webnovel

1. Playboy Cap Kabel

Kata orang, cinta itu datang

Dari mata turun ke hati,

Tapi Aku mencintainya

Dari pantat naik ke hati.

Kenyataannya memang seperti itulah yang terjadi pada laki-laki yang bernama Yusuf Asabi terhadap Mario Stevanus tjoa. Sosok laki-laki berdarah chinese yang mengganggu otak kotor Yusuf akhir-akhir ini. Laki-laki yang menjadi partner kerja Yusuf. Lebih tepatnya, Mario itu teman kantor Yusuf dan satu ruangan kerja.

Semua diawali saat Yusuf tidak sengaja melihat Mario mandi. Bagi Yusuf, itu bukan salah dirinya. Salah Mario, kenapa tidak mengunci pintu kamar mandi. Salah perusahaan tempat Yusuf bekerja juga, kenapa menyatukan Yusuf satu kamar dengan Mario saat gathering seminggu yang lalu. Salah Mario, kenapa fokus mengencangkan bokong dalam kegiatan fitnes yang Mario lakukan. Salah Mario. Menurut Yusuf semuanya salah Mario. Tapi bokong bulat, mulus, menantang dan kencang itu masih jelas terngiang-ngiang dikepala Yusuf. Indah, sekal, putih, dan tak berbulu sedikitpun.

Apakah Yusuf gay?

Tidak, Yusuf bukan gay. Yusuf hanya petualang sex yang suka mencoba variasi baru. Termasuk anal sex yang akhir-akhir ini juga mengganggu pikirannya. Tapi permasalahannya, setiap wanita yang Yusuf temui, selalu menolak untuk disetubuhi dari belakang. Para wanita itu pernah mengatakan, ketika ditusuk dari bagian depan dengan pedang Yusuf, rasanya sangat menyakitkan, apalagi dari belakang. Itu yang membuat mereka tidak mau.

"Mas, woy!!" teriak seorang wanita yang datang menghampiri Yusuf.

Yusuf menoleh ke suara wanita yang menggertaknya dengan menggebrak meja kerjanya memakai kotak File yang wanita itu bawa. Yusuf tak sadar, sejak kapan wanita bernama Bella Tanesia ini berdiri didepan meja kerjanya. Bella adalah sekretaris pribadi CEO perusahaan tempat Yusuf bekerja dan pernah digenjot oleh Yusuf sekitar dua hari yang lalu. Bella memiliki tubuh sintal dengan pinggang yang langsing. Bella juga dianugerahi payudara berukuran 36B, bokong bohai yang menggiurkan, dan bentuk tubuh yang mirip dengan gitar spanyol. Apalagi saat Bella menggunakan Rok mini seperti saat ini. Membuat burung Yusuf berontak ingin menggenjot Bella lagi.

"kenapa Bella Tan?" tanya Yusuf dengan nada yang lembut pada Bella, wanita keturunan chinese. Pada dasarnya, Yusuf memang menyukai makhluk yang putih-putih. Mungkin jika ada pocong montok dan kuntilanak bohay, bisa saja disukai oleh Yusuf.

"dari tadi Bella ketuk pintu mas Yusuf nggak disautin, kirain lagi apa, taunya lagi ngelamun doang" gerutu Bella memanyunkan bibirnya yang sexy. Mana kuat Mas Yusuf. Bikin hati dan burung Mas Yusuf berdenyut.

Yusuf beranjak dari kursi, mengamati keadaan sekitar untuk memastikan aman. Lalu Yusuf berjalan ke belakang Bella dan memeluknya. Tangan Yusuf langsung meremas Payudara Bella yang dibalut blouse berwarna putih dan kutang tipis. Pelukan erat Yusuf membuat penis Yusuf langsung bersentuhan dengan tonjolan bokong bohai milik Bella.

"iih mas, jangan" larang bella, "ahh, emmh" Bella mendesah, ada-ada saja Bella, bilang jangan tapi tangan Yusuf dipegang agar tidak lari dari payudaranya.

"Kamu kesini buat nyerahin diri kan?" bisik Yusuf di telinga Bella.

"Mas shh, ahh.." Bella semakin mendesah saat tangan Yusuf lancang menyelinap masuk dari kancing blousenya, "Bella kesini mau nyerahin File buat Mario, mas uuh"

Yusuf menghentikan aktifitasnya dan memutar tubuh Bella lalu memagut bibir merah yang ranum itu.

