webnovel

28.) Kamu Baik Baik Saja?

Ku buka pintu apartemen ku.

Ku dapati Saki yang sedang duduk di Sofa dengan mata yang sembab karena habis menangis.

"Aku pulang" ucap ku karena tidak ada respon dari Saki ketika ku buka pintu

"Hey Saki chan kenapa kamu menangis suami mu disini loh" ucap ku

"Duduk di sini" kata Saki

Aku pun duduk di sampingnya

"Jangan mendekat terlalu dekat"

"Kenapa tidak boleh?" Tanya ku

"Turuti saja"

"Hmmmm"

"Jelaskan secara rinci"

"Hadeh Kamu ini tidak percayaan sekali pada ku, begini selepas aku pulang aku mampir ke Klub kono, ingat klub yang Chika dan Hozuki ikuti itu, aku di sana sampai jam 7.30, jarak nya tidak lumayan jauh dari sini, mungkin hanya 8 menit, pada saat perjalanan pulang aku menemukan seorang siwsa entah dari sekolahnya mana sedang berjongkok di pertigaan dibawah tiang listrik"

"Kenapa kamu selalu membantu yang lain sih!!!"

"Ya itu tergantung dari siapa yang ku bantu Saki chan, apa kamu ingat? Chika dulu membantuku karena bukan untuk pentas sekolah saja melainkan untuk membuat pertunjukan terbaik untuk di dengar neneknya, lalu aku membantu Ami chan itu harusnya kamu tau alasannya"

"Lalu untuk wanita Sayu itu?" Tanya Saki

"Dia kabur dari rumah, dia sudah SMA namun belum dewasa, apa kamu ingin tau bahwa aku mengatakan padanya bahwa aku punya rumah? Dia berkata "tumpang aku dan aku akan membayarnya nanti" saat ku tanya apa kamu punya uang dia mengatakan tidak, kamu tau kan maksudnya kaata "membayar nanti" jika tidak maka ku katakan dibayar dengan tubuhnya""

"Huh jadi kamu membantu Sayu karena ingin tubuhnya?" Saki kaget karena salah paham

"Bukan lah, aku sudah punya kamu kok masa cari yang lain, aku banyu Sayu karena aku khawatir padanya bagaimana jika ia di pungut oleh om om tidak tau malu, bagaimana jika ia di pungut oleh om lolicon kemarin apa kamu tidak khawatir?"

"Benar juga om om di sini terlalu berbahaya" ucap Saki

"Makanya aku kan juga kebetulan mau bikin restoran, ku ajak dia untuk gabung, syukur syukur dia mau sekolah lagi agar dia tetap bisa melihat masa depannya akan ia bawa kemana"

"Uwaaaaaa"

"Kenapa menangis lagi!" Teriak ku

"Kamu begitu baik Haruka kun maafkan istrimu ini yang sudah salah sangka"

Ku dekati dia dalam duduk lalu ku peluk tubuh munggilnya.

"Ingatlah Saki chan kita ini sudah jadi bagian masyarakat, walaupun posisi kita masih seorang siswa tapi jangan lupakan kita juga sudah menikah, jadilah masyarakat penolong jika bisa dan jangan enggan meminta tolong jika memang perlu"

"Ummm, Haruka kun apa kamu masih lapar?"

"Eh sebenarnya aku tadi saat di mc d hanya makan kentang goreng dan ku putuskan untuk makan saja di rumah walaupun lauknya sudah dingin"

"Mari kita makan malam saja sekarang akan ku panasi dulu"

"Kamu juga belum makan?" Tanya ku

"Belum juga, karena aku punya firasat kamu juga pasti akan makan di rumah, jadi aku tunda makan ku dan benar saja"

"Hmmm dasar istri ku, lebih baik kedepannya jika aku bilang makan saja dulu maka kamu tidak apa makan duluan, jangan terlalu memusingkan diriku ini, yang penting kesehatan mu, kalau aku kan saat di luar bisa cari pengganjal perut dulu"

"Baik Haruka kun" ucap Saki

Jam 8.20 kami baru makan malam, terserahlah urusan gendut atau banyak lemak yang penting kenyang dulu.

"Hey Saki besok kita olahraga pagi ya, tadi aku berpesan pada Sayu san untuk ikut olahraga, ingin ku kenalkan kamu padanya" ucap ku saat makan oseng sosis daging sapi asap

"Enak sekali daging asapnya Saki chan" ucap ku mengomentari masakannya

"Hehe sudah ku katakan bukan hari ini sepesial, ini resep baru ku banyak isian daging di oseng dan daging asapnya kebetulan ku beli dari toko mini market sebelah"

"Lalu olahraga paginya seperti biasa jam 6 pagi?"

