknya yang di bunuh.

"Ah, emmm jadi tidak enak melihat ibunya menangis" pikir ku

Alhasil yang ku ambil hanya 3 saja, selanjutnya aku turun, lalu kembali ke tenda.

"Ku dapat tupai muda" ucap ku pada mereka berdua

"Hii itu bau!" ucap Lucy

"Ya memang bau tapi, lebih baik di makan sebab kita tidak dapat asupan protein, akan ku masak lezat ini, kalian tolong buatkan api" suruh ku

"Baik" balas Maki

.

Hari demi hari berlalu, satu minggu, berubah jadi satu bulan, lalu menjadi satu tahun.

Latihan dan latihan agar kami bisa selamat daru pulau ini.

Di tahun ke tiga, ketika umur kami 3 tahun.

"Aku menemukan buah iblis!" teriak Lucy

"Seperti apa?" tanya ku

"Lihat ini, warnanya keren ada merah dan biru" ucap Lucy sombong

"Warna tidak penting Lucy yang terpenting kekuatannya" balas Maki

"Coba saja Lucy, siapa tau ampas yang kamu makan" ucap ku

"Eh eh lihat saja, kekuatan ku pasti sangat kuat" balas Lucy

.

Lucy memakanya.

"Huek, kenapa kamu tidak menyarankan ku makan dengan buah lain!" teriak Lucy padaku

"Kamu tidak minta" balas ku

"Khiii ini rasanya menjijikan" ucap Lucy

"Apa kekuatan mu?" tanya Maki

"Sebentar" balas Lucy

.

Lucy fokus lalu mengeluarkan panas di kanan dan es di kiri.

"Bangke logika dua elemen!" teriak ku kaget

"Hahaha ini hebat kan!!!!" teriak Lucy padaku

"Ku akui itu sangat hebat, sudah kamu pergi duluan saja sana keluar dari pulau ini, tinggalkan aku dan Maki" ucap ku

"Hey aku tidak bilang ingin keluar duluan" ucap Lucy

"Tapi kekuatan mu bisa membuat kamu selamat" ucap ku

"Tidak mau, jika mau keluar ya kita keluar bersama" kata Lucy

"Benar Haruka kun, jika mau keluar ya keluar bersama saja" kata Maki

.

Dua tahun berselang, tapi kami tidak berani keluar dari pulau ini juga sebab ya lautan yang mengitari pulau ini adalah calm belt.

Selanjutnya giliran diriku yang menemukan buah iblis.

"Aku dapat akhirnya, whoooo!" teriak ku bahagia

"Paling buah yang lemah daripada kita berdua" ucap Lucy

"Lihat saja wanita kejam, buah ku adalah yang terbaik!" teriak ku padanya

.

Ku makan buahnya.

"Bagimana rasanya Haruka kun?" tanya Maki

"Rasanya apel" balas ku

"Heh kenapa bisa begitu?" tanya Lucy

"Entahlah, tapi beneran ini apel rasanya" ucap ku

"Coba kekuatannya apa Haruka kun" kata Maki

Ku coba melepaskan kekuatan.

"Tangan mu lepas Haruka kun!" teriak Lucy kaget

"Oh benar tangan ku lepas, hey bagaimana ini!!!" teriak ku panik

"Sambungan!" teriak Maki

Lucy menyambungkan tangan ku tapi tidak bisa.

"Bagimana ini!" teriak Maki panik

Aku coba fokus perlahan namun pasti tangan ku bisa kembali terhubung.

"Kamu bikin panik saja!" Lucy memarahi ku

"Ya aku kan coba coba kekuatan" balas ku

"Jadi kekuatan mu apa Haruka kun?" tanya Maki

"Kurasa kekuatan ku berhubungan dengan potongan" balas ku

"Hahaha ampas lah kekuatan mu Haruka kun!" kata Lucy

"Oh bilang ampas ya, emmm apa memang ampas ya" ucap ku

"Entahlah, mungkin kuat di saat tertentu mungkin lemah di saat tertentu juga" ucap Maki

"Benar, contohnya lemah jika kamu ku bakar atau kamu ku bekukan" kata Lucy

"Hey jangan sombong ya anda, dada rata saja sombong!" teriak ku

Crak.

Aku langsung di bekukan.

"Baka!" ucap Lucy

"Jangan di ambil hati" kata Maki

.

5 tahun berlalu lagi, entah kenapa kami malah betah di pulau ini, bahkan hewan hewan besar sudah jadi teman kami.

"Haruka kun ada kapal!" teriak Maki

"Apa benderanya?" tanya ku

"Tengkorak dengan topi coklat" balas Maki

"Mereka ke sini?" tanya ku

"Iya, ke sini dengan mendayung" balas Maki

"Siap siap, pertempuran" ucap ku

.

Kami bertiga bersembunyi.

.

Beberapa menit kemudian kapal berlabuh ke pulau.

"Shishishi kita berhasil selama" ucap Luffy

"Bodoh, kita terjebak di calm belt!!!" teriak Nami

"Tenang Nami swan akan ku jaga dirimu!" teriak Sanji dengan tarian aneh

"Bagimana ini, bagaimana jika ada musuh di sini" ucap Ussop

"Petualangan baru?" tanya Robin

"Hohoho apa ada wanita ya di sini" ucap Brook

.

"Kalian datang dengan baik atau dengan buruk?" tanya Lucy mengawali

"Wanita cantik!!!" teriak Sanji

"Cepat katakan atau kalian akan ku musnahkan!" teriak Lucy mengancam

"Nona, kamu jangan jahat jahat, kita hanya berlabuh akibat ini pulau terdekat yang kami temukan" ucap Zoro

"Boleh ku lihat celana dalam mu?" tanya Brook

Krekkk.

Tulang itu langsung beku.

"Aku paling benci orang mesum ya" kata Lucy

Nami dan Robin kaget akan kekuatan es itu.

Semuanya jadi waspada.

"Hey hey Lucy tidak baik menyerang orang asing secara langsung" ucap ku mendatanginya, Maki juga

"Ada tiga, apa mereka kuat?" pikir Zoro

.

Aku mendatangi si Luffy.

"Kamu kapten mereka?" tanya ku ke Luffy

"Yap, teman wanita mu itu punya kekuatan yang hebat" ucap Luffy

"Dia sensi an, jangan di goda atupun bilang hal yang mesum padanya" ucap ku berbisik

"Kalian datang dengan damai bukan?" tanya ku

"Yap, tapi teman mu menyerang kami duluan" kata Nami

"Jangan di ambil hati mari berteman saja, namaku Haruka, yang rambut coklat Lucy yang rambut hitam Maki" ucap ku

"Katakan apa kekuatan Lucy itu es?" tanya Robin

"Perkenalkan diri kalian dulu" suruh ku

"Aku Luffy kapten"

"Ronoroa Zoro"

"Niko Robin"

"Ussop"

"Chopper"

"Franky"

"Nami"

"Sanji si pangeran wanita" ucap Sanji

"Yang beku itu Brook" ucap Nami

.

"Baiklah salam kenal ya, lalu pertanyaan Robin tadi, benar kekuatan Lucy adalah es ia kuat jadi jangan cari gara gara dengannya" ucap ku

"Kalian mau jadi nakama ku?" tanya Luffy langsung

Plak!

Ussop Franky Nami dan Chopper langsung di menggeprak kebodohan Luffy.

"Mana mungkin kami mau" teriak Lucy

"Jangan galak galak Lucy" ucap Maki

"Tawaran kalian menarik juga" ucap ku

"Misi, jadilah nakama dari topi jerami" ucap seseorang padaku

.

"Jadi kamu mau bukan?" tanya Luffy

"Boleh saja" ucap ku

"Haruka!" teriak Lucy dan Maki

"Apa, aku yang mau kan bukan kalian" balas ku

"Hey!" teriak Mereka lagi kaget

.

"Baiklah Luffy kan, jika kamu jadi kapten ku, kalahkan diriku dulu" ajak ku bertempur

"Luffy jangan di terima, kamu tidak tau kekuatan Haruka!" ancam Nami

"Baiklah mari bertarung" kata Luffy dengan mengepalkan tangannya

"Baiklah mari ke tengah pulau, di sana ada lapangan luas" ucap ku

"Oke"

.

Kami pergi ke tengah pulau, yang lain ikut juga.

Note : Brook masih beku dan di bawa Franky.

.

Haruka vs Luffy

"Berapa umur mu Maki chan?" tanya Sanji

"15 tahun" balas Maki

"Mudanya tapi kamu cantik sekali, apa Lucy juga sama?" tanya Sanji lagi

"Yap, Haruka juga, kami 15 tahun"

.

"Bukannya gawat ini?" tanya Chopper

"Tenang jika Luffy kalah kita serang balik" kata Zoro

.

Mulai!

Teriak Lucy sebagai wasit

.

Gomu gomu no.

Cut

Ucap ku dan akhirnya tangan Luffy terputus.

Haaaaa!!!!!

Semua krunya berteriak

"Tangan ku putus!!!!" teriak Luffy

Next...

Nächstes Kapitel