"peuh" Yusuf meludah kecil. Rasa lipstik Bella mengganggunya.

Yusuf mengusap bibir, warna dari lipstik Bella menempel di bibir Yusuf. Yusuf tidak menyukai aroma lipstik yang bercampur air liur saat berpagutan bibir.

"Mario nggak masuk kerja" ujar Yusuf tak ingin lagi mencium Bella.

"kenapa nggak masuk?" tanya Bella mengeluarkan lipstik dari dalam saku roknya.

Bella menambah lipstiknya dan memberi tekanan pada bibirnya dengan merapatkan bagian atas dan bawah, Ia juga mengeluarkan Hapenya untuk digunakan sebagai cermin. Bella sesekali memonyongkan bibirnya sambil bercermin. Kenapa wanita serepot ini.

"kenapa mas, iih, nggak dijawab, sebel" Bella meremas selangkangan Yuauf.

Bella menurunkan resleting celana Yusuf, tangannya masuk dari celah resleting menggenggam batang Yusuf yang tegang dengan posisi mengarah ke samping.

"aghh..." Yusuf mendesah menahan nikmat dari elusan mulus tangan Bella.

"ini nih, yang bikin Bella kelojotan, gede mas, Bella suka" bisik Bella menjilat daun telinga Yusuf.

Yusuf balas meremas payudara Bella dari balik blouse Bella, "Kamu mau Mas jawab pertanyaan Kamu, atau Kamu mau disumpel anunya Mas?"

"Mas yusuf, Bella pengen" ujar Bella tanpa Malu.

Bella menaikkan lagi resleting celana Yusuf. Ia merapikan kemeja Yusuf yang sedikit berantakan. mengancingkan blousenya yang tadi sempat dilepas Yusuf untuk meremas payudara Bella.

Bella melangkah keluar, namun setelah meraih gagang pintu, Bella menoleh kebelakang menatap Yusuf dengan penuh gaya yang sensual.

"Bella tunggu Mas di tempat kemaren" ujar Bella mengerlingkan mata dan membuka pintu.

Mata Yusuf tertuju dengan paha mulus dan bongkahan bokong Bella yang kencang. Yusuf menelan ludahnya. Berpikiran jorok bagaimana jika Penisnya terselip di liang belakang Bella. Pasti rasanya sangat menjepit.

Yusuf berpikiran mencoba anal sex dengan Bella, barangkali Bella bisa diminta melakukan itu untuk mengobati rasa penasaran Yusuf. Sekretaris CEO itu memang sangat menggoda birahi Yusuf. Tanpa pikir panjang Yusuf menyusul bela ke luar.

"Mas Yusuf... mau kemana?" wanita lain memanggil nama Yusuf. Playboy cap kabel yang menaklukan banyak hati wanita.

Yusuf berhenti sejenak dan menoleh ke sumber suara wanita yang memanggil namanya. Wanita itu berlari pelan menghampiri Yusuf dari koridor yang memisahkan ruangan Yusuf dan ruangan lainnya.

"kenapa Dina?" tanya Yusuf mengencangkan ikat pinggang. Mau ena-ena ada saja penghalangnya.

Dina celingak celinguk, melihat kiri kanan, setelah dirasa sepi, Ia mencium pipi Yusuf secepat kilat "kunci ruang meeting katanya di Mas Yusuf?" tanya Dina.

Dina Lorensia, wanita yang menjabat sebagai asisten manager purchasing dengan body yang tak kalah menggiurkan itu juga pernah ditiduri Yusuf.

"ada di laci meja, ambil sendiri aja. Sekalian kondom yang di laci ambil juga, persiapan buat Mas main ke apartement Kamu nanti malem" goda Yusuf menepuk pantat bohai Dina.

Postur tubuh Dina itu mungil, tapi bokong dan dadanya tumpah ruah, itu yang membuat Yusuf tidak tahan untuk tidak menggoda Dina. Apalagi Dina adalah seorang janda muda beranak satu. Walaupun sudah tidak sempit, tapi Dina lihai bergoyang. Ditambah lagi Dina lebih suka posisi Woman On Top. Posisi yang sangat disukai Yusuf. Beberapa wanita kadang menolak posisi itu karena lelah jika bergoyang diatas.

