webnovel

Ciuman

"Aw, aw, ehhh sakit, Yelin," keluh Santa dengan melototkan kedua bola matanya ke arah Yelin. Telihat tangan Yelin yang disedekapkan dengan sok coolnya, dia begitu karena tak ingin kalah dari Santa dan bersiap untuk membalas ocehan Santa nantinya kalau dia benar-benar menyebalkan, pokoknya tak mau dikalahkan oleh Santa sedikit pun. Tapi memang Yelin dari dulu seperti itu tak pernah bisa dikalahkan oleh siapapun, baik cewek maupun cowok tak ada yang bisa menandinginya karena dia bisa melindungi dirinya sendiri.

Yelin kini hanya bisa menggeram ketika melihat pelototan yang ditunjukkan oleh Santa itu, lalu dagunya diayunkan berulangkali dengan menunjuk ke arah Santa, sesekali matanya menatapi tangan Santa yang masih mendarat di pundak Raj. Menurut Yelin itu memang hal yang wajar kalau misalnya masih tercipta persahabatan dan hubungan mereka baik-baik saja, tapi mendengar hubungan mereka yang tak baik membuat Yelin melihat Santa seperti seorang yang munafik karena memamerkan kemesraan sebagai sahabat dengan tak ikhlasnya, jadinya dia bertindak menginjak kaki Santa dengan sangat keras memakai sandal swallownya itu. Untung saja Yelin hanya memakai sandal swallow, coba kalau memakai sepatu high heels dan semacamnya, pastinya kaki Santa akan lecet karena tergores oleh heelsnya.

"Kamu kenapa sih? Hellooo kan aku mendekap sahabatku ini, kenapa kamu jadi tak terima hayooo, iya kalau misalnya aku memelukmu jadi kamu sangat wajar kalau marah, lah ini Raj yang aku peluk saja diam, biasa saja, tapi malah kamu yang beraksi hmmm, dasar aneh, cewek psikopat, kok mau Raj sama cewek aneh sepertimu," lanjut Santa lagi.

Dia benar-benar tidak takut kepada Yelin. Meski ucapannya menurutnya hanyalah candaan semata, tapi menurut Yelin itu adalah makian dan sangat keterlaluan sekali, biasanya Yelin santai dengan candaan disertai makian kalau teman-temannya yang berucap pasti dia tidak akan memasukkannya ke dalam hati, tapi ini berbeda karena dia tidak mengenal Santa betul, juga mendengar tentang Santa dari Raj yang orangnya seperti itu. Jadi dia menjaga jarak darinya mulai sekarang dan sudah tak menganggapnya sebagai teman lagi, yang ada Yelin semakin ilfeel kepadanya.

"Hmmm jelas aku risih, dia pacarku, nanti semua orang melihat kalian gay bagaimana? Apa mau? Huh, cepat lepaskan! Atau kalau enggak aku akan semakin menginjak kakimu," ancam Yelin dan baru dia usai berucap sudah menginjak kaki Santa lagi. Jadi, mau tidak mau Santa pun melepaskan dekapannya itu. Wajahnya sudah tak seperti tadi yang biasa saja. Kini wajah itu sudah berubah garang karena sangat kesal kepada Yelin. Tapi Yelin biasa saja dan hanya cuek kepada Santa.

Raj yang melihat ulah Yelin dan Santa dia hanya mengamatinya saja, jadi dia kini tau kalau Santa tak seberapa berani kepada Yelin. Raj pun membatin. 'Hmmm ternyata Yelin menarik juga, aku tak salah kalau menjadikan dia pacar pura-pura, buktinya Santa percaya dan tak berani melawan Yelin dengan sangat ganas, jadinya Yelin bisa melindungi dirinya sendiri, sekarang aku lega. Semoga cerita ini gak akan bertahan lama, aku tak ingin menyeret Yelin ke dalam masalah dan semakin dalam, ke lembah mafia yang sangat rumit ini. Karena orang ceria seperti dia sangat tidak cocok berada di dekatku.'

Raj yang tidak suka berbelit-belit dan dia akan segera ada acara perkumpulan kepada semua anak buahnya juga para mafia yang lain, dia pun melihati jam yang ada di pergelangan tangannya, ia langsung berdehem terlebih dahulu, setelah dehemannya puas. Raj pun membuka suaranya.

