webnovel

Bagaikan Benalu

Meskipun Yelin berkata untuk pergi, tapi dia tetap saja tak beranjak dari langkahnya. Ia tetap mematung sembari melambaikan tangannya di depan Yufraj, membuat Yufraj semakin memerah karena marah, matanya juga membulat sempurna. Lalu Yufraj yang sungguh tidak tahan lagi, melemparkan bantal yang dipakainya ke arah Yelin dengan ganasnya. Sampai-sampai mengenai tubuh Yelin, untungnya berhasil diterima dan didekap oleh Yelin dengan baik.

"Astagaaaa jangan galak-galak jadi cowok, ini aku kembalikan bantalmu." Yelin kembali lagi berjalan mendekat ke arah Raj untuk mengembalikan bantalnya, seperti ada saja alasannya dan tak rela meninggalkan Raj yang tampan itu, padahal Raj terus mengusirnya, tapi Yelin tak jera juga dan dalam hatinya mulai sekarang dia akan menjaga Raj untuk menebus semua kesalahannya ini.

"Kenapa balik lagi? Katanya mau pergi? Iya, iya, aku akan mengingat namamu, Yola atau siapa tadi, pokoknya Y Y gitu, sana pergi!"

Tapi, gara-gara Raj salah menyebutkan namanya. Yelin kini malah duduk tepat di depan Raj. Dengan bibir yang dimiringkan dan tangan yang disedekapkan, seperti tak terima dengan ucapan Raj, lalu dia memprotesnya. "Bagaimana bisa kamu salah menyebut namaku? Lalu bagaimana kamu mengenal nama ibuku? Iya ibuku namanya Yola, kamu sungguh pintar sekali, apa kamu sudah dekat dengan beliau? Asiiik, berarti kamu calon menantu yang sungguh baik, aku suka gayamu yang sudah mendekati ibuku, baru mendekatiku, ternyata ohhh ada udang di baliknya."

Mendengar ocehan Yelin itu membuat Raj sakit kepala rasanya, kenapa ada makhluk wanita di dunia ini yang seperti dia, sangat GR dan bagaikan benalu yang menempel, menggerogoti hati dan pikirannya, benar-benar sial hidup Raj kali ini, sampai-sampai Raj memukul kepalanya berulang-ulang, agar tersadar dari mimpi buruknya ini bisa mengenal cewek seperti Yelin. Namun, yang pasti ini nyata, jadi mau tidak mau Raj harus menjalaninya meskipun berat, harus menghadapi semua kenyataan yang ada.

"Hmmm iya, maaf aku salah menyebut namamu, iya namamu Yelin, iya aku ingat, dan ingat ya namaku Yufraj, panggil apapun terserah, yang penting jangan panggil Raj, itu nama pribadiku, bagi orang yang penting tidak masalah, kalau bagimu tidak boleh, karena kau bukan orang yang penting buatku!"

Apakah ucapan Raj itu akan didengar oleh Yelin? Tentu saja tidak! Yelin terus membantah sesuai dengan keinginan hati dan pikirannya sendiri, dia hanya cengengesan. Namun, hati dan pikirannya menentang, dia selalu seenaknya sendiri, yang penting hidup itu harus dibuat santai, begitu pikirnya.

"Ya sudah, baiklah aku akan pergi, kalau ada apa-apa hubungi aku saja ya Raj ... aku sudah menyimpan nomorku di ponselmu dan aku juga sudah menyimpan nomormu di ponselku, keren bukan? Bye bye, Raaaaaj." Yelin benar-benar bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar meninggalkan Raj. Raj hanya menggeram kesal. Tapi dia senang setidaknya wanita yang dianggap dia gila sudah menjauhinya. Namun, dia sungguh tak habis pikir kenapa dia seenaknya saja menyentuh ponselnya, apalagi semua yang ada di ponselnya adalah privasi dan tak pernah ada yang berani menyentuhnya, tapi Yelin sungguh sangat lancang baginya.

Akhirnya Raj yang sungguh penasaran, ia meraih ponsel yang ada di atas meja itu. Melihati nomor ponsel yang disimpan oleh Yelin. Matanya sungguh terbelalak ketika membaca penyimpanan atas nama Yelin yang sungguh percaya diri sekali itu.

