webnovel

135.) Fantasi dimulai

"Haruka aku ada tugas untuk mu, kamu boleh menolaknya atau menerimanya" ucap peri baik

"Tugas apaan lagi?" tanya ku

"Pergi ke dunia paralel, selesaikan misi dan kamu kembali ke sini lalu akan ada hadiah yang akan jadi milik mu" balas peri jahat

"Maaf aku tidak tertarik, aku sudah punya semua yang ku butuhkan di sini, eh benar juga ini batumu" ucap ku lalu menyerahkan batu ke peri jahat

Peri jahat menerimanya.

"Jika kamu tertarik mungkin saja hadiah lebih besar dari batu sampah itu bisa kamu dapatkan, mungkin obat awat muda, obat segala penyakit ataupun kekayaan" ucap peri baik

"Aku tidak tertarik"

"Ayolah tertarik saja, bisa bisa kami turun jadi malaikat tingkat 2 jika gagal mengajak mu" mereka merengek

"Aku tidak mau itu pasti melelahkan" ucap ku

"Tidak melelahkan suer, hidup mu juga tidak akan mati walaupun kamu mati di dunia paralel" kata peri baik yang membuat ku agak tertarik

"Kenapa bisa begitu?" tanya ku

"Kenapa ya bro?" tanya peri baik ke peri jahat

"Gak tau, mungkin udah ketentuannya" balas peri jahat

"Hmmm, lalu bagaimana jika aku gagal?" tanya ku

"Jika gagal ya sudah, dalam waktu tertentu kamu akan tetap kembali ke sini" balas peri baik

"Oh begitu, tapi tetap ku tolak maaf, hidupku sudah sejahtera di sini" ucap ku pada mereka berdua

"Huh ya sudah jika itu maumu Haruka kun, kami tidak memaksa, tapi jangan kangen pada kami loh ya jika kami di gantikan" ucap peri baik

"Tidak kangen" balas ku

Dengan muka lesu kedua peri perlahan menghilang.

.

Kembali ke rumah, pukul 9 pagi.

Dalam perjalanan.

"Kamu mau sesuatu ketika di rumah nanti Haruka kun?" tanya Saki

"Tidak, aku masih kenyang, tapi jika ada buah anggur tolong berikan untuk ku makan nanti" balas ku sambil menyetir

"Tolong mampir sebentar ke supermarket kalau begitu" kata Saki

"Baik" balas ku

Di supermarket Saki hanya membeli buah buahan, setelah terbeli langsung kembali ke mobil.

Kami kembali ke rumah.

Kira kira 6 menit kami sampai di rumah.

.

"Langsung duduk di ruang keluarga saja Haruka kun, bersama dengan ibu dan Rin chan" ucap Saki

"Oke oke"

.

Note : Haruka menyuruh orang tuanya kembali saja sebab ia sudah normal dan tidak ad masalah fisik maupun mental.

.

Duduk di sofa.

"Hachan kemana ya kak?" tanya Rin chan

"Hachan masih di penitipan mungkin, nanti akan kakak ambil" ucap ku

"Oh begitu rupanya, makanya ku cari dari kemarin tidak ketemu"

"Biarkan ibu yang mengambilnya bagaimana? Kamu hanya menitipkan di pet shop dekat supermarket bukan?" tanya ibu

"Ya memang di sana bu, jika ibu mau mengambilkan sebentar akan ku ambilkan kartunya"

"Kartu untuk apa?" tanya Rin

"Kartu untuk mengambil Hachan sayang" balas ibu

.

Ku berikan ibu kartunya, sementara Rin chan ku beri kandangnya Hachan.

.

Mereka pergi lalu Saki datang membawakan ku anggur dan jus jeruk.

"Silahkan di nikmati sayang" ucap Saki

"Terima kasih"

Saki ikut duduk di samping ku.

Ku makan anggur ungu itu, rasanya manis dan sedikit sepat.

"Kamu mau?" tawar ku

"Tidak usah, kamu habiskan saja kan kamu yang ingin"

"Ini enak loh mungkin kamu suka" ucap ku

"Ya sudah berikan aku satu"

Ku suapi istriku dengan anggur, karena mahal anggur ini juga tanpa biji.

"Ini enak" kata Saki

"Ya memang enak, apalagi dinikmati saat panas panas begini, masih mau lagi?" balas ku

"Tidak"

"Ya sudah jika begitu"

.

10 menit kemudian, ibu dan Rin chan datang dengan Hachan yang sudah ada di kandangnya.

"Keluarkan Hachan sayang" suruh ibu

"Oke"

.

Hachan keluar perlahan, sepertinya ia terlalu lama di sana dan sudah agak takut keluar.

"Keluar Hachan ayo" ucap Rin chan mengambil tubuhnya di dalam kandang

"Meow"

"Jadi jinak ya Hachan" ucap ibu

"Efek di tinggal majikan mungkin bu" ucap Saki

"Hachan duduk" ucap Rin

Hachan duduk.

"Ulurkan tangan" ucap Rin lagi

Hachan mengulurkan kaki depannya satu.

"Nice Hachan" kata Rin sambil memeluknya

Kami yang melihat jadi tambah heran, kenapa bisa sejinak itu.

.

Jam 12, makan siang di restoran keluarga, tapi bukan Wagnaria.

"Pesan udang tempura bu" ucap Rin chan

"Baik kita pesan itu" ucap ibu

"Kamu Haruka kun?" tanya Saki

"Aku terserah kamu saja" balas ku

"Spaghetti mau?" tanya Saki lagi

"Boleh saja, jangan pakai saus ya" ucap ku

"Huh hanya pastanya saja?" tanya Saki mengulangi

"Bukan maksudku itu yang spaghetti keju"

"Oh yang meler meler itu"

"Yap yang itu"

.

Sesi makan di mulai, makan dengan lahap karena jarang jarang makan siang di luar juga.

"Ibu apa kita perlu ke rumah kakek nenek?" tanya Saki

"Tidak usah, mereka kan juga baru ke sini yang penting bisa bersama, jika ada waktu lainnya kita akan kesana" ucap Ibu

"Ah benar juga di sana aku diberi banyak hadiah oleh orang orang loh kak" ucap Rin chan sambil makan mienya

"Benarkah, untuk kakak apa tidak ada?" tanya Saki

"Tidak, mereka hanya memberiku saja" balasnya dengan sombong

"Jangan sombong ya kamu karena menerima hadiah, nanti malam akan kakak ambil semua hadiahnya hahaha" ucap Saki sambil mencubit pipinya

"Ibu sembunyikan semua hadiahnya kan?" tanya Rin chan

"Iya ibu sudah sembunyikan di lemari" balas ibu

"Aduh ibu kenapa di kasih tau, nanti kita pindahkan" ucap Rin chan

"Baiklah" balas Ibu sambil tersenyum

Aku sebagai laki laki yang menyebabkan liburan pulang kampung gagal bersikap biasa saja sebab ya untuk apa merasa bersalah juga, toh ini musibah teheee.

Selesai makan jam 1 siang.

"Pelayan bill kami" ucap ku

Pelayan datang membawakan billnya.

Setelah ku terima.

"Biar ku bayarkan dulu ya" ucap ku

"Bagian ibu dan Rin chan biar ibu bayar sendiri Haruka kun" ucap ibu

"Tidak perlu ibu, biar ku bayar semua ini murah kok" balas ku

.

Di kasir.

Ku serahkan uang sebesar 10 rb yen, diberikan kembalian 2300 yen.

"Ini tuan kembaliannya, ini ada bonus voucher sarapan kopi dan roti gratis di sini" ucap kasir sambil menyerahkan kembalian dan vouchernya

"Ini sampai kapan berlakunya?" tanya ku sambil melihat voucher

"Tanggal 31 Desember 2020"

"Hanya dapat satu ini?" tanya ku

"Benar tuan, total di bawah 10 rb yen hanya mendapat 1 voucher"

"Oh ya sudah kalau begitu, terima kasih" balas ku

"Sama sama tuan, semoga harimu menyenangkan"

"Tentu"

.

Jam 1.30 siang, sudah di rumah.

Aku tidur siang bersama dengan Rin chan di ruang tamu karena kekenyangan.

.

.

(Genre Fantasy di mulai)

.

Ku buka mata ku, ku lihat diriku bukan di rumah melainkan di pinggiran sungai, sedang berbaring di atas rumput.

Aku bangun, lalu duduk.

"Sial kenapa bisa sampai sini, lagian dimana ini" pikir ku

"Haruka kun, kamu telah di pindahkan" ucap peri baik tiba tiba muncul di hadapan ku

"Huh, bagaimana bisa kan aku sudah menolak" teriak ku padanya

"Tuhan mu yang menentukan bukan kami, kami sudah berusaha namun tuhan mu tetap memindahkan mu" ucap peri jahat

"Astaga, lalu bagaimana caranya aku kembali!"

"Selesaikan misi yang di buat tuhan mu" balas peri baik

"Berapa banyak, berapa lama dan bagaimana dengan tubuh ku" tanya ku

"Disini hanya kesadaran mu saja, tubuhmu masih di dunia mu, namun jika kamu gagal dalam misi, kamu mungkin akan terjebak di sini selamanya" ucap peri jahat

"Tunggu sebentar kamu bilang selamanya, aku tidak salah dengar kan?"

"Tidak salah sama sekali" ucap mereka berdua

"Fucek, tuhan gila!" teriak ku ke langit

.

"Ibu apa dia yang di sebut spesies simpanse?" tanya anak berwujud kera ke ibunya saat melihat ku

"Mungkin saja, katanya kan manusia mengalami kemunduran evolusi"

Aku yang mendengar.

"Kalian bangke yang kemunduran evolusi!" teriak ku, mereka kaget dan langsung lari menjauh

"Tunggu sebentar mereka manusia kan?" tanya ku pada kedua peri itu

"Yap manusia, selamat datang di dunia evolusi kekuatan" ucap peri baik

"Dunia pahlawan academia?" tanya ku

"Dunia apa itu, ini dunia evolusi manusia menuju ke batas kesempurnaan, tapi terkadang juga kemunduran sih, contohnya tadi" ucap peri buruk

Aku menghela napas sejenak.

"Tuhanku sungguh gila" teriak ku lagi ke langit

.

"Lalu apa misi ku?" ucap ku pada kedua peri

"Entahlah kami juga tidak tau, mungkin penyelamatan mungkin cinta, mungkin yang lain juga" balas peri baik

Aku memegang kepala ku dengan kedua tangan.

"Tolol bangke!" teriak ku

"Kamu tanya ke tuhan apa tidak bisa?" tanya ku

"Tidak, kami bisa menyampaikan jika di beri namun kami tidak bisa tanya" balas peri baik

"Bagus, nice, good, mati saja sana kamu makhluk gak guna" suruh ku

"Aku tidak hidup dan tidak mati, jadi tidak bisa mati ataupun lahir" balas mereka berdua

"Jadi ngeri anjing" ucap ku

"Jangan di buat pikiran, lebih baik segera selesaikan misi dan kamu akan bisa kembali" ucap peri baik

"Misinya apa jika ingin ku selesaikan woi!" kata ku semakin pusing

"Jalani saja dulu mungkin misi akan muncul di keseharian mu" ucap peri jahat

"Wtf jadi tidak ada waktu pastinya?" tanya ku

"Tidak ada" balas mereka berdua

"Bagus sekali" ucap ku

.

Aku pergi dari sana, jika ku lihat aku masih di tubuh ku, identitas di dompet ku ada dan aku masih lajang, dengan kekuatan evolusi yang ku miliki adalah melipat kertas lalu di sampingnya tertulis (Evolusi dibawah rata rata).

"Takdir buruk apa lagi ini" pikir ku

"Sekarang kemana aku harus pulang ini" pikir ku

"Haruka kun!" teriak seorang wanita

Aku menoleh ia pun menghampiri ku.

"Mouu sudah ku cari kemana mana dari mana saja kamu" tanyanya

"Kamu siapa?" tanya ku

"Jangan pura pura lupa ya, aku kakak mu Kanami, ayo segera pulang ibu sudah menyiapkan makan malam untuk kita"

"Baik kamu duluan kakak" ucap ku

"Eh biasanya kamu memanggilku Kana nee ada yang salah dengan otak mu?" tanyanya

"Tidak, mungkin aku sedang ingin mengubah kepribadian ku saja" balas ku

"Hahaha kamu aneh Haruka, ayo segera pulang"

"Baik"

.

Di depan rumah.

Ku lihat nama keluarga adalah Talashiro, dengan kepala keluarganya adalah Raku, yang berarti ia adalah ayah ku.

Masuk ke dalam rumah.

Suasana yang kurasakan sangat tidak baik, aura yang membuat jantungku tertekan dan detakannya di percepat.

Kanami sambil memgang tangan ku.

"Tenang saja Haruka kun, ayah ibu tidak marah padamu" ucapnya

"Marah kenapa memangnya, apa aku punya kesalahan?"

"Kamu lupa kah? Kamu gagal masuk ke SMA UA, Kamu marah marah dengan ibu dan ayah, kamu membentak mereka karena kesalahan mu sendiri" ucap Kana

"Misi pertama muncul, masuklah ke SMA UA" bisik peri baik lalu hilang

"Huh" ucap ku

"Kamu gagal masuk, kamu mencoba seperti ku yang ingin jadi pahlawan" ucap Kana

"Baik baik aku paham" balas ku

"Paham apa, ayo masuk saja minta maaf pada ibu dan ayah"

.

Aku duduk di kursi di depan ayah dan ibuku.

"Haruka kun, sekolah bukan hanya di UA, masih ada sekolah swasta yang buka di sekitar sini, jadi tolong pertimbangkan dan jangan sampai putus sekolah" ucap ibu

"Dengarkan itu Haruka, kami sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk mu, kami membiarkan mu mencoba tes di UA, namun kamu sudah gagal bukan jadi lupakan mimpi mu dan cari mimpi lain" ucap ayah

"Maafkan aku jikalau aku salah, namun aku akan tetap memilih UA sebagai sma ku" ucap ku karena itu adalah misinya

"Jangan buat kami marah lagi Haruka, ayah ibu sudah bingung memilihkan sekolah untuk mu asal kamu tau!" teriak ayah

"Ayah jangan di bentak" ucap Kana

"Biarkan, jika adik mu tidak di kasari ia tidak akan paham" ucap Ayah lagi

"Aku bisa masuk kesana, lihat saja nanti akan ku buktikan" ucap ku pada ayah ku

"Kamu mau membuktikan dengan apa, semua jalur penerimaan di sana sudah di tutup, berpikirlah secara logis" ucap ayah yang semakin frustrasi

"Aku bisa akan ku pikirkan caranya" bentak ku

Ku bawa makanan ku.

"Kamar ku ada di mana?" tanya ku

"Di kanan" ucap Kana

"Terima kasih" balas ku

.

Di dalam kamar ku lihat ada komputer langsung ku buka saja komputer itu.

Cara satu satunya masuk UA jika semua jalur sudah di tutup adalah dengan jalur rekomendasi, cara dapat surat rekomendasi pertama adalah dengan siswa tersebut punya kemampuan super dan jenius, kita lupakan hal itu, selanjutnya adalah dengan membeli surat rekomendasi cara kedua, cara yang akan ku pilih.

"Mencarinya di mana ya" pikir ku karena tidak tau juga mau beli di mana

Akhirnya ku baca dulu soal informasi surat rekomendasi.

.

UA

Surat Rekomendasi bisa di buat dari pihak sekolah untuk calon murid ataupun dari Hero terkenal yang nantinya calon murid mendaftarkan dirinya menggunakan rekomendasi itu, semakin tinggi Hero yang merekomendasikan semakin tinggi peluang diterima dan tanpa adanya ujian seleksi.

"Nice pasti ada yang dapat di iming imingi uang tiap Hero yang ada" pikir ku

.

Ku langsung cari di internet Hero hero yang sekiranya bisa ku suap agar mau memberikan aku surat rekomendasi.

Setelah ku cek ada beberapa, seperti Dragon hero, Mirko si gesit, Kamuy wood, dan si Hawks.

Ku kontak tiap agesi hero mereka satu persatu, bertanya secara langsung harga yang perlu ku keluarkan untuk cap dari mereka.

"Kata Mirko san ia tak butuh Hero karena uang, jika anda mau surat rekomendasi darinya datang ke kantor kami buktikan bahwa anda pantas jadi hero" balas email dari agensi Mirko

"Baik aku akan datang, jam 8 pagi bisa?" tanya ku

"Tentu, kami luang di waktu itu" balasnya

"Terima kasih" balas ku

.

Selanjutnya ada Hawks yang mematok harga 2 juta yen, Kamuy mematok harga 500 rb yen, terkahir Pahlawan naga harus praktek juga.

Ku cek tabungan milik ku, hanya ada 100 rb yen.

"Huh harus menggandakan uang ini" pikir ku

Ku buat akun trading, lalu ku depositkan uang ku itu.

"Ok sekarang tinggal kirim di atm" pikir ku

.

Aku keluar kamar sambil membawa alat makan ku yang ingin ku taruh di dapur.

Setelah ku taruh di tempat cucian.

"Mau kemana kamu malam malam begini?" tanya ayah

"Mau ke atm" balas ku

"Ambil uang atau kirim uang?" tanya ayah

"Kirim uang" balas ku

"Untuk?" tanya ayah

"Anu untuk beli barang" balas ku, tidak mungkin juga aku jawab untuk trading

"Berapa?" tanya ayah

"100 rb yen" balas ku

"Banyak sekali, kamu beli apa saja itu" ucap ayah kaget

"Ya beli barang" balas ku

"Tidak obat obatan kan?" tanya ayah

"Bukan" balas ku

"Katakan nomor rekening yang di tuju biar ayah bayarkan" ucap ayah

"Tidak usah biar ku bayarkan sendiri dengan tabungan ku"

"Gunakan tabungan mu untuk kamu jajan saat sekolah nantinya, sudah ini ambil ponsel ayah dan kirimkan ke rekening yang di tuju" ucap ayah

"Beneran ini?" tanya ku

"Iya"

.

Langsung ku kirimkan 100 rb yen ke rekening untuk ku depositkan.

"Sudah, terima kasih" ucap ku

"Kamu tolong pikiran kembali masa depan mu, sekolah swasta masih buka sampai tanggal 30 Juli, masih ada 1 minggu tersisa, sebelum itu tolong putuskan sendiri" ucap ayah

"Baik ayah"

.

Aku kembali masuk ke kamar.

Ku lihat deposit ku sudah masuk.

Langsung ku hajar tempat trading itu sampai jam 12 malam.

"Huek" aku muntah karena terlalu pusing

"Huh tak sisa sia perjuangan selama 4 jam" pikir ku

Saldo ku sekarang adalah 2 Miliar yen.

Langsung saja ku withdraw kan ke rekening bank milik ku semua uang itu, setelah proses selesai barulah aku tidur.

Jam 5 pagi aku sudah pergi dati rumah tanpa sarapan.

Aku pergi dulu ke atm untuk menarik uang sebesar 3 juta yen.

"Baiklah ke kantor milik Kamuy san dulu" pikir ku

Ku naik kereta menuju lokasi kantor miliknya.

Sampai di sana sekitar jam 6.30 pagi, aku langsung minta ke respsionis yang baru buka surat rekomendasi yang telah ku diskusikan kemarin malam.

"Ini uangnya" serah ku

"Ini surat rekomendasinya Takashiro san" balas resepsionis itu

Note : resepsionis memanggil dengan nama keluarga.

"Terima kasih" balas ku

Setelah ku dapat aku langsung pergi ke tempat Hawks.

Disana juga hanya bayar dan surat segera di berikan padaku.

"Oke sudah dua" ucap ku

.

