webnovel

Goa Misterius

Ini aku Li De, tahun ini aku sudah berumur 8 tahun. setahun sejak kematian kepala desa lama. sekarang desa untuk sementara dipimpin oleh para tetua. karena semua buku dirumah kepala desa sudah kubaca, untuk sesaat aku sama sekali tidak punya kegiatan. tapi sekarang aku berpetualang menyusuri sekitar desa termasuk danau dan desa desa tetangga.

Sekitar perjalanan 30 menit dari desa kami ada sebuah desa lain ditimur jadi, hari ini mungkin saya akan kesana. perjalanannya cukup melelahkan karena banyak rintangan seperti pohon yang tumbang dan lubang yang dalam jadi aku harus berhati-hati.

hampir 25 menit saya berjalan saya akhirnya melihat sebuah desa lain. jadi saya mencoba memasuki desa tersebut namun dihentikan oleh para penjaga. mereka bertanya dari mana asalku?

"uhhh.. aku berasal dari desa di barat sini"

mendengarnya penjaga tersebut cukup terkejut. mungkin karena faktanya aku masih anak kecil didunia ini melintasi hutan sendirian. yahh, penjaga tersebut pun mengizinkan aku masuk.

Aku pun berkeliling disekitar desa tersebut. setelah mengamati beberapa saat, desa ini sekilas terlihat mirip seperti desaku, namun keadaannya lebih baik. mereka bahkan memiliki pandai besi untuk membuat senjata sendiri, sedangkan desa kami sepertinya harus membeli dari luar.

Aku cukup tertarik dengan senjata didunia lamaku, mungkin aku akan masuk dan melihat-lihat.

--Pintu terbuka--

"Selamat datang"

Kata si tukang pandai besi. didinding ruangan tersebut terpajang banyak senjata senjata. ada pedang yang besar, tombak, panah dan anak panahnya.

Lalu situkang besi itu datang padaku dan berkata

"Hey ... perkenalkan namaku Lao Da satu satunya pandai besi didesa ini"

Dia mengucapkannya dengan nada yang bangga .... aku hanya melihatnya dengan aneh.

Lalu aku lanjut melihat lihat senjata. mengingat bentuknya agar saat pulang bisa kugambar disebuah buku sebagai penelitian. sipandai besi itu hanya melihatku lalu bertanya

"Hey adik kecil apakah kau mencari senjata?"

"iya"

Jawabku..

"Hmmm melihat dari ukuran tubuhmu, sepertinya kamu belum cocok untuk memakai pedang"

Kata Lao Da. lalu aku bertanya

"Bagaimana jika sebuah pisau kecil?"

Sepertinya Lao Da langsung bersemangat dia ke ruang dibelakang tokonya.

--Suara berisik--

Sepertinya dia sedang mencari pisau yang cocok untukku. yah hiraukan saja kita lanjut menelitinya.

Tak lama dia kembali membawa sebuah ...pisau? lebih mirip pedang yang kecil lalu dia berkata

"ini ambil saja.. lagian benda ini hanya membuat gudangku penuh"

Dengan herannya aku melihat sebuah pedang kecil yang sangat pas untuk tanganku. lalu aku mencoba melepas sarungnya..

Woahh ini pedang yg bagus. Lalu aku berterima kasih pada si Lao Da dan pergi. dia tidak mempedulikannya dan lanjut bekerja. mungkin dia agak cuek tapi dia orang yang baik.

Dalam perjalanan pulang, sambil melihat lihat pedang ini kucoba untuk menebas udara...

"Ringan" bisikku. pedang ini mungkin dapat membuat bekas yang cukup dalam di pohon.

Yahh ini hutan tidak boleh merusak lingkungan.

Tanpa sadar aku sudah hampir sampai, tapi tiba tiba sepertinya ada yang mengalihkanku untuk sesaat. ada sebuah pohon besar Dangan sedikit goresan yang mengarah kearah tertentu. lalu mengikut arahnya menuntunku kepohon lainnya lagi dan lagi hingga aku tiba di danau Naga Air. kukira itu hanya petunjuk jalan biasa, namun setelah disana sepertinya aku melihat sesuatu didinding danau seperti ada celah celah.

Aku melihatnya lebih dekat dan itu sebuah celah besar. lalu saat aku berada diatas celah tersebut aku menyadari sesuatu. jika bayangan pohon disekitar sini sangat pas untuk menutupi celah tersebut, mungkin itu penyebab nya tidak ada yang mengetahuinya.

Tanpa pikir panjang aku langsung menyelam membawa pedangku dan masuk ke celah tersebut. tapi, entah bagaimana seperti ada sihir disini. didalam kering tidak seperti diluar yg penuh air.

Sepertinya ini bukan celah biasa, terlihat ada beberapa jejak kaki disini yang sangat dalam seolah seseorang sudah berdiri disini untuk waktu yang lama.

Mencoba memastikan apakah tanahnya lembek atau tidak, aku melempar sebuah batu dan benar saja tanah disini seperti pasir hisap. tapi saat aku mencoba melempar batu ke bekas jejak kaki sepertinya itu tanah keras.

Lalu mencoba mengikut jejak tersebut dengan cara berpijak diatasnya. ini sulit karena ini jejak dan jarak kaki orang dewasa, jadi bagi kakiku yang pendek ini, ini agak sulit. semua jejak ini menuntun ku ke 1 tempat . speerti sebuah ruangan besar dengan sebuah mulut goa yang besar.

Didalam Goa tersebut terdengar suara mendengkur yang keras seperti seseorang sedang tidur.

Aku mencoba memasuki Goa tersebut namun saat kakiku menginjaknya suara dengkuran itu berhenti. tiba tiba semua buku kudukku merinding. ini rasa intimidasi yang kuat.

Lalu keluar sesuatu....

Naga?

Nächstes Kapitel