"Mas mau kemana?" tanya Dina lagi.

"mau ke toilet, pipis" jawab Yusuf berbohong, "apa boleh Mas pipisin Dina?" Yusuf menyeringai mesum saat bertanya.

"iih Mas Yusuf, kalo pipis yang enak Dina mana nolak, tapi kalo pipis yang beneran, Dina nggak mau" Dina dengan centil memukul manja lengan Yusuf.

"Din, gimana tawaran Mas, boleh nggak?" tanya Yusuf menaikkan alis.

Yusuf menawarkan Dina untuk disetubuhi dari belakang. Ya, melalui bokong alias anal Sex. Yusuf memang penasaran dan ingin mencoba anal sex gara-gara cerita Yogi, teman kantor Yusuf yang juga seorang penjahat kelamin. Yogi pernah bercerita jika Ia sudah melakukan anal seks dengan pacarnya yang bernama Anya. Semenjak itu, Yusuf penasaran ingin mencoba sesuatu yang belum pernah Yusuf lakukan.

"Mas yusuf gelo iih!!" Dina kembali memukul Yusuf, "Mas nggak sadar ukuran, kalo kecil nggak apa-apa, ini tu kegedean Mas, di depan aja sesek ampe nggak muat, apalagi dibelakang, bisa robek Dina. Nggak mau Mas ah"

Lagi-lagi Yusuf mendengar jawaban yang sama dengan sebelumnya. Apa salah ukuran penis Yusuf, menurut Yusuf ukuran yang Ia miliki masih standar, masih banyak ukuran yang lebih panjang dan besar di video porno yang Yusuf tonton.

"kata Yogi, pacarnya keenakan, ketagihan malah, jadi nggak sakit" Yusuf berusaha membujuk Dina. Berharap Dina berubah pikiran dan menerima tawaran Yusuf.

"punya Yogi kan nggak segede ini mas" Dina meremas selangkangan Yusuf, "punya Mas seukuran tangan Dina, gimana Dina nggak ngeri ngebayanginnya"

"kok Kamu tahu ukuran Yogi kecil?" Yusuf menyilangkan tangan di dada, memberi Dina tatapan penuh curiga.

"iseng Mas, abisnya akhir-akhir ini Mas Yusuf susah diajak Fun, Dina kan pengen digaruk" jawab Dina menyunggingkan senyumnya yang sensual.

"Dina!!, lama amat, cepetan!" teriak bapak-bapak tua berperut gendut dan kepala botak di ujung belokan koridor. Tatio namanya, bapak tua itu manager Dina yang sering di plesetkan panggilannya oleh Yusuf menjadi Pantat, dari panggilan Pak Tat.

"iya pak, maaf!" teriak Dina segera masuk ke ruangan Yusuf.

Pak Tat melambaikan tangan dari jauh, Yusuf membalasnya. Tak lama Dina keluar membawa kunci di ruang meeting yang terbawa oleh Yusuf.

"kondom XXL nya udah Dina bawa ya Mas, awas kalo nggak dateng nanti malem" bisik Dina berlalu pergi meninggalkan Yusuf.

Bokong Dina geal geol, Yusuf berkhayal bisa menyelipkan batangnya disana, sekalipun Dina mengenakan celana bahan panjang, tapi tetap saja bongkahan bokongnya menantang.

Yusuf menepuk jidatnya, Dia hampir melupakan Bella. Yusuf segera berjalan cepat menyusul Bella, mengendap -  endap saat membuka pintu tangga darurat. Pintu yang dilarang untuk dilewati kecuali ada gempa, kebakaran dan keadaan darurat lainnya.

Bella terlihat kesal, wajah cantiknya ditekuk, "lama banget ishh" sungut Bella yang berdiri bersandar di dinding dekat anak tangga yang sedikit turun.

"maaf, tadi urgent" ujar Yusuf berbohong.

"Kondomnya mana Mas?" tanya Bella mengadahkan tangan.

"Kondom" Yusuf mengernyitkan dahi, Yusuf menepuk dahi lagi, Ia lupa membawa kondom. Bodoh. Ini sih bakal gatot, gagal ngentot.

"Mas lupa bawa, he.." Yusuf melempar senyum merasa bersalah.