"Betul"

Akhirnya kami selesai makan.

"Saki aku besok akan meninjau juga toko kosong sebelah"

"Yang mana?"

"Yang bekas resto itu juga, yang sekaramg sudah bangkrut dan tokonya jadi tidak terawat?"

"Dijual atau di sewakan?" Tanya Saki

"Dijual ku rasa dan mungkin ada penunggunya mengingat itu dijual dengan harga murah"

"Bukankah berbahaya jika seperti itu Haruka kun?"

"Oh kamu tidak perlu khawatir aku punya teman pengusir setan"

"Siapa dia?"

"Dia Saiki Kusuo, beberapa waktu lalu dia ku kontak apa dia butuh uang dan dia berkata butuh jadi ku minta dia untuk mengusir setan di toko itu nanti, tapi dia langsung menolaknya, lalu ku bujuk dengan puding Kopi premium eh dianya langsung mau"

"Puding kopi?"

"Iya puding kopi yang entah bagaimana rasanya aku juga belum tau"

"Boleh ku buatkan saja? Kurasa aku pernah buat yang versi puding coklat dan taro mungkin caranya sama, nanti akan ku lihat di internet apa saja resepnya"

"Jika seperti itu baguslah, Saiki akan datang besok jam 3,30"

"Dia datang dari mana?"

"Tokyo"

"Heh apa kamu gila Tokyo ke sini bisa sampai 430 km loh dia teman mu bukan jadi sekolah bukan? Tapi jika dia izin bisa juga sih"

"Tenang dia tetap sekolah dan untuk bisa sampai cepat ke sini itulah rahasianya dan aku tidak tau"

"Apa kamu yakin dia bisa di andalkan?" Tanya Saki

"Bisa, tenang saja"

"Sebentar akan ku kontak dulu pemilik restonya"

Setelah beberapa menit

"Oh beruntungnya bahkan sekarang aku bisa melakukan transaksi malam ini dan dia dapat menyerahkan kuncinya langsung padaku"

"Lalu kami akan pergi sekarang?"

"Kamu mau ikut?" Tanya ku

"Boleh saja jika tidak jauh"

"Rumahnya ada di selatan Sekolah kita mungkin 1km jaraknya dari sini"

"Baik aku ikut ayo kita siap siap dulu"

"Tentu"

Setelah siap siap

"Haruka kun apa lagi itu yang kamu bawa?"

"Paket kartu yang ku jual"

"Owh baru kamu kirimkan sekarang?"

"Ya di ebay kayanya pengiriman bisa di lakukan paling lambat 3 hari setelah pembayaran di lakukan oleh penerima, dan ini baru hari kedua jadi ya hari ini saja" ucap ku

Kami berdua berjalan menuju ke mobil kami berangkat dulu ke kantor pos karena alamat sudah tertera di setiap paket aku tinggal melakukan pembayaran.

Setiap paket rata rata hanya 200-400 yen.

Sebelum lanjut ku buka hp dulu dan mengubah tanda pesanan sudah di kirim dan ku masukan resi pengiriman agar penerima dapat mengetahui letak di mana pesanannya.

Setelah itu ku lanjutkan menuju ke rumah pemilik restoran.

Sesampainya di sana aku dan Saki mengeruk pintunya.

"Tunggu sebentar akan ku buka kan pintunya" ucap Seseorang yang ada di dalam rumah

Setelah di buka pintunya

Terlihat seorang anak gadis dan kurasa itu adalah putrinya.

"Apa benar ini rumahnya Yamanaka san gadis kecil?" Tanya ku

"Benar, apa kamu ingin bertemu ayahku?"

"Iya apa dapat kamu panggilkan dia?"

"Tunggu sebentar tuan dan bu" ucapnya

"Kawai nee" ucap ku pelan

"Mau buat satu?" Tanya Saki

"Eh jangan dulu dong kamu kan masih harus sekolah" ucap ku cepat

"Ya aku tidak menolak jika harus cuti dulu"

"Tidak dan jangan bicarakan itu di luar kita bahas itu ketika di ranjang"

"Hiii Haruka mesum" tawa Saki

"Terserah yang penting kamu masih suka"

Lalu Pak Yamada datang dan menyuruh kita masuk.

"Sebentar akan ku buatkan minuman" ucap pak Yamada

"Baik pak" ucap ku

Lalu di buatkan teh.

"Langsung saja pak ke pembahasan, harga di iklan apa sudah pas?"

