Damar menatap Zoya yang berada di hadapannya.Ia melihat yang lain, Damar menjatuhkan pistol yang ia pegang sejak tadi.
"Damar..?" Panggil tuan Reza
"Aku harus ke rumah sakit." Ucap Damar
Damar melangkah pergi, ia terhenti saat Zoya menahan tangannya.
"Aku ikut, Ayo.!" Ucap Zoya
Zoya menarik Damar pergi dari sana, mereka naik mobil lalu pergi ke rumah sakit.
Dalam perjalanan keduanya sama-sama diam, tak tahu harus memulai pembicaraan bagaimana.
"Ay,," Ucap Damar sedikit ragu untuk memulai pembicaraan
"Tadi, aku sangat takut karna kamu." Ucap Zoya
"Maafkan aku, Ay. Maafkan aku karna aku membuatmu takut." Ucap Damar
"Seharusnya kamu cari tahu dulu benar dan salahnya. Damar, jika benar ayahku membunuh ayahmu, aku pasti akan meminta ayahku mengakui kesalahannya." Ucap Zoya
" Dulu, saat ayah dan ibu meninggal. Aku dan Adit tak punya tujuan, aku hanya berpikir harus mencari tahu kebenaran dari kematian orang tuaku dan membalas penjahat itu. Tuan Agra datang ke pemakaman dan menceritakan semua tentang ayah dan tentang ayahmu yang kejam." Ucap Damar
" Apa sejak awal, kamu hanya menganggapku alat untuk balas dendam? Apa hanya kunci untuk masuk kedalam rumahku?" Tanya Zoya
" Aku berniat seperti itu namun tidak bisa. Aku benar-benar jatuh cinta padamu, aku berusaha mencari salah dan benar dalam cerita tuan Agra tapi yang selalu aku temui adalah ayahmu bersalah." Ucap Damar
"Aku akan ceritakan semua yang aku tahu padamu, aku harap kamu bisa tahu salah dan benarnya." Ucap Zoya
Langit hanya diam menatap Zoya.
"Ayahku memang seorang ketua gangster, dia terlihat jahat dan seram tapi dia tidak pernah membunuh. Ayahku dan teman-temannya kerja sama dengan polisi untuk menangkap pria bernama Agra, Saat orang tua kamu datang ke pesta ayah. Ayahmu bilang memiliki bukti kejahatan Agra dan dia pergi bersama istrinya menuju kantor polisi. Tak lama mereka pergi, ayah mendapat telpon dari kepolisian dan memberitahu bahwa ayah dan ibumu mengalami kecelakaan dan tewas." Jelas Zoya pada Damar
"Ayahku datang ke rumah sakit tapi dokter bilang kamu dan adik kamu telah pergi. Lalu kami ke pemakaman namun terlambat, kalian berdua sudah tidak ada." Lanjut Zoya
"Agra membalikkan ceritanya, dia menjadikan ayahmu sebagai penjahat . Aku percaya karna dia yang menjaga dan merawat aku." Ucap Damar
"Sekarang kita tahu kisah yang sebenarnya, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Zoya
"Aku tidak tahu,Ay. Yang pasti aku harus menghukum yang jahat, meski dia orang yang merawat diriku." Ujar Damar
Zoya memegang erat tangan Damar dan ia tersenyum pada Damar.
Damar dan Zoya sampai di rumah sakit. Keduanya menemui Adit yang duduk di tempat tidur.
"Kak," Ucap Adit
Damar mendekat lalu memeluk adiknya, ia begitu lega karna adiknya telah sadar dan baik-baik saja.
Damar melepaskan pelukannya dari Adit.
"Kak, selama ini tuan Agra berbohong pada kita. Yang membunuh ayah dan ibu adalah dirinya, kak kita harus balas dia!" Ucap Adit
"Iya, kamu tenang aja." Ucap Damar
"Apa dia kekasih kakak?" Tanya Adit sambil melihat Zoya.
"Dia," Ucap Damar terpotong karna Zoya
"Iya, aku calon istri Damar." Ucap Zoya sambil tersenyum.
"Wah, sungguh. Ah, jadi dia adalah Ay yang selalu kakak sebut?." Tanya Adit sembari menggoda Damar.