"Sudah, sudah, jangan lakukan lagi perdebatan kalian, aku mau pergi karena ada acara lain, jadi tak bisa berlama-lama di cafe ini."

Yelin yang mendengar itu, sontak kepalanya langsung menoleh ke arah Raj. Senyumannya terlihat ditahan karena akan membalas ucapan Raj dengan rayuan mautnya. Mula-mula Yelin menggigit bibirnya dengan mengedipkan matanya ke arah Raj, tak lupa alisnya dinaikturunkan barulah dia membalasnya dengan suara yang genit, sungguh sangat gemulai dan membuat telinga bahkan hati siapapun yang berada didekat Yelin bergetar secara bersamaan.

"Kamu mau pulang, Sayang? Kenapa cepat sekali sih? Kita kan baru bertemu, Sayaaangkuuu, heyyy jangan dulu dong, berilah waktu aku sebentar lagi, oke, ya, ya, ya." Kepala Yelin sudah ditolehkan ke kanan dan ke kiri, godaannya itu membuat Raj bahkan Santa sesaat kehilangan kendali, keduanya melongo dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Malahan Yelin yang melihat Raj seperti itu, dia semakin berfikir untuk membuka semua trik rayuan mautnya. Bahkan kini Yelin semakin mendekat ke arah Raj, dari tadi dia tak berdiri, hanya duduk manis dan sesekali banyak tingkah karena Santa itu, tapi kali ini Yelin sudah tak mau duduk manis lagi, nyatanya kursi kayunya sudah digeser ke arah Raj dengan geseran badannya. Dia juga sudah sangat lancang memeluk Raj erat, memanfaatkan situasi dan kondisinya sekarang, menurutnya itu agar terlihat keren di mata Santa dan Santa menjadi iri hingga tak bisa berkutik lagi. Apalagi Santa yang sedari tadi tak bisa diam, duduk, berdiri terus-menerus membuat Yelin kepalanya pening, tapi ditahannya supaya tak selalu ribut kepada Santa saja.

Nyatanya sekarang Santa benar-benar iri dan sesekali menggeram, karena menurutnya kenapa Raj selalu beruntung darinya, karena dia selalu saja apes dan tak seberuntung Raj, maka-nya dia sekarang sungguh sangat membenci Raj.

Raj yang merasa risih kepada Yelin. Ia sesekali menendang kaki Yelin pelan. Yelin hanya bisa menahan tawanya saja. Bahkan dia semakin memeluk Raj erat. "Heeey lepaskan! Kalau akting jangan lebay," bisik Raj di telinga Yelin.

Tapi belum sempat Yelin membalas bisikan Raj, Santa menggedor mejanya yang ditempati mereka dengan tangan kanannya. Yelin spontan menoleh dengan ocehannya.

"Apa kamu gila? Kenapa? Kamu iri dengan kemesraan kita? Kalau tidak kuat melihatnya lebih baik kamu pergi saja sana! Aku juga belum memberikan ciuman perpisahan kepada, Raj, jadi pergi sana! Aku tidak mau Raj malu kalau ada kamu."

"Kamu mengusirku? Siapa juga yang iri, kalau mau ciuman lanjutkan saja! Aku sudah puas dengan yang namanya ciuman, cewekku sangat banyak, berbeda dengan Raj yang belum pengalaman, karena aku tidak pernah melihat dia berciuman."

Baru usai Santa mengoceh dan menghina Raj. Yelin semakin mendekatkan wajahnya. Kini dia mencium pipi Raj dan bibirnya yang menganga karena terkejut itu, jadinya kini keduanya berciuman. Raj yang tak ingin kehilangan kesempatan dalam kesempatan itu, ia membenarkan juga maksud dan tujuan Yelin berpura-pura itu, lagian meskipun pura-pura enak juga kalau suguhannya seperti itu, jadi Raj kini menikmati ciuman dari Yelin, bahkan ciuman itu spontan semakin memanas seperti ada magnet di dalamnya.

"Heeey kalian benar-benar tidak tau malu, hmmmm. Ya sudah bersenang-senanglah saja, sekalian belah duren di hotel biar enak, bye! Aku mau pergi!" Santa yang tak tahan dia pun pergi dengan kekesalannya.

Nächstes Kapitel