"Eh jika dirasa masih terlalu tinggi maka kita bisa menguranginya, sudah ku jelaskan bukan di sana ada roh jahat yang mengganggu"

"Sebelumnya biar ku tanya dulu, selain ada roh itu apa alasan anda untuk menjual resto itu"

"Yah jika boleh ku katakan, setahun lalu ibu Yuka atau istri ku meninggal dalam insiden di depan resto karena kecelakan, dia ditabrak oleh mobil pada malam hari dan mobil nya yang menabraknya melarikan diri, aku mencoba mencari tau lewat cctv, setelah ku coba aku sudah mengrtahui pemiliknya, saat insiden itu pula istriku meninggal di tempat kejadian, aku coba menuntut pengendara mobil pada polisi dan jaksa dengan bukti yang ada namun mereka semua tutup mulut dengan alasan bahwa yang ku gugat adalah petinggi dpr, aku merasa frustasi ketika mengingat tidak dapat mendapatkan keadilan pada istri ku, aku ingin meninggalkan kota ini dan berpindah ke tempat baru untuk mencari susasana baru dan membesarkan anak ku agar bisa menjadi gadis yang bahagia walaupun tanpa ibunya sekarang"

"Sungguh membuat ku akan menangis, jika aku boleh menangis aku akan menangis" pikir Saki karena itu memang menyedihkan

"Haruka harus membantu dia pokoknya" pikir Saki

Kurasakan genggaman tangan Saki yang menguat di tangan ku, aku menoleh padanya dan dia menyuruh ku untuk mendekat.

Dibiskan padaku kata kata apa aku bisa membantunya.

Aku sebenarnya bisa tapi mengingat itu kasus lama agak sulit untuk membuatnya muncul lagi, cara paling mudah adalah menyebarkan gosin miring dulu barulah jika kejadian itu sudah besar kita bisa menggugat pelaku.

Tapi tentu tidak lupa bukan, ibuku adalah pemegang sumber berita di provinsi ini atau lebih tepatnya di Miyagi ini adalah kandangnya.

Aku menunjukan sempol pertanda bahwa aku bisa.

"Yamada San aku bisa membantu dirimu untuk mendapatkan keadilan istri mu itupun jika kamu mau"

"Tidak perlu Haruka San aku sudah ikhlas"

"Jangan Pak Yamada, jangan gunakan Ikhlas mu pada petinggi sesat itu, mari kita gulingkan dia dan dapatkan hukuman yang pantas untuknya"

"Apa kamu yakin bisa nak Haruka san?"

"Serahkan padaku, bolehkah ku minta bukti anda dan siapa pelakunya?"

"Jika anda memang bisa maka tolong dengan sangat" ucapnya sambil menunduk jongkok

Aku lantas langsung berdiri untuk membangunkan tubuhnya

"Sudah pak Yamada tidak perlu sanpai membungkuk seperti itu, lihat Putri mu yang melihat mungkin akan berpikiran buruk padaku"

"Cukup anda serahkan padaku bukti nya dan siapa pelakunya, kurasa dalam 3 hari anda akan mendengarkan kabar pelaku sudah dijatuhi hukuman"

"Terimakasih nak Haruka sebagai hadiah ku silahkan ambil saja resto itu dengan gratis dan ini dokumen pindah kepemilikan ini tinggal di tandatangani"

"Tidak usah sampai gratis, cukup di diskon saja aku sudah bersukur"

"Baik akan ku diskon 100%"

"Jangan begitu jugaa!!!! Harga awal kan 2 miliar yen bukan?" Jika boleh anda bisa buat menjadi 1 miliar"

"Baik akan ku terima Haruka san"

Note : bagi yang belum tau harga tanah di jepang nih ku kasih tau harganya ga ngotak banget anjimm, jika di Indonesia mungkin termahal hanya 4,2 juta per meter persegi itu pun di jakarta entah di daerah lainnya, nah kalo di jepang tertingginya bisa sampai 4,8 miliar yen per meter persegi.

Gila gak tuh uangnya masih dalam yen loh bukan rupiah jika kita rupiahkan maka menjadi sekitar 5,4 Triliun rupiah (asu asu gak niat dah punya rumah di jepang)

Jika kalian tanya alasanya makan akan ku jawab inilah kebijakan pemerintah jepang untuk mencegah penggembungan properti pribadi dan memang seperti alur nya harga tanah akan terus naik sepanjang taun mengingat lahan kosong juga terus berkurang.

Kembali ke cerita

Aku sudah menandatangani dokumen pindah nama lalu tinggal mengesankan ke kantor tanah.

Ku telepon Suki untuk mengugat dpr sesat itu dan sekarang akan ku bayar untuk nya.

