webnovel

Sedikit Tenang

"Adikmu akan marah, kalau mengetahui saudaranya yang lebih tua melakukan kekerasan seperti ini pada orang lain," timpal Manila.

"Maaf ... aku benar-benar menyesal," ucap Bandung kecewa pada dirinya sendiri. Tanpa sadar air mata Bandung mulai menetes. Dia memang menjadi yang terkuat dalam urusan fisik untuk di sekolahnya namun dia sebenarnya adalah orang dengan hati yang sangat rapuh. Agak kontras dengan penampilan atletis yang ia miliki.

"Ah sial. Siapa yang menyemprotkan cairan bawang di sini!" ujar Bangkok dengan suara nyaring. Remaja laki-laki itu berusaha menghibur temannya yang sedang bersedih. Bangkok turun dari tempat tidurnya dan langsung menarik kerah baju Bandung dan menatapnya dengan tatapan tajam. "Kau sudah berjanji untuk menjadi kuat saat kau pertama kali datang ke sekolah ini. Dan aku sangat berharap padamu untuk memegang kata-katamu waktu itu!"

Manila yang melihat aksi Bangkok hanya diam saja. Sejujurnya ini adalah bagian yang ia cukup sukai, ketika Bangkok mulai mencoba menghibur salah satu temannya yang mulai terluka. Romantisme seperti ini adalah hal yang ia sukai.

Bandung menatap wajah Bangkok lalu tersenyum seperti orang bodoh. "Maaf, sepertinya aku benar-benar menjadi sangat cengeng di sini," katanya kecewa pada dirinya sendiri.

"Ck. Kalau kau terus bertingkah seperti banci di sini, sebaiknya kau lepas saja peringkat satu fisikmu itu dan berikan posisi itu padaku! Karena orang lemah sepertimu benar-benar tidak pantas untuk menyandangnya." Bangkok menyeringai sangat lebar dan remaja laki-laki itu bersiap untuk membanting tubuh Bandung setelah memegang kerah bajunya dengan sangat kuat.

BRUAK

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Karena yang membanting bukanlah Bangkok melainkan Bandung yang langsung menghempaskan tubuh temannya tersebut ke atas permukaan lantai keramik. Meskipun terbilang kasar, Bangkok sama sekali tidak marah saat mendapatkannya dia justrus tersenyum puas.

"Dan seperti itulah yang selalu ingin aku lihat darimu," kata Bangkok bangga.

"Bisakah kalian berdua berhenti melakukan kebodohan? Kita harus segera kembali ke kelas. Tampaknya batas toleransi kita benar-benar sangat terbatas. Kalian tahu, bahwa kita ini anak-anak kelas elit dari sekolah ini bukan?" Manila menatap datar ke arah kedua temannya tersebut. Dia juga menunjukkan layar ponsel pintarnya ke arah Bandung dan Bangkok. Di layar sana terdapat pesan yang dikirimkan oleh ketua kelas yang memperingatkan dirinya serta kedua temannya untuk segera kembali ke kelas. Karena jika tidak mereka akan mendapat hukuman.

"Sialan. Bukankah, Kyoto sudah meminta izin?" tanya Bangkok dengan peraaan jengkel.

"Kau percaya pada gadis itu? Dia berusaha menipu kita untuk tidak hadir dalam kelas karena dia tahu kita akan mendapat hukuman setelahnya," balas Manila yang sudah mengetahui betul sifat-sifat licik teman kelasnya tersebut. Jangan pernah mempercayai anak-anak kelas 10 A karena setiap anak-anak yang berada di kelas itu, memiliki perangai buruk yang siap menjatuhkan satu sama lain untuk mendapat peringkat teratas.

"Ah mati-mati sialan, dasar semuanya memiliki hati iblis," sesal Bangkok. Bangkok sendiri sejujurnya merasa cukup terintimidasi oleh anak-anak di kelasnya yang selalu berlaku curang pada dirinya. Tidak hanya melibatkan urusan kekerasan fisik, teman-teman kelasnya itu juga suka mempermainkan mentalnya.

"Jangan terus mengeluh. Kau terlihat seperti bayi dengan popok sekarang. Kalau kau bertingkah seperti ini, psikopat-psikopat di kelas kita akan tertawa melihatmu," ujar Manila sembari membantu memapah Bandung untuk berdiri.