"kok bisa sih!!" sergah Bella, "Aku nggak mau kalo kelepasan didalem, Aku mana mau hamil, bisa dibunuh Aku sama Rudi" sungut Bella.

"masa iya, suami dinas diluar kota setahun, istrinya hamil, kan nggak mungkin"

Bella Tan, Wanita sexy berdarah Chinese-Manado itu memang sudah menikah muda, walaupun tubuh moleknya tampak seperti gadis, tapi Bella tidak lagi perawan.

Yusuf tersenyum, melancarkan idenya, ini saat yang tepat untuk meminta pada Bella, "dari belakang aja Bell, cobain yuk!"

"gila Kamu mas!!" dua kali Yusuf dikatai gila, walau Dina mengatainya gelo, tapi sama saja, artinya gila. "nggak mau, ngeri, ganggu pencernaan" tolak Bella.

"lagian itu kan lubang jorok, Mas yusuf aneh aneh aja"

Yusuf menghembuskan nafas lelah. Dua kali ditolak, lalu kapan Yusuf bisa melampiaskan rasa penasarannya. Gara-gara Yogi Indra Saputra itu yang membuat rasa penasaran Yusuf semakin tinggi.

"Mas, Bella udah pengen, oral aja ya kalo nggak ada kondom, Bella pengen dijilmek"

Yusuf mengangguk pasrah, ya sudahlah, daripada Yusuf tidak merasakan apa-apa, lagipula nafsunya sudah diubun-ubun. Alhasil Yusuf segera berlutut menaikkan rok mini Bella, dan menyingkap sempak Bella yang berwarna Pink. Belahan vagina Bella harum semerbak di hidung Yusuf. Yusuf menghirupnya dalam-dalam. Vagina mulus tanpa bulu, Sesuai yang dicari Yusuf selama ini. Yusuf memang tidak menyukai bulu kemaluan orang lain. Sedangkan Yusuf sendiri memelihara bulu kemaluan yang lebat sampai ke lubang pantat.

Yusuf menjulurkan lidah, menjilat belahan vagina Bella. Yusuf memang suka menjilat vagina selain menjilat atasan agar bisa bertahan di perusahaan sebesar ini.

"ough Mas shh enaak, jilat terus Mas" racau bela meremas payudaranya sendiri.

Yusuf mencelupkan jari tengah didalam liang Vagina Bella, sambil terus melakukan jilatan. Jari Yusuf bergerak maju mundur merojok liang Vagina Bella, sedangkan lidahnya semakin liar menyapu dinding Vagina mulus tanpa bulu milik Bella. Yusuf menambah satu jari lagi didalam liang Vagina Bella. Bella semakin mendesah tak karuan.

"ough, Mas Yusuf, enaak Mas, aghh" racauan Bella tertahan. Ia meremas payudara yang ditutup blousenya semakin liar.

Yusuf bersemangat merojok Vagina Bella semakin liar, semakin kencang, hingga Vagina Bella becek dan serr serr cairannya belecetan mengalir keluar terkena lidah Yusuf dan mengalir dipaha Bella. Yusuf menjilat semua cairan kenikmatan Bella mulai dari paha ke liang Vaginanya.

"udah Mas, udah!!" Bella mendorong kepala Yusuf.

Pahanya bergetar. Sedangkan Yusuf masih menginginkannya. Cepat sekali Bella orgasme hanya dirojok jari saja.

"ayolah Bel, Mas mau ngegenjot" pinta Yusuf mengiba, Penis Yusuf tidak tahan ingin merojok lubang.

"tapi kan Mas Yusuf nggak bawa kondom" tolak Bella beralasan.

"Mas ambil dulu bentar" ujar Yusuf berdiri dan ingin pergi.

Bella menahan tangan Yusuf untuk tidak pergi, "nggak ada waktu Mas, Bella ada meeting sama Pak Tekyong" ucap Bella.

Yusuf kembali menghela nafas malas, penisnya sudah tidak bisa dianggurkan lagi. Yusuf berkata, " ya udah, isepin ya!".

Bella berlutut di bawah Yusuf, membuka resleting celana dan mengeluarkan burung Yusuf dari sangkarnya. Tanpa menunggu lama Bella segera menghisap pentungan Yusuf yang sudah menegang dan keras, lipstiknya ikut menempel di batang kejantanan Yusuf.