"Apa! Yelin cantik? Apa-apaan dia menamainya diri sendiri dengan narsis sekali, huh! Dulu ibunya sewaktu hamil salah makan mungkin jadinya tidak waras seperti itu, hmmm, lagian aku sepertinya sudah sembuh, sudah tak nyaman di rumah sakit, jelasnya banyak anak buah yang mencariku, aku harus bergegas pergi," oceh Raj yang sudah memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya.

Ia menarik selang infusnya dan mencopoti infus yang menempel di tangannya. Lalu dia menoleh ke sana ke mari agar tidak diketahui oleh dokter kalau ia mau kabur. Tapi bukan dokter yang memergokinya, melainkan deheman keras yang berasal dari suara yang ia kenali sebelumnya, siapa lagi kalau bukan Yelin.

Ternyata Yelin sedari tadi masih ada di luar, untuk menunggui Raj apabila butuh bantuannya, bahkan dia rela membolos kuliahnya demi Raj, dia ingin menebus semua kesalahannya, padahal Raj jelas-jelas sudah tak memperdulikan itu, dan tidak akan memasukkan Yelin ke dalam penjara, tapi Yelin sungguh mengotot untuk menjaga Raj dan takut apabila di penjara, jadinya dia bertindak seperti psikopat benalu seperti itu.

"Hayooo kamu mau ke mana, Raj? Mau kabur ya? Kan kamu masih sakit, jangan kabur! Di sini saja! Kan ada aku yang menemanimu, tenang aku sudah mengambil cuti hari ini buat kamu." Yelin sudah berdiri dan mencoba mendekati Raj, tapi Raj langsung menyodorkan tangannya tanda stop agar Yelin tak mendekatinya.

"Diam di situ saja! Aku alergi denganmu, lagian bukankah aku tidak memperbolehkanmu memanggilku, Raj? Hmmmm, tapi terserah kamu saja! Capek aku memperingatkanmu! Lagian kamu kenapa masih di sini? Bukannya tadi kamu sudah bilang pergi? Memangnya ada apa lagi hah! Benar-benar ingin aku cekik kamu biar mati sekarang juga!" Kali ini suara Raj benar-benar bervolume tinggi, itu artinya dia sudah sangat serius, geram, kesal menjadi satu, sudah tidak bisa dianggap main-main lagi.

"Aku tidak tega kalau meninggalkanmu, pokoknya kamu terluka karena aku, jadinya aku akan bertanggungjawab, mengabdi kepadamu, aku tidak ingin lari dari tanggungjawab, sekarang kamu mau ke mana? Aku antarkan untuk pulang," ucap Yelin yang benar-benar tulus itu, membuat Raj pasrah saja dan sudah sangat malas untuk berdebat lagi.

"Aku mau pulang, tidak betah lama-lama di rumah sakit, yang jelas terserah kamu mau berbuat apa aku tak perduli, dan jangan terlalu dekat denganku, jarak dua meter dariku! Awas saja kalau kurang dari itu!"

Yelin pun menyetujui saja ucapan Yufraj, baginya yang penting dia bisa dekat dengan Raj, itu lebih dari cukup, kapan lagi menurut dia, dekat dengan lelaki tampan? Dalam dunia yang asli seperti ini sungguh sangat jarang, apalagi dia hanya orang biasa, dan hanya bisa menghallu dan menghallu, tapi kali ini sepertinya mimpi itu jadi kenyataan, jadi harus dinikmatinya.

Dalam perjalanannya. Yelin sesekali menoleh ke arah Raj, dia sungguh lincah dalam membantu Raj untuk kabur dari rumah sakit, dan berhasil membuat Raj keluar dari rumah sakit itu. Sekarang keduanya sudah berada di dalam taksi dalam keadaan hening. Raj pun membatin.

'Boleh juga dia masalah kabur, lincah dan tak diketahui orang, tapi apakah dia ikut aku pulang? Apa dia wanita psikopat gila? Namun, kenapa aku sungguh sekarang tidak sekesal tadi meskipun dia ada di sampingku sekarang, apakah karena bantuannya aku merasa berhutang budi padanya? Hais benar-benar cewek ini merepotkan saja! Aku nanti harus bergegas menurunkannya, tunggu dan lihat saja bagaimana selanjutnya.'

Nächstes Kapitel