"Oh, jadi Damar pernah sebut namaku? Apa katanya?" Tanya Zoya
"Kakak bilang, di rumah yang berbahaya ada bunga yang indah dan lebih berbahaya di banding para pembunuh di rumah itu. " Ucap Adit
"Pembunuh?" Tanya Zoya menatap Damar
"Ay, itu.. saat aku belum tahu yang sebenarnya. Tapi benar, kamu bunga yang indah dan lebih berbahaya." Ucap Damar
"Lalu?" Tanya Zoya
"Aku berusaha untuk tidak mencintai kamu tapi aku gagal. Kamu, sikap kamu padaku seperti apapun itu tetap saja aku jatuh cinta sama kamu, Ay." Ucap Damar serius
"Itu artinya pesona aku luar biasa, karna kamu pun goyah olehku ." Ucap Zoya
"Uhuck..uhuk.." suara batuk Adit yang terdengar sengaja.
"Ada apa? Mau minum?" Tanya Damar menatap Adit
"Tidak. Hanya saja, kalian berdua terlalu asyik berdua. Aku merasa seperti obat nyamuk." Ucap Adit
"Maafkan kakak." Ucap Damar
"Sekarang kakak akan apa? Aku tahu sejak bertemu dengan tuan Reza dan sebuah mobil menabrak ku. Sebelum aku tak sadarkan diri sepenuhnya, aku melihat tuan Agra mendekat padaku." Ucap Adit
"Kamu tenang aja, Aku akan bahas ini bersama tuan Reza." Ucap Damar
Damar tersenyum pada Adit dan Zoya.
Di tempat lain, Agra bersama dengan Baron.
"Ada hal penting tuan." Ucap Baron
" Apa?" Tanya Agra
"Damar mengamuk di rumah Reza Wijaya." Ucap Baron
"Lalu?" Tanya Agra
"Sepertinya dia berhasil menahan emosinya dan sekarang dia berada di rumah sakit, Adik Damar sudah siuman." Ucap Baron
"Baik, terus awasi dia. Akan merepotkan jika dia tahu yang sebenarnya terjadi." Ucap Agra
"Tuan, apa menurut tuan ,Damar tidak tahu semua yang terjadi? Bagaimana jika dia terpengaruh oleh ucapan dan sikap Reza?" Tanya Baron
"Tenang saja, Damar sudah sangat percaya padaku. Dia tidak akan percaya pada Reza atau pun orang lain." Ucap Agra
Baron hanya diam, menatap Agra yang tersenyum padanya .
Hari sudah malam, Damar dan Zoya berada di rumah tuan Reza.
"Sejak awal aku tahu kalau kamu salah paham tentangku. Tapi aku tetap saja membiarkan kamu karna aku tahu ,kamu pasti akan tahu kebenaran dari semua ini." Ucap tuan Reza
"Maafkan aku tuan." Ucap Damar
"Lalu sekarang apa yang akan kamu lakukan?" Tanya tuan Reza
"Tetaplah seperti dulu, pura-pura tak tahu tentang niat balas dendam aku. Aku harus menyakinkan tuan Agra bahwa aku masih percaya padanya, Aku harus menemukan bukti kejahatan dia. Karna itu, bantu aku Tuan." Ucap Damar
"Tenang saja, aku akan selalu membantu kamu. Yang perlu kamu lakukan untukku hanya baik-baik, jangan terluka atau apapun yang membuatmu sakit.!" Ucap tegas tuan Reza
Damar tersenyum pada tuan Reza.
"Sepertinya ini awal dari semuanya, awal yang sesungguhnya untuk membalas penjahatnya. Aku pasti akan menghukum dia!" Suara Damar
Zoya memegang erat tangan Damar, ia tersenyum tampak mendukung Damar.
Hari ke hari, hari pernikahan semakin dekat. Damar masih mendapat kepercayaan dari Agra.
Damar bersama Zoya di sebuah butik, Zoya mencoba baju pengantinnya.
Damar duduk, menunggu Zoya keluar dari ruang ganti.
Tak lama, Zoya keluar dari ruang ganti dan Damar terpesona karna kecantikan Zoya.
"Bagaimana? Apa calon istrimu ini cantik?" Tanya Zoya tersenyum
"Sangat cantik dan aku sangat terpesona." Ucap Damar
"Jadi itu artinya kamu jatuh cinta lagi sama aku?" Tanya Zoya menggoda Damar
" Iya, aku jatuh cinta lagi sama kamu." Ucap Damar tersenyum
Keduanya tersenyum satu sama lain.
Mereka di luar butik, jalan menuju parkiran mobil. Dari arah depan sebuah mobil melaju cepat kearah Damar dan Zoya.
"Ay,,," teriak Damar sembari menarik Zoya menghindari mobil itu .
Mobil itu berhenti dan banyak pria keluar dari dalam mobil, mereka memegang tongkat besi dan mendekat pada Damar dan Zoya.
Damar menatap tajam pria-pria yang ada di hadapannya.