Aku juga menelepon ibuku menggunakan aku punya bahan panas baru untuk laman berita miliknya.

Masalah kecil sudah selesai, Aku dan Saki kembali ke apartemen.

Ku lihat Saki pergi keluar area apartemen membawa sepeda yang di sediakan oleh Tsukasa dan Nasa.

"Hey Saki itulah Sayu jika kamu kepo dengan nya, mari kita hampiri dia dulu"

Ku hentikan mobil ku di depan sepedanya.

Kubuka kaca mobil ku

"Sayu san kami mau kemana malam malam begini?"

"Oh Haruka san dan apa ini istri anda?"

"Iya ini Istri ku"

"Perkenalkan aku Saki Shinomiya aku istri Haruka"

"Perkenalkan Shinomiya san aku Sayu Ogiwara"

"Jadi kamu mau kemana?"

"Oh aku ingin pergi ke mini market untuk membeli air mineral"

"Oh jika seperti itu maka hati hati di jalan dan ku sarankan kamu segera membeli hp Sayu san, karena Resto akan segera di buka dan kamu akan mulai bekerja"

"Baik Pak Manager"

"Oke hati hatilah ya"

Lalu aku masuk ke area Apartemen.

Ku parkirkan mobil, Aku dan Saki berjalan menuju lift.

Sampai di apartemen.

"Huaaa lelahnya" ucap ku sambil menjatuhkan diri di Sofa

"Mau ku pijat dirimu?"

"Kamu bisa memjiat Saki chan?" Tanya ku

"Serahkan padaku"

"Baik lah tolong kamu pijat punggungku kamu injak injak pun tidak apa"

Aku melepaskan bajuku memperlihatkan tubuh ku yang sudah agak jadi dengan dada ku yang sudah membusung sempurna cuma tinggal perutnya saja yang masih datar tapi sudah terlihat lekukan roti sobeknya jika ku tahan napas.

Saki mulai memjiat punggungku posisi ku sekarang tengkurap dimana Saki menaiki ku dan duduk di atas paha ku.

"Nah begitu Saki chan bagian dekat lingkar perut itu"

"Sini?"

"Agak ke atas"

"Nah baru tepat lakukan agak keras Saki chan"

"Baik, sekarang tubuhmu sudah terbentuk ya Haruka kun, lihat setiap otot ini sudah mengeras, aku ingin seperti ini saja jangan terlalu berlebihan, mulai besok kamu bisa yang kamu katakan bebas makan itu" ucap Saki

"Eh boleh rokok?"

"Makanan Haruka kun bukan rokok!" Bentak Saki

"Ya siapa tau boleh bukan, aku sudah lama tidak merokok"

"Apa kamu sebelum ada aku menjadi perokok aktif Haruka kun?"

"Tidak juga, aku merokok hanya karena pusing atau stres"

"Lalu kamu tidak stress atau pusing sekarang bukan?"

"Tidak, aku cuma kangen rasanya rokok sekarang"

"Sehari bisa habis berapa batang?" Tanya Saki

"Paling banyak? Atau rata rata?"

"Paling banyak!"

"3 bungkus isi 20 kretek"

"Apa stess mu bikin orang mati Haruka kun?, 20 batang sehari saja mungkin cukup eh ini 3 bungkus isi 20 batang, kapan itu terjadi"

"Ya saat aku di usir pertama kali dari rumah, hampir 24 jam aku tanpa tidur hanya merokok dan minum"

"Kamu juga minum alkohol!!" Bentak Saki lagi

"Sakit sakit sakit jangan menekan terlalu keras Saki chan"

"Oh maaf aku kebablasan"

"Aku bukan berkata minum alkohol aku hanya minum bir dengan kadar alkohol rendah saja"

"Oh yang kurang dari 15% itu? Aku pernah melihatnya di minimarket sebelah" Tanya Saki

"Ya kurasa" ucao ku malah menimbulkan kecurigaan

"Jujur Haruka kun"

"Sakittt jangan di tekan kuat kuat" teriak ku

"Jawab jujur"

"Yang 45%" ucap ku

"Apa kamu ingin bunuh diri waktu itu?" Tanya Saki

"Ya jika memang bisa mati maka terserah tuhan, waktu itu aku sedang dalam cobaan yang sangat berat, aku tidak peduli hidupku dan bagaimana esoknya, namun keajaiban datang, putri Kaguya datang menghampiri ku malam itu"

"Maksudnya?"