***

Biar kuberi sedikit informasi padamu. SMA Algea merupakan SMA swasta terbaik di Jakarta dan mendapatkan peringkat sekolah teratas terbaik se-Indonesia. Memiliki sistem metode pengajaran yang unik membuat siswa-siswanya menjadi sangat unggul. Namun yang menjadikan sekolah ini terlihat semakin unggul adalah berkat anak-anak kelas 1 yang dijadikan sebagai pondasi dasar sekolah ini. Di mana berkat anak-anak kelas 1 inilah, SMA Algea semakin dikenal atas prestasinya. Dan ini merupakan fakta karena 80% prestasi SMA Algea berhasil dicetak secara murni oleh anak-anak kelas 1 sementara 20% hanya dicetak oleh anak kelas 2 dan 3 saja.

Bisa dikatakan anak kelas 1 merupakan budak berlabel siswa sekolah favorit. SMA Algea juga menerjunkan secara langsung anak-anak kelas 1 dalam aksi ilegal yang dilakukan oleh pihak sekolah. Bisa dikatakan aksi ilegal itu merupakan ujian yang harus dilakukan oleh anak kelas 1 demi mendapatkan peringkat teratas, agar kelak pantat mereka tidak ditendang dari sekolah favorit tersebut. Dan karena itulah Bandung yang menjadi salah satu siswa yang mendapat beasiswa harus berjuang mati-matian untuk mengamankan posisinya di sekolah ini.

PRAK

Bandung mendapat cambukan kerasa di perutnya. Dan bisa dipastikan rasa sakitnya bukanlah hal yang main-main.

"Itulah hukuman yang pantas untuk didapatkan oleh anak nakal sepertimu. Astaga kau itu hanya siswa yang mendapat beasiswa di sini sebaiknya jangan terlalu berlagak sok pahlawan!" ujar Mr Italia yang merupakan wali kelas sekaligus guru matematika di kelas 10 A. Pria muda berusia sekitar 25 tahun dan merupakan anak bungsu dari ketua mafia Camorre yang sangat terkenal kejam. Mr Italia sendiri dikenal dengan metode mengajarnya yang selalu identik dengan kekerasan. Jika anak laki-laki membuat kesalahan ia akan memberi hukuman fisik namun jika anak perempuan yang membuat kesalahan ia akan memberi hukuman secara mental.

"Maaf ... saya benar-benar minta maaf. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan biarkan kedua teman saya tidak mendapat hukuman," pinta Bandung berusaha menyelamatkan Manila dan Bangkok.

Mr Italia menatap tajam ke arah Manila dan Bangkok. Sejujurnya tidak ada gunanya meminta belas kasih dari Mr Italia karena apapun yang terjadi pria itu akan tetap mencoba memberi hukuman pada siswanya yang ketahuan melanggar peraturan.

"Kalian berdua jilat sepatu saya kalau tidak mau mendapat cambukan!" perintah Mr Italia dengan suara tegas.

Manila dan Bangkok hanya saling bertatapan satu sama lain. Tentu saja keduanya tidak akan pernah mau melakukan hal tersebut. Namun sayangnya keduanya juga menyadari tidak bisa menolak perintah dari guru kejam tersebut. Dengan terpaksa, Manila dan Bangkok membungkuk dan bersiap untuk menjilat sepatu gurunya tersebut.

SLRUP

Sepatu Mr Italia berhasil terjilat namun bukan dengan lidah Manila atau Bangkok melainkan lidah Bandung. Remaja laki-laki asal Indonesia itu mendorong kedua temannya untuk menjauh dan segera menggantikan keduanya untuk menjilat sepatu Mr Italia.

"Mencoba menggantikan hukuman untuk temanmu? Ah romantis sekali kalian ini," ejek Mr Italia dengan ekspresi wajah seperti badut Pennywise. Mr Italia kemudian menendang tubuh Bandung lalu segera menghadiahinya dengan cambukan. "Meskipun romantis, itu sama sekali tidak membuatku merasa kasihan denganmu. Kau terlalu bodoh dan naif, saya sangat membenci hal tersebut!" Mr Italia tidak henti-hentinya melayangkan cambuk ke arah tubuh Bandung.

Nächstes Kapitel