Selanjutnya ke tempat Mirko, tapi berhubung masih jam 7 pagi aku sarapan dulu di resto dekat dengan kantor miliknya.

Tanpa di sangka di sana aku langsung bertemu dengan Heronya, tapi sepertinya ia tidak mengenal diriku.

Aku mencoba lewat di depannya yang sedang makan.

"Hey kamu Haruka Takashiro buka?" ucapnya

Aku berbalik menghadap dirinya.

"Benar, bagaimana anda bisa tau saya?" tanya ku

"Bagimana aku tidak tau, aku lah yang menjawab pesan mu itu, kamu cukup tampan untuk sesorang yang akan masuk SMA, Duduk sini setelah pesan makan, aku ingin mengobrol dengan mu"

"Baik" balas ku walaupun sedikit grogi

.

Aku duduk di sana membawa mie ramen dan air mineral.

"Habiskan dulu sarapan mu baru kita ngobrol" ucapnya

"Baik" balas ku lagi

.

Setelah makanan ku habis.

"Boleh perkenalkan dirimu dulu" tanya nya padaku

"Aku Haruka Takashiro, aku berumur 15 tahun, kekuatan ku pelindung angin" ucap ku padanya

"Bukannya di berkas yang kamu kirim, kekuatan mu adalah melipat kertas?" tanyanya

"Bukan Mirko san, melipat kertas hanya salah satu hal yang bisa ku lakukan, kekuatan utama ku adalah Air Shield" balas ku, btw aku tau juga karena kemarin malam coba coba yang sampai muntah itu

"Menarik, mari ke kantor ku kita langsung uji coba" ucapnya

"Uji coba?"

"Melawan ku maksudnya, kamu mau surat rekomendasi dariku bukan" balasnya

"Ehh kondisi apa agar aku dapat surat"

"Sampai aku kata kamu cukup baik" ucapnya

"Huh ini merepotkan" pikir ku

.

Di dalam kantornya, tepatnya di ruang latihannya.

"Kamu yakin tidak pakai kostum?" tanya Mirko padaku

"Aku tidak punya, jadi tolong perlahan saja"

"Tidak bisa, dalam pertempuran itu tidak ada rasa kasihan, namun karena ini hanya memperebutkan surat rekomendasi akan ku turunkan kekuatan ku"

"Aku berterima kasih kalau begitu"

.

Ding!

Suara ring berbunyi menandakan pertarungan telah di mulai.

Mirko berlari mengelilingi ku dengan cepat, aku mulai melayang di udara saja.

"Tunggu sebentar kamu tidak kata bisa terbang!" teriak Mirko sambil berhenti

Dor!

Ucap ku melemparkan gelombang angin bertekanan tinggi ke arah Mirko.

Crashh! Terkena pipinya, untung saja Mirko sempat menghindar

"Oh mau serius ya, baiklah, jangan menangis jika kalah" ucapnya

Mirko melompat ke arah ku.

Drat!!!

Ia memukul ku tepat di wajah.

Aku terlempar jatuh.

"Sial pelindung ku tidak cukup kuat" pikir ku

Note : Haruka tadi malam mencoba shieldnya dengan memukul dan membenturkan tubuhnya ke sembarang benda, ia mencoba ketahanan Shieldnya, ia tau batas shieldnya sebenarnya kuat, namun lemah jika serangan ada di satu titik, seperti pukulan Mirko barusan yang menyerang di pipi.

Aku segera berdiri.

Dor!

Dor!

Dor!

Mirko menghindari semua serangan ku, padahal hanya serangan lemah.

Mirko berlari semakin lama semakin mendekat.

"I get u" ucap ku

Sebuah pelindung segera mengurung dirinya.

