webnovel

Bab 154 Dua Bersaudara

Entah sudah berapa lama aku bersembunyi di tempat ini. Aku tidak tahu kapan tubuhku akan menyerah pada keputusasaan saya. Entah kenapa aku masih belum mati meski sudah memotong asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhku.

Aku menolak untuk makan atau minum dan menarik jarum infus dari tangan. Yang aku lakukan hanyalah tidur, bangun hanya untuk membenturkan kepala ke dinding sebelum dokter akhirnya membiusku dengan jarum suntik ajaibnya. Namun demikian, malaikat maut tidak pernah menjemputku, dan meninggalkanku di tempat gelap yang tak berujung ini.

Mengapa? Kenapa mereka masih mempertahankanku? Bukankah mereka sudah tidak menginginkanku lagi?

'Karena kau, aku kehilangan putriku. Kembalikan putriku padaku!!'

Tapi aku juga putrimu. Apakah keberadaanku tidak sepenting putri ibu yang lain?

Aku hanya melakukan apa yang ibuku minta dan berniat untuk meninggalkan dunia ini, tapi… kenapa tidak ada yang membiarkanku mati?

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel