webnovel

49.) Kembali ke Miyagi

"Hey Suguru, jika kamu yakin akan ke Miyagi ketika lulus smp ini catat no ku"

"Mana kak biar ku tulis"

"Ini"

"Terima kasih kak"

"Oke"

Saki yang melihat tingkah mencurigakan kami.

"Apa sih yang kalian sembunyikan?"

"Tidak di sembunyikan kok kan Suguru kun"

"Iya kak Saki"

"Masa ku dengar tentang Miyagi"

"Ya itu Suguru tadi tanya kapan kita akan kembali ke Miyagi"

"Oh kita akan kembali besok jam 7 pagi"

"Eh secepat itu kah?" Tanya Hotaru

"Ku kira kalian tidak akan kembali" ucap Renge

"Ya mana bisa Renge chan, Aku dan kakak Haruka kan juga ada sekolah"

"Ugh aku disini pasti akan sedih"

"Tidak usah sedih Renge kan ada Nat chan Koma chan dan Hotaru" kata Saki

"Suguru belum kamu sebutkan Saki" ucap ku

"Oh benar ada kak Suguru juga"

"Tapi dia tidak kuat untuk menggendong ku di pundaknya seperti kak Haruka"

"Hmmm" ucap kami semua

Aku dan Saki pamit duluan untuk pulang.

Jam 12 siang sekeluarga makan bersama dengan pai terong.

"Haruka kun ini kan hari terakhir, mari kita jalan berdua nanti sore"

"Tentu Saki chan"

"Ibu mau ikut?"

"Ya tidak, kamu bilang mau jalan berdua dengan Haruka kun, jika ibu ikut jadinya bertiga dong"

"Eh ibu ikut juga tidak apa" ucap Saki

"Tidak usah, kalian pasangan muda anggap saja ini bulan madu kalian" kata Ibu

"Mau ku pinjami mobil kakek?"

"Tidak usah kek kita hanya akan jalan jalan di sekitar sini saja"

"Umm baiklah"

Jam 3 sore

Aku dan Saki jalan jalan di sekitar kampung, kami melihat kincir air tua yang masih bagus, sungai kecil yang air nya jernih, persawahan yang luas membentang, bukit yang penuh dengan warna hijau dan lain lain.

"Kamu sudah mendapatkan semua fotonya Saki chan?"

"Sudah dong, lihat foto kita berdua ini saat kamu mencium ku di pipi, ini sangat indah"

"Haruka gitu loh, tapi foto pura pura candid ini juga bagus"

"Ummm bagus, sampai rumah nanti mari kita print lalu pasang di album foto kita"

"Iya, eh Saki chan kita juga belum berfoto dengan kakek nenek loh"

"Astaga aku lupa juga, mari pulang dan minta foto bersama dulu"

"Iya ayo bergegas"

Sesampainya di rumah kami langsung minta foto bersama sebelum gelap.

Ku suruh Suguru yang memfotokan.

Kami sekeluarga Yoshida berkumpul bersama.

Cekrek

Cekerek

Cekrek

Entah berapa foto yang ia ambil tapi ya tidak apa.

"Terimakasih Suguru kun" ucap ku

"No problem"

Malam terakhir kami disini agar membawa kenangan yang melekat, aku mengadakan pesta BBQ dan di isi dengan nyala kembang api yang lumayan meleburkan suasana sepinya malam.

"Saki satenya sudah matang?"

"Sudah, ini bawa ke sana untuk di makan bersama"

"Tentu"

"Yey sate nya sudah matang" teriak Natsumi

"Terima kasih kak Haruka" ucap Komari chan

"Tentu, silahkan makan sampai kenyang"

"Suguru kembang apinya sudah siap?" Tanya ku

"Sudah"

"Anak anak kakak kakak ibu ibu kakek nenek mari kita lihat kembang api dulu" teriak ku

3

2

1

Bommm

Bomm

Boom  bommm

Kembang api ku meledak di langit dengan cahaya yang amat indah, merah biru hijau kuning.

Boomm

Bommm

Bomm

Bommmm

"Hehehe Kembang api seharga 200rb yen memang tidak kaleng kaleng" ucap ku

Bommm

Bommm boommm bommm

Ledakan di langit amat banyak.

"Uwaaaa ini keren" ucap Hotaru dan Renge

"Memang indah suasana malam seperti ini, walaupun belum festival musim panas" ucap Yukiko san

"Ayah fotokan aku dengan background kembang api" ucap Hotaru pada ayahnya

Bomm

Ledakan mendekati akhir semakin meriah.

Boom boom boom boom

Isi petasan meluncur bersamaan ke udara.

Duaarrr

Isinya meledak bersama di langit.

Akhirnya kembang api ku habis dan langit kembali hitam.

"Keren bukan?" Tanya ku pada Saki

"Ya keren lah 200rb yen sekali jalan" balas Saki

"Yang penting menghibur mereka"

"Umm"

"Ayo kita berfoto bersama" teriak ku

Kami keluarga Yoshida bersama segenap Karakter Non non biyori berfoto bersama, tampak bahagia dan tanpa suasana gelisah padahal Nat chan baru saja dari rumah sakit.

Malam itu di tutup dangan pamitan dari setiap keluarga yang kami undang yang akan kembali ke rumah masing masing.

Terasa berat untuk meninggalkan desa ini yang penduduknya ramah ramah, tapi kebutuhan hidup membuat kami harus kembali besoknya.

Aku lihat kakek menangis tersedu di teras samping, pastinya ia enggan meminta kami tinggal lebih lama.

"Jangan Haruka kun nanti Kakek tambah sedih"

"Umm baiklah"

Malam keluarga Yoshida kami tutup dengan tidur bersama di ruang keluarga.

Jam 6.40

Kami telah bersiap untuk kembali ke Miyagi.

"Kakek nenek jaga diri kalian baik baik di sini ya, jika ada sesuatu jangan sungkan menelepon kami" ucap ku

"Tentu nak Haruka"

"Sudah kakek jangan menangis" ucap Nenek

"Bagaimana aku tidak menangis putri dan cucuku yang 4 tahun tidak ku lihat akan pulang dengan cepat, uaaaa"

"Ibu jaga dirimu ya dan jangan banyak begadang" kata ibu

"Iya Nihara chan"

"Kakek nenek kami pulang dulu ya sampai jumpa" ucap kami semua

"Uwaaaa untungnya masih sempat" teriak Komari

"Kakak Haruka Kakak Saki Bibi Nihara terimakasih atas kebaikan kalian selama ini kapan kapan mampir lagi ya" teriak Natsumi

"Tentu Natsumi chan" teriak ku

"Renge Chan jangan menangis" teriak ku lagi

"Uwaaaa kakak Haruka ingat namaku" Renge semakin manangis

"Eh kakak juga menangis" ucap Komari

"Segera datang ke sini lagi ya kak Haruka maafkan ucapan ku kemarin" teriak Natsumi lalu menangis

"Astaga suasana jadi sad begini" pikir ku

"Jangan menangis Saki chan, ibu, kita akan mengunjungi mereka secepatnya kok"

"Ummm"

"Bye bye" teriak mereka yang mengantarkan kepergian kami

"Bye" balas kami

Jam 7.45 kami sudah sampai di bandara dan pesawat kami take off jam 8.30.

Kami sudah ada di pesawat saat ini.

Dengan perasaan sedih yang masih melekat.

"Jangan coba coba minum Haruka kun" kata Saki

"Tidak, aku hanya membenarkan posisi botol rum ini kok"

"Alasan"

"He he"

Jam 11 kami tiba di bandara Sendai, kami lantas langsung keluar bandara dan mencari taksi untuk pergi ke stasiun.

Jam 11.20 kami sudah di dalam kereta menuju ke stasiun dekat apartemen kami.

"Jika lelah tidur saja Saki chan"

"Umm maaf ya ku gunkan bahumu dulu Haruka kun"

"Ibu juga boleh minta bahumu Haruka kun"

"Hmmm gunakan saja ibu" balas ku

Jam 2 siang kami tiba di stasiun, lantas ku bangunkan Ibu dan Saki

"Ayo kita makan dulu di restoran sebelum kembali ke apartemen" ucap ku

"Ummm" balas Saki

Jam 2.10 kami tiba di Restoran ku Wagnaria, kami masuk ke dalam.

"Eh Haruka san sudah sembuh?" Tanya Miyakoshi

"Aku sudah Hana san"

"Walah padahal aku sudah menyiapkan coklat untuk menyambut kesembuhan mu saat menjenguk nantinya"

"Ummm tidak perlu Hana chan, aku sudah sehat jadi berikan saja Cokelat mu pada Daisuke"

"Kamu mau kan Daisuke kun?"

"Jika hanya coklat kurasa aku mau"

"Amitaba semoga tuhan memberkati nyawa mu Daisuke kun" ucap ku

"Eh maksudnya apa Haruka san"

"Tidak apa kok, tolong catat makanan kami ya" ucap ku

Kami membeli semua menu yang ada, membeli sekaligus mencicipi.

Disana kami juga berkenalan bagi yang kurang akrab dengan ku, dan ku perkenalkan juga ibunya Saki.

"Hey bos ikuti aku dulu" kata Kyouko

"Eh baiklah, Saki chan ibu aku izin ikut bersama manager dulu"

"Tentu ambil waktu semaumu Haruka kun" kata Ibu

Aku dan Kyouko san duduk berdua di ruang manager.

"Kita punya Maslah? Tanya ku"

"Masalah besar"

"Apa masalahnya?"

"Kita kekurangan karyawan, kamu tau pendapatan kita perhari bisa lebih dari 2 juta yen bersihnya, ini terlalu tidak normal jika yang di pekerjaan hanya segini karyawannya" ucap Kyouko

"Lalu mau tambah berapa karyawan?" Tanya ku

"2 koki dan 6 pelayan tambahan untuk menyeimbangkan jadwal"

"Aku tolak"

"Lah kok di tolak"

"Terlalu mahal jika sebanyak itu, akan ku izinkan jika 1 koki dan 4 pelayan"

"Oke deal"

"Eh cepatnya"

"Lebih baik cepat daripada tidak di setujui"

"Kamu sudah ada kandidatnya?"

"Untuk koki ada Souma(dari working loh ya bukan yang dari sns) dan lalu pelayannya ada Yamada, Saiki, Tachibana(dari anime apa lupa), dan Tachibana lagi(24754), Takachiho (100123), Nao (329745), terakhir ada Mi-Noo(312961)"

"Huh berat ini karena hampir semua dar pelayan yang mendaftar adalah sad boy dan bitch(Tachibana)" pikir ku

"Jadi bagaimana nantinya bos Haruka!"

"Kita ambil 2 koki dan 5 pelayan, buang yang yamada dia akan mengacau di sini jika di terima" ucap ku

"Eh apa kamu yakin bos? Yamada saat ku wawancarai orangnya baik kok"

"Yamada yang perempuan kecil itu kan?"

"Iya"

"Buang saja, di tidak bisa menjadi pelayan"

"Ummm baiklah jika itu perintah mu bos"

"Kapan kamu melakukan wawancara pada mereka?"

"Kemarin siang"

"Hmm"

"Aku sudah mencoba menelepon mu"

"Mana ada" ucap ku

"Oh berarti baru niatnya"

"Hadeh" ucap ku

"Pangil mereka sekarang untuk bekerja jika memang kekurangan pelayan atau koki"

"Siap akan ku panggil semuanya saja sekian bos"

"Terserah kamu" balas ku

"Lalu ada yang lain?" Tanya ku

"Saldo sisa 14 juta Yen"

"Wow meningkat 9 juta yen dalam 5 hari"

"Makanya ini tidak normal"

"Tapi pelanggan puas kan?"

"Ada beberapa yang protes saat Resto ini ramai karena lama pelayanannya, sama kita perlu menu penarik baru"

"Jika menu baru tanyakan pada Saki saja"

"Baiklah"

Urusan ku sudah selesai giliran Saki yang ke kantor manager.

"Ku rasa surabi dengan toping menarik bisa jadi pilihan Kyouko san" ucap Saki

"Apa lagi itu Surabi"

"Seperti pancake tapi dari tepung beras dan sedikit tepung ketan sama baking soda"

"Bisa kah kamu buatkan"

"Tentu bisa"

Saki meminjam dapur dulu dia memasak surabi di wajan kecil dengan margarin bukan minyak.

"Hummm aroma pandannya sangat harum" kata Sayu

"Benar lah Sayu san" balas Kanou

"Ini seperti pancake pembuatannya" ucap Jun

Adachi lagi libur

Kurang dari 1 menit surabi buatan saki matang.

"Ini setengah matang?" Tanya Sayu

"Umm jika terlalu matang rasanya kuat di baking soda buka di santainya jadi jika ingin menguatkan rasa gurih pandan dan Santa harus di buat setengah matang, untuk toppingnya pakai keju leleh jangan parut, selai, ataupun coklat bisa, kalian cicipilah yang original dulu" kata Saki ke 3 chef dan manger

Mmmmmmm

"Rasanya meleleh Saki san dan benar katamu rasanya kuat di gurihnya santan dan pandan" ucap Sayu

"Ini bisa jadi menu baru Saki san berapa harganya ini" ucap Manager

"Kita patok 400 yen yang original dan bertingkat sesuai dengan toppingnya"

"Boleh ku coba yang rasa lainnya?" Tanya manager

"Silahkan saja" ucap Saki

Mmmmmmm

"Enak" teriak manager saat merasakan yang toping keju leleh

"Kalian bertiga belajar lah ya cara buatnya seperti yang Saki san ajarkan" ucap Manager

"Sama Adachi san tolong diberitahukan juga"

"Baik Kyouko san" ucap mereka ber 3

Saki kembali duduk di meja makan kami

"Pilih apa Saki chan?"

"Surabi"

"Makanan Indonesia lagi?"

"Umm"

"Se enak rendang?"

"Bukan, surabi dimasukkan ke makanannya penutup karena rasanya lebih ke manis"

"Ohh nanti buatkan aku ya"

"Siap sayang"

"Ibu sudah kenyang?" Tanya ku

"Sudah"

"Ayo kita balik ke apartemen ibu dan Saki chan"

"Umm"

Aku ke kasir restoran ku.

"Apa perlu bayar Haruka san?" Tanya Maya

"Biar manager hitungannya mudah jadi tetap ku bayar"

"Baiklah semuanya 23 rb yen Haruka san"

"Eh mahalnya" ucap ku

"Anda pesan rendang sampai 5 cup seharga 5000 yen, nnnn"

"Berhenti aku akan bayar" ucap ku lalu ku berikan 3 lembar 10rb yen"

"Datang kembali Haruka san"

"Tentu Maya san"

Di area apartemen aku bertemu dengan Tsukasa, muka ku langsung memerah jika ingat Tsukasa mencium ku kemarin kamis.

"Haruka kun sudah sehat?" Tanya Tsukasa

"Sudah Tsukasa san"

"Baguslah tapi siapa anda ?"

"Aku ibunya Saki Nihara Yoshida aku baru pindah kemari"

"Oh keluarga dekat, perkenalkan juga aku Tsukasa Yuzaki"

"Eh Tsukasa san apa ada apartemen kosong lagi yang bisa kamu sewakan untuk ibu, jika bisa sih yang lantai satu" ucap Saki

"Ada, di nomor 2, jika mau nanti silahkan urus dokumennya di apartemen ku"

"Baik nanti aku akan urus" ucap ibu

"Biar Saki saja yang urus ibu" ucap ku

"Kenapa bukan kamu Haruka kun?" Tanya Tsukasa

"Aku sibuk jadi maaf saja"

"Heheh tidak semudah itu ferguso kamu menggoyahkan hatiku" pikir ku

"Kami naik ke atas dulu Tsukasa san" ucap Saki

"Tentu" balas Tsukasa

Di dalam apartemen

"Ibu aku sudah mengurus bangunan tempat mu kerja nanti, yaitu depan restoran ku tepat, di sampingnya nanti ada bangunan juga itu nanti akan jadi tempat toko pakaian ku dan Saki"

"Wah cepatnya"

"Ya biar tidak kedahuluan orang lain ibu, ibu tinggal cari karyawan dan pasar bahan baku, ini aku berikan modal 10 juta yen cukup?"

"Itu terlalu banyak Haruka kun" kata Ibu

"Ya lebih baik banyak daripada kurang ibu, jika lebih nantinya tinggal di kembalikan mudahkan"

"Luas bangunannya berapa Haruka kun?"