"Ough...Bell, huuh, isepin terus Bel" desah Yusuf memerintah.

Yusuf memegangi rambut panjang Bella dan menekan kepala Bella rapat ke selangkangannya.

"oeghh..Mas!!" Bella menepis tangan Yusuf, "jangan kasar!!" hardik Bella.

"iya, maaf. Terusin ya Bella cantik!" rayu Yusuf membelai poni Bella.

Bella kembali melumat penis Yusuf. Pipinya mengempot saat bibirnya menghisap seolah menarik penis Yusuf.

"aghh...Bell, ehmpp"

Penis Yusuf berdenyut, bersamaan dengan getaran handphone Bella. Bella melepas hisapannya di penis Yusuf.

"Fck!!" Yusuf mengumpat.

Bella menghentikan aktifitasnya demi mengangkat panggilan telepon. Dengan cuek Ia berdiri tak menggubris penis Yusuf yang masih nanggung.

"Hallo pak"

"iya pak, Saya kesana sekarang"

Bella mematikan handphonenya, melihat kearah Yusuf dengan senyum penuh penyesalan.

"ya udah sana" ujar Yusuf tanpa diberi tahu.

"maaf ya Mas, Bella janji nanti dilanjutin, Bella titip file kasih ke Mario ya" ucap Bella mencium pipi Yusuf dan berlari menaiki tangga, suara high heels bella sampai menggema.

"satt!!!" Yusuf mengumpat lagi karena siang-siang dibikin kentang.

Yusuf menyangkarkan lagi burungnya yang masih memberontak ingin mengefuckan sayap. Dibuat kentang itu memang tidak enak, kepala pusing, darah rasanya masih menggumpal dikepala, ingin dinetralkan tapi mana sudi Yusuf memakai tangan. Akhirnya Yusuf memutuskan untuk mencari pelampiasan.

Yusuf meninggalkan tangga darurat menghampiri Resepsionis yang perawannya Ia renggut saat diajak check in di hotel minggu lalu. Oh tentu, tidak hanya satu wanita yang berhasil buat bertekuk lutut menyerahkan dirinya. Di perusahaan sebesar ini sekurang-kurangnya ada 5 wanita yang bisa diajak Fun tanpa harus menjalin hubungan. Yusuf tidak suka terikat dengan sebuah hubungan yang dinamakan pacaran.

"hai, amanda" sapa Yusuf menaikkan Alis menggoda wanita yang duduk di belakang meja resepsionis, "ikut Mas bentar dong!"

"Mas, Aku lagi dapet, lagi nggak bisa" wanita yang bernama Amanda langsung menjawab seolah tahu keinginan Yusuf.

"Ngentd!! gagal lagi aja" Yusuf kembali mengumpat.

Dina meeting, Bella sibuk, Amanda datang bulan. Tenang, masih ada Rani dan Virna. Yusuf meninggalkan Amanda begitu saja, kalau tidak bisa digenjot, tidak perlu berlama-lama bertemu, buang-buang waktu saja.

"peler!!" panggil seseorang dari belakang Yusuf.

Ada saja penghalang untuk menuntaskan hasrat, kalau wanita yang memanggil Yusuf sudah pasti bersemangat. Masalahnya ini yang memanggilnya adalah suara si bajingan tengik bernama Yogi Indra Saputra. Jelas Yusuf tahu, tidak ada panggilan persahabatan lar ler alias peler selain Yusuf dan Yogi yang menggunakannya di kantor ini.

"wey!!, pisang ambon, kalo dipanggil nyaut!" gerutu Yogi menepuk pundak Yusuf yang tidak menoleh panggilannya.

"lu nggak bisa dieue, buat apa gua samperin!" Yusuf mendecak kesal menahan kekentangan yang terjadi pada dirinya.

"kenapa sih?, lagi sagne?" Yogi mentowel pentungan Yusuf yang memang masih mengeras, "eh busyet, gaceng" Yogi tertawa terbahak-bahak.

"gua pake lu ya nowel-nowel titit" ancam Yusuf.

"waduuh gawat, jangan dong, gua masih doyan kemem bosskuh" ujar Yogi cengengesan.