"Tsukasa san menolong ku dan memberiku tempat tinggal walaupun dulu aku masih membandel di bawah aturannya dia yang merawat ku ketika aku sakit dan dia yang membantu ku ketika aku butuh makan atau uang, aku pun juga membantunya sebisa ku contohnya saat Nasa san sakit dan Tsukasa sedang di rumah adiknya tokyo aku yang merawat Nasa san, jika mereka perlu bantuan pindah barang berat aku juga yang di panggil pertama kali, ya hidup ku tidak suram suram amat lah setelah di sini, Tsukasa sudah ku anggap sebagai ibuku baptis ku walapun umur ku dengannya beda sedikit tapi sikap kedewasaanya melampaui orang dewasa yang sudah ku kenal"

"Tsukasa memang orang baik" ucap lembut Saki

"Benar, Saat Sayu juga akan menyewa apartemen Tsukasa juga dengan mudah memberikannya, padahal jika kamu tau Tsukasa adalah orang yang pintar membaca kepribadian"

"Oh maka dari itu saat aku bertemu dengannya dia langsung mengatakan padaku untuk segera mengambil dirimu Haruka kun"

"Huh jangan di ingat kalau urusan itu" balas ku

"Baik sekarang balik badan mu Haruka kun"

"Eh yang depan tidak usah" ucap ku

"Ya tidak imbang nanti, ayo berbalik jika kamu malu akan ku tutup matamu"

Aku berbalik dan Saki menutup mata ku dengan handuk kecil.

Kurasakan tangan kecilnya menyentuh perut dan dadaku.

"Saki kamu terlalu ke bawah sayang!" Ucao ku agak panik

"Ara kamu panik kenapa Haruka kun?"

"Tidak paaa nik hanya waspada"

"Sudah diam saja dan serahkan sisanya padaku"

Pijatan Saki sungguh enak

"Oy Saki jangan di buka aku malu"

"Tapi junior mu sudah tidak betah ku rasa di kurung disini"

"Jangan tidakkk jangan ishhh jangan tar jadi liar"

Saki tetap mbukanya nya tampaklah junior ku berdiri tegak di hadapannya (mataku masih tertutup handuk karena aku malu)

Berdirilah tiang setinggi 18 cm di depan wajah Saki.

"Hangat" ucap Saki saat memegangnya

"Hey jangan di pegang itu kotor" teriak ku

"Ara suami ku yang playboy ternyata sangat pemalu juga rupanya"

"Pokonya berhenti saja pijatnya sudah cukup" ucap ku

"Eh ya belum dong, masih ada plusnya ini mau tetap tiduran dan akan ku buat puas"

"Kurasa jika di video yang ku tonton seperti ini dan ini"

"Uwaaaa" ku rasakan tangan Saki naik turun dan di ujung kuraskan seperti jilatan kepalaku perlahan konslet

"Masukan mulut mu Saki chan" ucap ku agak malu

"Oke" Saki mulai memasukan junior ku ke mulutnya, walaupun tidak di , ia perlahan memaju mundurkan kepalanya

Sluph sluph

"Astaga Saki itu terlalu nikmat" aku yang sudah tidak tahan menyingkirkan handuk yang menutupi mata ku

Ku pegang kepalanya dan ku gerakan sesuai ke inginan ku.

"Aku akan cum" ucap ku lalu ku tarik kepala Saki se dalam mungkin menelan Junior ku

Swurr

"Ahhhha" ku lepaskan tangan ku pada kepalanya

"Ukhuk ukhuk Kamu kejam Haruka kun memaksa ku menelan cairan mu yang vegitu banyak dan memaksa junior mu masuk sepenuhnya" ucap Saki sambil batuk karena tersedak cairan ku

"Hehe maaf maaf baru pertama kali dan tidak bisa ku tahan maafkan aku"

Sebagai balasan ku silahkan kamu gantian tiduran di sini Saki san.

Kami berganti posisi dengan ku, ku mulai dari melepas pakaian atasnya dan lalu bawahnya dan terkahir pakaian dalamnya, laku ku jilati area Saki chan, entah kenapa sekarang aku tidak mimisan lagi.

Saki yang pertama juga merasakan hal yang luar biasa dengan setiap erangan erotis keluar dari mulunya.

Ku jilat secara liar dan ku mainkan sedikit bijinya.

"Aku cumm Haruka kunnn"

Kepala ku di tahan dengan tanganya untuk tetap di sana dan kedua kakinya menekan erat kepala ku.

Byurr

"Astaga Saki chan kamu kencing?"

"Hehehe maafkan aku mari lanjut saja di kamar mandi"

Ku bopong dia ala bridal style dan ku lanjutkan kegiatan silaturahmi kelamin di kamar mandi.

.

.

.

.

Nächstes Kapitel