"70*80m² dengan 4 lantai"

"Bukankah itu terlalu besar? Lalu itu menyewakan?"

"Aku beli cash karena jika sewa biayanya akan mahal"

"Bangunan sampingnya pun aku beli secara cash" sambung ku

"Berapa harganya Haruka kun biar ibu ganti"

"Biayanya cuma 2 kuta Yen ibu"

"Baik ibu akan menganggapnya hutang ibu padamu"

"Iya suka suka ibu saja" balas ku

Aku masuk ke kamar untuk menyelesaikan rekaman audio yang terhenti.

Jam 5 sore aku baru keluar kamar dan 2 lagu ku dan Saki sudah di rilis.

Aku juga sudah membeli kasur dan lemari untuk apartemen ibu di bawah nantinya, kurasa sudah datang sekarang, aku tadi menyuruh Saki untuk bantu menata nya dan ibu mengurus dokumen apartemen.

Malam nanti mungkin ibu masih akan tidur bersama kami, di apartemen barunya belum ada bahan makanan, atapun peralatan masak

"Sudah selesai Saki chan menata barang perabot nya?" Tanya ku

"Masih menunggu kamu untuk memindahkan lemari besar ini, ibu dan aku tidak kuat"

"Oh mau di geser ke mana?"

"Ke pojok kanan itu" ucap ibu

"Baiklah mundur sebentar" ucap ku

"Apa kuat? Ini berat loh" kata Saki

"Kuat"

Ku geser lemarinya sedikit demi sedikit.

"Suamiku memang yang terbaik" kata Saki

"Lalu apa lagi?"

"Pindahkan meja rias untuk ibu juga itu"

"Ke tengah atau pinggir?"

"Ke pinggir saja Haruka kun" kata ibu

Ku dorong perlahan juga agar tidak merusak keramik apartemen.

"Huh berat juga" kata ku

"Ok sudah semuanya, ayo ibu kita memasak dulu untuk makan nanti malam, jangan lupa kunci apartemennya jika ditinggal" kata Saki

"Iya Saki chan"

Ibu dan Saki mulai memasak di apartemen kami.

"Lah maaf Haruka kun kita ternyata tidak punya tepung beras jadinya gagal membuat surabi" ucap Saki

"Hmmm baiklah tak apa"

"Biar ibu belikan saja dulu tepungnya" kata ibu

"Jangan bu, bikin menu yang lain saja"

"Mau nya apa kalau begitu sayang?" Tanya Saki

"Pilihannya?"

"Sandwich, onigiri, sup miso, sup bening, telur, dan daging ayam"

"Sup miso, telur dan ayam goreng saja"

"Oke, mari bu mulai masak"

"Eh iya Saki chan lagu kita sudah ku upload jam 5 tadi"

"Hanya 1 atau 2?"

"Keduanya"

"Berapa viewnya sekarang dan berapa uang yang di dapat" tanya Saki

"Baru 5juta view untuk yang ku nyanyikan dan 8 juta untuk video mu"

"Hehe sepertinya aku lebih menarik ya"

"Suara mu memang cocok jadi penyanyi aku cocok tapi hanya rata rata"

"Baguslah jika kamu merasa seperti itu, lalu uangnya?"

"Totalnya 14 juta yen"

"Kenapa bisa lebih banyak?"

"Aku buat yeng versi EQ dan versi lirik video selain mv nya"

"Apa kalian memang mencari uang dengan semudah ini?" Tanya ibu

"Haruka memang seperti itu ibu, jiwa bisnis nya akan bergetar jika melihat peluang usaha" kata Saki

"Apa ibu bisa ya mencari uang seperti kalian"

"Bisa, asalkan usaha dan tekun pasti bisa ibu" ucap ku

"Umm Haruka benar ibu, jikalau ibu tidak bisa bekerja atau tidak mau bekerja lagi kami juga mau kok menampung ibu"

"Terimakasih sayang"

"Iya ibu" kata Saki

Jam 6 makanan telah siap

"Ayo silahkan Haruka kun makan yang lahap" kata ibu

"Iya Haruka kun tambah lagi kalau mau" sambung Saki

"Siap, makanan kalian enak kok jadi akan ku makan dengan lahap"

"Ibu apa kamu tidak apa jika tidur di apartemen terpisah nantinya?" Tanya ku

"Ibu tidak masalah, tapi berjanjilah ya jika malam temani ibu paling tidak untuk makan malam, nanti ibu yang akan memasakan makanannya" kata ibu

"Jika hanya itu aku dan Haruka bisa kok bu, dan jika mau biasanya kami, pagi jalan jalan ke taman sebelah restoran, jika mau ibu juga bisa ikut nimbrung" kata Saki

"Boleh saja, jam berapa biasanya" tanya ibu

"Jam 6 tepat berangkat kesana"

"Kurasa ibu bisa"

"Oke"

Selesai makan.