"gua pusing, mau nyari Virna atau Rani dulu, kentang gua gara-gara Bella"

Yogi memang sudah tahu busuknya Yusuf, Yusuf juga tahu busuknya Yogi, jadi memang tidak ada yang Mereka tutup-tutupi lagi.

"Virna kan cuti mau nikah, Rani pulang kampung" jelas Yogi.

"asem!!" umpat Yusuf pelan. "terus gua main ama siapa ler". Yusuf melirik Yogi, memberi kerlingan mata mesum, "gi, sepongin dong!, kentang nih!"

"bangsat lu" maki Yogi tak serius membuat Yusuf terkekeh, "pake temen lu aja noh, si Marimar" Marimar  adalah panggilan Mario yang Mereka plesetkan.

"nggak ah, mending lu aja gi, sekali-sekali lah lu cobain titit gua" balas Yusuf bercanda, jangan kira Yusuf serius dengan yang Ia katakan.

"temen seruangan lu kan homo, udah pake aja, gua bakalan diem kok" sahut Yogi tertawa.

"ngaco lu ler, badan sixpack kayak dia mana ada homo!!"

"banyak ler, cowok sixpack nyari yang sixpack. Katanya penasaran anal sex, coba ke Mario aja kalo cewek nggak ada yang mau" ujar Yogi, "makanya ler, kalo punya titit jangan gede gede, Standar Nasional Indonesia aja kayak gua, jadi bisa fleksibel masuk ke memek atau ke mebel"

"mebel!?" tanya Yusuf kebingungan

"memek belakang" seloroh Yogi tertawa.

Yusuf menggeleng-gelengkan kepala, ada ada saja memang sahabat brengsek yang satu ini.

"ya udahlah, udah nggak kepengen juga gua, udah ciut" jawab Yusuf jujur, karena pentungannya memang sudah menciut.

"ikut gua yuk ler!, gua mau ketemu client di coffeshop daerah tebet, biar lu nggak pusing, sekalian kita ngopi, client gua cewek bohay, ibu-ibu sih, tapi bodynya aduhai lerrr" Yogi sampai melukis bentuk body yang Ia jelaskan dengan meliukkan tangannya.

"tebet mana?" tanya Yusuf yang sudah waras.

"tebet timur" jawab Yogi.

"nah, kebetulan gua juga ada ketemu client ditebet, gua nemenin lu dulu, abis itu temenin gua, tapi sebelumnya sekalian mau ngasih file penting buat Marimar, lewat kossan si Marimar ya!"

"atur...siap aja gua mah" ujar Yogi yakin.

Yusuf bergegas menuju ke ruang kerjanya, mengambil file yang diletakkan Bella si pembuat kentang. Awas saja, Yusuf akan obrak abrik si Bella kalau ada kesempatan. Yusuf kembali menghampiri Yogi. Berjalan menuju lift, lalu turun ke basement menggunakan mobil Yogi. Mereka meninggalkan kantor yang berlokasi di daerah Sudirman itu.

Sesampainya di rumah besar dengan dua lantai, yang tak lain kossan Mario, Yusuf turun dari mobil Yogi, Yogi tidak mau menemani Yusuf masuk ke dalam. Yusuf sudah terbiasa menginap di kossan Mario, makanya Mario tidak percaya saat Yogi mengatakan jika Mario homo. Mario tidak pernah berbuat aneh-aneh padanya selama ini.

Keadaan kossan sangat sepi, karena hanya ada tiga kamar koss yang disewakan sehingga rumah ini tampak seperti rumah pribadi, Yusuf langsung menaiki tangga, Yusuf memang tidak mengabari Mario terlebih dahulu, tapi Yusuf yakin, Mario pasti di kossan. Mario itu anak rumahan, bukan seperti Yusuf yang bosanan. Tanpa mengetuk dan permisi, Yusuf membuka pintu kamar Mario.

"Marimar!" teriak Yusuf.

Yusuf diam mematung di depan pintu. Baru kali ini Yusuf melihat adegan mesum secara live, dan baru kali ini juga Yusuf melihat adegan mesum yang berbeda dari yang pernah Ia tonton. Mario sedang dirojok penis seorang laki-laki chinese dengan gaya doggystyle diatas springbed Mario. Yusuf melihat jelas, penis kecil milik laki-laki itu masih menempel di lubang anus Mario, bokong Mario yang sempat Ia lihat waktu itu, kembali Ia lihat hari ini, karena posisi Mario dan lelaki itu menyamping dari lokasi Yusuf yang masih tak percaya dengan yang Ia lihat. Mario yang syok melompat dari Springbed dan segera mengambil handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

"Sabi, kok nggak ngabarin kesini!?" tanya Mario tak berani menatap Yusuf. Mario memang memanggil Yusuf dengan nama Sabi, dari nama panjangnya Yusuf Asabi. Hanya dia yang memanggil Yusuf dengan nama itu.

Mario memberi kode agar teman sexnya pergi. Laki-laki yang berpenis kecil itu segera memunguti pakaiannya dan mengenakannya kembali. Lalu tidak sopan Dia mendengus saat melewati Yusuf. Mungkin karena kedatangan Yusuf yang mengganggu.

Yusuf tertawa didalam hatinya, jadi tidak hanya Yusuf yang kentang hari ini, ada laki-laki sixpack berpenis kecil yang juga kentang.

"sorry ya ganggu, gua cuma mau kasih ini doang, titipan dari Bella, katanya penting" ujar Yusuf masuk dan meletakkan file yang Ia bawa di atas springbed milik Mario.

Yusuf memutuskan segera pergi, sedikit bergidik ngeri dengan persenggamaan yang baru saja Ia lihat. Selama ini Yusuf sering bercanda towel-towelan dan bersikap so gay dengan Yogi, tapi sungguh itu hanya bercandaan mereka saja.

"Sab.." Mario memanggil Yusuf yang baru saja ingin kembali menarik tuas pintu kamar, Yusuf menoleh ke Mario yang memegangi handuk di pinggangnya, "jangan bilang siapa-siapa ya, gua mohon banget" ujarnya mengiba pada Yusuf.

"woles Mar, sorry ganggu ya, gua cabut dulu" sahut Yusuf keluar kamar dan meninggalkan Mario.

Yusuf sedikit terburu-buru menuju mobil Yogi yang menunggunya di depan, Ia menghela nafas saat masuk dan duduk di samping Yogi.

"kenapa lu lerr? kayak abis ngeliat hantu" tanya Yogi kebingungan melihat ekspresi Yusuf.

Bukan hantu, tapi memang horror bagi Yusuf. Tapi seru juga. Tapi, ah sudahlah Yusuf jadi bingung. Aneh tapi lucu baginya, entahlah Yusuf kurang paham bagaimana menjabarkan perasaannya.

"ya udah jalan lerr, tar telat" ujar Yusuf mengalihkan pembicaraan.

Yogi menyalakan mesin mobilnya dan segera melaju meninggalkan rumah kost Mario.

"tadi ada cowok keluar dari rumah itu, kayak kesel gitu tampangnya" cerita Yogi saat diperjalanan.

"oh.. iya itu, anu... ee sodaranya Marimar" Yusuf berbohong.

Yogi hanya mengangguk kecil.

"kirain lu mergokin Marimar lagi ngeue ama orang itu, hahaha" timpal Yogi tertawa.

"asal bacot lu peler, Do'i normal, jangan sembarangan ngejudge orang gay" Yusuf memarahi Yogi yang masih fokus menyetir.

"siapa yang ngejudge, lu tau si Rayan kan?, Rayan cerita sama gua, kalo pernah khilaf sekamar ama Mario pas gathering setahun yang lalu, dia sendiri yang ngaku kalo Mario pernah dia ebol" Yogi bercerita tak mau kalah, sehingga menyelipkan pihak lain untuk membantu meyakinkan Yusuf.

Tanpa Yogi yakinkan, Yusuf memang sudah memergoki Mario langsung. Tapi masalah Mario dengan si Rayan partner kerjanya si janda Dina. Yusuf baru dengar hari ini dari Yogi. Yusif tidak begitu perduli, bagi Yusuf itu bukan urusannya. Yusuf bukanlah tipe homophobia. Apapun jenis kelamin dan orientasi sexual orang, selagi orang itu baik, maka Yusuf juga memperlakukan dengan baik. Tapi bokong itu, bokong itu lagi-lagi merasuk di pikirannya. Dan penis Yusuf menegang memikirkannya.

Nächstes Kapitel