"Cih kamu lumayan berani mengurung wanita dalam pelindung ini" ucapnya sambil mencoba melepaskan diri namun tidak semudah itu ferguso

"Tentu saja aku berani ini demi surat rekomendasi" balas ku

"Hmmm baik baik kamu yang menang, akan ku buatan surat rekomendasi untuk mu" balasnya

"Yey"

"Sekarang keluarkan aku dari sini"

"Aku tidak bisa" ucap ku dengan yakin

"Huh! Maksudmu apa bocah!" teriak Mirko

"Aku telah lepas dari kekuatan itu, penghalang itu sepi es, punya bentuk punya masa bisa menghilang juga lama kelamaan" balas ku

"Di hancurkan bisa?" tanyanya

"Tentu saja bisa" balas ku

Dengan satu pukulan penghalang hancur.

"Kekuatan mu hebat, kenapa kamu bisa gagal di ujian masuk UA?" tanyanya

"Yah bahan ujian tidak menyesuaikan kemampuan siswa, aku gagal karena tidak mendapat poin saat ujian pertempuran, aku kalah cepat, sebab kamu tau kekuatan ku lebih di unggulkan di bidang pertahanan daripada untuk penyerangan" balas ku

"Sangat di sayangkan, namun memang benar adanya serangan lebih utama sebab kamu tidak mungkin melawan penjahat dengan jurus bertahan bukan" ucap Mirko

"Ya memang, tapi sebenarnya serangan ku cukup kuat juga loh"

"Buktikan kalau begitu, disana ada tempat nilai pukulan, pukul benda itu" ucap Mirko sambil menunujuk alat tinju

Aku dan dirinya jalan ke sana.

.

Ku lapisi tangan ku dengan angin, ku ancang ancang.

Boom!

Alat tersebut atasannya hancur.

"Khiii" teriak ku panik

"Wow kamu bukan omong besar, itu kekuatan yang besar, dan tenang tidak perlu menggantinya" ucap Mirko

"Huh syukurlah" ucap ku

"Kamu duduk sebentar, aku akan membuatkan surat rekomendasinya"

"Baik"

.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya surat rekomendasi ku jadi.

.

Selanjutnya ke kantor pahlawan naga.

Tak buruh waktu lama juga hingga ia mengakui diriku dan memberikan aku surat rekomendasi.

.

Terakhir aku ke UA untuk menyerahkan berkas, pergi ke ruang TU, menunggu sebentar hingga surat rekomendasi di periksa kebenarannya.

"Surat rekomendasi mu asli dan bagaimana caranya kamu mendapat hingga 4 surat?" tanya staf

"Aku berusaha keras untuk mendapatkannya" balas ku

"Tentu saja apalagi ini semua dari pahlawan top, sudahlah yang penting asli, ini surat penerimaan mu, nanti masuk tanggal 1 Agustus, lihat kamu ada di kelas apa" ucapnya sambil memberiku amplop

"Terima kasih" ucap ku bahagia

"Sama sama" balasnya

.

Aku segera pulang.

"Dari mana saja Haruka, pagi pagi sudah tidak ada di kamar" ucap ibu menunggu di ruang tamu

"Baru mendaftar SMA UA" balas ku sambil menunjukan surat penerimaan

"Kamu di terima di sana" tanya Ibu

"Tentu saja ibu aku di terima, lihat ini surat penerimaan ku, hehe" ucap ku

Ibu membaca suratnya, suratnya sama persis dengan milik kakak ku, yang intinya menyatakan diriku lolos sebagai peserta didik baru di sana.

Ibu memeluk erat diriku.

"Selamat Haruka kun!" teriak ibu

.

Kana si kakak ku datang.

Note : kami kakak beradik kembar tidak identik, Kana lahir duluan aku yang ke dua.

Ia datang lalu meminta surat yang di pegang ibu, di baca sebentar.

"Wow kamu diterima Haruka kun?" tanya Kana

"Yups aku di terima" balas ku

"Bagimana caranya?" tanya Kana

"Jalur rekomendasi" balas ku

"Hebat, selamat ya" ucap Kana lalu ikut memeluk ku

"Ini harus di katakan pada ayah sekarang juga" ucap ibu

"Benar ibu katakan pada ayah" balas Kana

.

Ayah mendapatkan info dari ibu, ia senang namun tidak bisa langsung pulang sebab ya ia harus bekerja.

.

Next...

Nächstes Kapitel