"Haruka kun jangan di ganti channel tv nya"

"Ini juga baru iklan loh"

"Pokoknya jangan, kembalikan remot nya"

"Berani berapa?"

"Berikan atau aku cubit dengan cubitan kasih sayang ku"

"Jangan itu sakit, ini ini ku berikan"

"Ibu kenapa hanya diam memandangi hp" tanya ku

"Ini ibu sedang mencari bahan baku secara online, tadi ibu melihat tata caranya di yt, tapi ini kok belum ada yang jual ya"

"Ohhh jika cari bahan baku lebih baik share di Facebook saja bu, dengan caption di grup prefektur Miyagi, "butuh bahan..." Nanti di komen bakal banyak yang menawarkan biasanya"

"Caranya bagaimana Haruka kun? Apa itu caption?"

"Buka fb nya lalu masuk ke grup miyagi, lalu buat status itu ibu"

"Oh yang ini, lalu di apakan?"

"Buat tulisan ibu sedang butuh apa"

"Seperti di butuhkan rotan kering, plastik serut, benang wol dll begitu"

"Nah seperti itu"

"Ok akan ibu buat, apa benar begini" tunjuk ponsel ibu padaku

Ku lihat dan ku katakan bahwa itu sudah benar.

"Eh sudah ada yang komentar" kata ibu

"Apa katanya"

"Dia menyebutkan harga tiap bahanya"

"Tanya dulu apa bisa nego tidak"

"Umm"

"Katanya harga pas"

"Cari yang lain saja dulu bu, cari yang paling murah"

"Baiklah ibu akan coba lagi"

Kembali ke Saki

"Hey Haruka kun ayo beli ini"

"Kursi Pijat?" Tanya ku

"Iya"

"Apa pijatan ku kurang untuk mu"

"Pijatan mu berbeda Haruka kun"

"Tidak usah saja Saki chan, nanti ruangan di sini jadi sumpek, mending kamu tawarkan pada ibu, jika kamu ingin pakai, tinggal datang ke apartemen ibu"

"Baik akan ku pesankan untuk ibu ya"

"Apa itu Saki chan?"

"Kursi pijat bu" balas Saki

"Berapa harganya?"

"Murah kok bu, nanti kita gunakan bersama jika lelah oke?"

"Ya terserah kamu saja" balas ibu

Jam 8.00

Kami masih menonton tv bersama di ruang tamu.

"Gawat Saki chan kita telah bolos 2 kali di pelajaran olahraga, guru mengabari ku kita harus tes lari sendiri senin nanti sepulang sekolah"

"Ehhh astaga panas panas mau lari?"

"Bukan hanya itu kabar buruknya"

"Apa lagi Haruka kun"

"Fisika ujian besok senin, lalu pr nya juga ada"

"Lah itu kan pr sudah dari hari selasa, aku sudah mengerjakan" jawab Saki

"Ehhh sini berikan padaku aku akan menyalinnya"

"Ambil sendiri di kamar"

"Oke"

Aku pergi mengambil pr

"Apa Haruka kun memang seperti ini Saki chan?"

"Maksudnya pelupa?"

"Ya seperti itu"

"Dia sebenarnya tidak lupa tapi jarang ada waktu untuk mengerjakan"

"Jika kalian keberatan dengan kerja bukankah lebih baik jika Haruka kun mengurangi kerjanya dan fokus sekolah dulu"

"Dia tidak mau ibu, kerja sudah jadi bagian hidupnya" balas Saki

"Mmm laki laki yang baik"

"Memang, Haruka kun memang laki-laki yang baik bu"

Nächstes Kapitel